Minggu pagi. Adalah hari dimana banyak orang menyempatkan diri untuk pergi walau sekedar berolahraga ataupun membeli kebutuhan satu minggu ke depan. Adapun beberapa orang yang menikmati pagi itu dengan tidur di pulau kapuk dan bermain disana sampai siang.
Begitupun Minseok. Kini dia sedang berdiri sambil membawa beberapa barang untuk piknik. Dia menoleh ke kiri dan kanan, mencari keberadaan seseorang. Begitu dia melihat batang hidung orang yang dicari, dia langsung berteriak,
"JONGDAE!"
Orang yang dipanggil menengok ke sumber suara dengan wajah melongo. Menyipitkan mata, lalu berlari menuju Minseok.
"JANGAN LARI! KAMU NANTI--"
Bruk!
Minseok menggelengkan kepalanya dan membantu Jongdae berdiri. Jongdae hanya tertawa melihat wajah khawatir Minseok
"Maaf, hyung. Aku takut terlambat, tadi bis yang ku tumpangi bocor ban ditengah jalan, jadi aku harus menunggu bis pengganti,"
"Kenapa tidak menelponku?"
"Lupa," jawab Jongdae sambil menggaruk kepalanya
"Ck, kali ini kumaafkan. Tapi besok, kabari aku. Sekarang bantu aku bawa barang-barang ini. Yang ringan saja,"
Jongdae mengambil tikar serta keranjang kotak milik Minseok, lalu berjalan terseok menuju taman. Minseok menuntun Jongdae dengan hati-hati agar tidak jatuh lagi. Setelah mereka sampai, Minseok menggelar tikar, sedangkan Jongdae menata makanan dan minuman yang dibawa tadi.
"Kamu kapan kontrol lagi?" tanya Minseok sambil memberi jelly ke Jongdae.
"Nggak tahu. Kata Dokter tunggu reaksi selanjutnya. Jika masih aman, tidak perlu cek lagi,"
"Tapi aku lihat, matamu mulai merah lagi " Aku menunjuk mata kiri Jongdae.
Jongdae mengucek matanya kasar. Segera Minseok menghalau tangan itu. Jongdae memang memiliki kekurangan di matanya. Karena minusnya terlalu tinggi, ditambah matanya sangat sensitif.
Kaki kiri Jongdae juga lumpuh. Dia pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan syaraf di kakinya rusak. Karena kejadian itu, Jongdae menjadi takut menyebrang jalan. Itu sebabnya Minseok tadi sangat khawatir ketika Jongdae tidak segera datang
"Tenang, hyung. Santai. Sekarang, kita makan"
Minseok mengangguk lalu mulai mengambil camilan. Beberapa orang mulai melihat mereka berdua.
"Lihat orang itu, gendut sekali"
"Lihat makannya, ck.. Ck.. Ck.. Seperti babi"
"Kasihan temannya, makanin sisa dia"
"Perutnya keluar kayak ibu hamil"
Minseok menurunkan roti yang dia pegang, lalu menunduk. Dia memperhatikan Jongdae makan. Jongdae makan dengan lahap, beberapa kali Minseok melihat Jongdae mengambil roti dan kripik, lalu meminum satu botol cola berukuran sedang
"Dae, kamu nggak takut gendut?" Tanya Minseok. Jongdae menggelengmenggeleng
"Tubuhku tidak mudah gendut, hyung. Kenapa? Apakah aku makan terlalu banyak? Oh, maaf, hyung. Aku bukannya--"
"Tidak, tidak apa-apa. Makanlah yang banyak."
Jongdae kembali menyantap makanannya, sedangkan Minseok menaruh rotinya. Dia memegang perutnya yang sedikit membuncit, lalu melihat perut Jongdae.
Dia sedikit iri dengan tubuh Jongdae yang tidak mudah gendut. Mata hazel yang menyipit lucu ketika tersenyum. Bibir kucingnya yang indah ketika tersenyum, serta gigi mungil dengan gingsul kecil dibawah membuat orang menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATCHIN (EXO Story)
HorrorOneshoot about EXO 90% Chen 10% other member Not real Cast : All member EXO