"Hai, ini aku. Kim Minseok. Mereka, yang main di taman bermain, ada dalam adik-adikku. Muka kayak cewek namanya Kim Baekhyun, kalau yang kecil lagi tiduran di pasir namanya Kim Jongdae."
Minseok tengah membuat sebuah daily vlog bersama kedua adiknya. Semua berjalan lancar, sampai Jongdae menangis keras. Ternyata, Baekhyun tanpa sengaja menduduki wajah Jongdae.
Kesalahan Jongdae juga, dia tiduran di pasir dan posisinya dekat dengan perosotan.
"Salah Jongdae! Dia tidur-tiduran di pasir!" adu Baekhyun.
"Tidak! Itu salah Baekhyun! Jongdae cuma tidul sebental," adu balik Jongdae.
Minseok hanya menggelengkan kepala. Memang sulit menjaga 2 anak kembar tak identik ini. Satunya tukang rusuh, satu lagi tukang ngadu dan ngomel.
"Ya sudah, kalian tinggal bermaafan. Kita harus pulang, mau hujan," suruh Minseok. Tangannya menarik tangan kanan Baekhyun dan Jongdae, menyuruh mereka maafan.
"Tidak mau!" teriak mereka kompak.
"Salah Jongdae/Baekhyun!"
"Astaga naga."
Ya, mereka memang tidak bisa diam dan selalu bertengkar. Ingat, Baekhyun dan Jongdae adalah saudara kembar, mereka hanya beda 3 menit saja. Baekhyun dipilih menjadi kakak, sementara Jongdae adalah adik. Jika kalian bertanya, dimana orang tua mereka? Jawabannya adalah....
Ibu mereka meninggal saat melahirkan si kembar, sementara Ayah mereka kabur entah kemana. Jadi, Minseok disini harus menjadi kakak sekaligus kepala keluarga.
Saatnya pulang! Minseok sudah lelah karena bekerja sembari sekolah, Baekhyun juga lelah. Jongdae? Dia sudah dari tadi lelahnya, maklum penyakit jantung yang dia miliki membuatnya mudah lelah.
"Hyung, hari ini makan apa?" tanya Baekhyun, "kita gak makan nasi doang, 'kan? Aku muak makan nasi terus."
"Jongdae mau makan apa?" tanya Minseok ke Jongdae.
"Telserah saja. Jongdae adik," balas Jongdae, "Jongdae males mikil."
Si adik yang masih cedal itu menyebalkan! Batik Baekhyun, sedangkan Minseok sudah memukul pelan kepala Jongdae karena tidak punya pendirian. Finalnya, mereka makan nasi dan ayam yang dibagi 3. Bersyukur hari ini Minseok mendapat bonus, sehingga dia bisa membeli ayam walaupun untuk dimakan 2 hari dan harus berbagi.
***
Bertahun-tahun berlalu, kini ketiga anak itu sudah menjadi remaja. Minseok duduk di kelas 2 SMA, sementara Baekhyun dan Jongdae di kelas 1. Semua tampak berjalan lancar sampai Minseok harus bertemu dengan wali kelas Jongdae dan Baekhyun.
"Duh, mereka bikin ulah apa lagi, sih? " gerutu Minseok kesal.
Sesampainya di ruang guru, Choi ssaem menjelaskan bahwa Jongdae dituduh mencuri uang kas kelas. Orang yang tertuduh hanya diam seribu bahasa sambil menundukkan kepala, takut menatap wajah Minseok. Minseok memohon maaf berkali-kali dan berjanji akan mengganti uang kas, tapi Choi ssaem menolak karena tahu kondisi keluarga Minseok, sehingga mereka tidak perlu repot-repot mengganti uang kas.
"Jongdae, apa yang kamu lakukan?" geram Minseok setelah keluar dari ruang guru.
"A.... aku... ti... tidak melakukan.... ap... apapun," ucap Jongdae terbata.
Minseok sudah mengetahui ini sejak lama, lebih tepatnya saat mereka masuk SMP. Setiap Jongdae bicara, dia selalu tergagap, bahkan saat tidak dalam keadaan takut ataupun cemas. Awalnya Minseok ingin membaca Jongdae ke psikiater, tapi Jongdae menolak.
Berbeda dengan Jongdae, secara tiba-tiba Baekhyun demam tinggi. Saat sembuh, Baekhyun sudah tidak bisa mendengar dan berbicara. Kata Dokter, ada kerusakan di otak Baekhyun saat demam.
Terkadang, Minseok berpikir bahwa cobaan terus ada di keluarga mereka, tapi saat melihat senyum Baekhyun dan Jongdae, rasa menyesalnya hilang.
***
"Baekhyun, Jongdae. Bisa kita ngobrol sebentar?"
Kedua adik itu tengah belajar saat Minseok meminta mereka berbincang. Tentu saja mereka menurut dan duduk.
"Jongdae, tolong jelaskan ke Baekhyun, ya."
Jongdae yang memang pandai berbahasa isyarat langsung mengangguk, kemudian bersiap menjelaskan ke Baekhyun.
"Kita sudah tidak punya uang lagi. Hyung sudah tidak mampu membiayai kalian sekolah, walaupun kalian mendapat beasiswa, tapi untuk makan, uang saku, dan sebagainya... Hyung sudah tidak mampu lagi."
"Rumah ini akan Hyung jual untuk keperluan. Hyung akan pergi jauh ke luar negeri untuk mencari uang."
Jongdae tidak bisa menjelaskan ini ke Baekhyun, tangannya terdiam ketika mendengar itu.
"Hyung... ya... yakin? Ak... aku... bi... bi... bisa... berhenti... sek..."
"Tidak, Jongdae. Ini sudah keputusan bulat dari hyung. Tolong, jelaskan ke Baekhyun. Hyung mohon."
Akhirnya, Jongdae menjelaskan ke Baekhyun. Respon yang sama diberikan dari Baekhyun, tapi Minseok menggeleng.
"Kalian akan Hyung bawa ke Panti Asuhan, ya. Nanti disana banyak teman, asyik tempatnya. Kalian pasti betah."
"Ta... tapi..."
"Maaf."
***
Minseok benar-benar menjual rumah mereka. Wajah Minseok tampak sedih, karena semua kenangan ada disini. Tapi yang lebih sedih, dia harus merelakan adik-adiknya dibawa orang lain. Uang yang diterima Minseok hanya tersisa sedikit, jadi dia memberikan uang itu ke Jongdae dan Baekhyun melalui orang tua asuh mereka.
Sebelum pergi, Minseok melihat rumah sekilas. Banyak tulisan disana, salah satunya membuat hati Minseok teriris.
"DIJUAL RUMAH DAN 2 ANAK. 1 ANAK TUNGGAL RUNGU, 1 ANAK GAGAP. MEREKA PANDAI DAN BISA MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH."
***
Hae...
KAMU SEDANG MEMBACA
WATCHIN (EXO Story)
HorrorOneshoot about EXO 90% Chen 10% other member Not real Cast : All member EXO