TIME DETECTOR

66 18 2
                                    

Namanya Minseok. Banyak orang yang bilang dia adalah orang aneh. Minseok sering berkata bahwa dia tahu masa depan, bahkan memprediksi kematian orang. Orang tuanya merasa dia gila hingga membawanya ke rumah sakit jiwa.

Tapi, sebenarnya minseok tidak berbohong. Dia bisa melihat masa depan, terutama kematian. Minseok bisa melihat waktu kematian seseorang di tangan, kaki, maupun leher. Seperti sekarang, dia bisa melihat tanda di leher anak kecil yang sedang makan roti di sebelahnya.

"1 menit lagi," batinnya. Ketika anak itu berjalan, anak itu tersedak roti yang dia makan.

Minseok hanya terdiam sambil menunggu ajal anak itu. Dia tidak mau mendekat kesana untuk menolong.

3

2

1

Anak itu menutup mata, selamanya. Minseok hanya berpaling untuk pergi. Ia terlalu takut, takut jika menolong anak itu, dia bisa melihat kematian-kematian lain di matanya

"Minseok," panggil seseorang setelah Minseok pergi

"Kau tidak memanggil ambulance?" minseok tidak peduli

"Ah, kasihan anak itu. Dia masih kecil."

"Bisakah kau diam?" suruh Minseok. Orang itu hanya tersenyum dan mengikuti arah Minseok pergi.

Minseok terus berjalan menuju rumah. Malas memakai kendaraan umum, padahal jarak rumah dan tempat kejadian memakan waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Tapi karena kejadian itu, dia malas memakai bus.

"Ayo main."

"ASTAGA!" teriak Minseok kencang. dia tidak menyangka orang itu masih mengikutinya sampai rumah

"Aku bisa laporkan kau sebagai penguntit!" teriak Minseok lagi.

Orang itu mendekat, semakin dekat hingga memangkas jarak antara dia dan Minseok. Minseok? Tentu dia ketakutan

"Aku percaya kau bisa melihat kematian," bisiknya ke telinga Minseok.

"Bye, Minseok. Kutunggu besok di halte bus."

***

Pagi yang biasa, hari yang biasa, dan waktu yang biasa. Begitulah bagi Minseok. Perjalanan menuju halte yang biasa juga.

"Hai, Minseok." Sapa seseorang di belakangnya. "Aku tahu kamu pasti belum makan, ayo kita sarapan dulu sebelum berangkat. Di dekat stasiun ada bakpao dan manisan, kau pasti suka"

Orang itu menyeret Minseok menuju kedai bakpao dan manisan. Dia memesan bakpao aneka rasa untuk Minseok dan roti untuknya. Minseok menerimanya walaupun dengan paksaan.

"Enak," gumam Minseok senang.

"Kau tahu? Toko itu milik keluargaku," katanya bangga. Dia memberikan senyuman lebarnya ke Minseok.

Minseok terkejut mendengar itu. Tak sengaja dia melihat waktu kematian penjual itu di leher. Waktu kematiannya 1 jam lagi. Dia tidak ingin temannya kehilangan orang yang dia sayang.

Tunggu, teman?

"Eomma dan appaku sudah membuka kedai itu hampir 10 tahun. Eh, tidak? Lima? Ah, aku lupa."

"Jongdae." Akhirnya Minseok menyebut nama yang seharusnya dia tidak sebut.

Nama orang yang selalu mengikutinya kemana saja dan dimana saja.

"Eommamu—"

"Aku tahu," ucap Jongdae. "Eomma sudah merasakan itu. Aku juga sudah bersiap. Datanglah ke pemakaman eommaku."

WATCHIN (EXO Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang