🌏 |10.| Jasad Manusia 🌏

128 57 110
                                    

🎼 Bertahan Terluka-Fabio Asher 🎼

"Karena ada masa tanah menjadi pembaringanku, cacing menjadi temanku serta munkar nakir sebagai penyambut ku, kematian itu nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena ada masa tanah menjadi pembaringanku, cacing menjadi temanku serta munkar nakir sebagai penyambut ku, kematian itu nyata."

🌏 °°° 🌏

"Kursi masih banyak kenapa lo mesti duduk di depan gue!" semprot pemuda di depan Alkena dengan buku yang diangkat tinggi-tinggi.

Wajah mereka terlihat sama judesnya. Asal dia tahu Alkena sudah mencoba mencari kursi yang kosong, namun tidak ada yang tersisa kecuali kursi yang tengah ia duduki.

"Jangan sok kecakepan lo!" serunya kian memperlihatkan wajah yang sudah terbakar amarah.

"Muka standar aja sok jual mahal!" Lagi dan lagi dia tidak berhenti mengoceh di sisi lain Alkena justru tidak mempedulikannya.

"Mana di depan gue! Ganggu pemandangan!"

Alkena masih tenang di tempatnya tidak ada niatan untuk melirik ataupun menjawab. Matanya terus fokus pada lembaran kertas yang penuh dengan coretan agar segera direvisi. Dia tidak ingin menyerah di garis finish, sebentar lagi dia akan menamatkan pendidikannya.

"Udah jelek, telinga budeg pergi ke THT sono!" sebal tak ada reaksi dari Alkena lelaki itu segera melempar buku tepat ke wajahnya.

"Mampus!" senangnya memperlihatkan senyum kemenangan.

Hanya ada wajah datar dari Alkena ketika menatap balik pada si pembuat ulah barusan. Dalam hati Alkena tertawa puas karena orang tersebut terpancing kesal akibat ucapannya sendiri. Lucu sekali dia menghina tapi dia juga yang marah.

"Heh Queen Of The Jamet balikin buku gue!" perintah lelaki tersebut seenak jidatnya.

"Nggak usah sok jual mahal."

"Jijik!"

Dirasa tidak bermanfaat menghabiskan waktu di perpustakaan Alkena segera keluar dengan senyum kemenangan. Pasti sekarang Brian sedang naik pitam. Biarkan ini menjadi hiburan baru untuk Alkena sekaligus ajang melatih kesabaran menghadapi sosok menyebalkan yang kemungkinan besar akan segera mengisi hidupnya.

"Shit! Sok kecakepan!" Brian berjongkok mengambil buku seraya melihat punggung Alkena yang semakin menjauh.

Tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menghujat karena belum tentu mereka akan bertemu besok Brian segera mengemasi barang bawaan sembari tergesa-gesa meraih tas ransel. Untung saja langkah kakinya lebar hingga bisa menjangkau Alkena.

Brak!!

Seluruh barang bawaan Alkena terjatuh di kubangan air. Semalam hujan cukup deras membuat banyak genangan di sekitar taman, kali ini pun langit mendung pertanda sebentar lagi hujan akan kembali turun. Beralih sejenak perihal cuaca, Brian kini tersenyum penuh arti melihat rivalnya tengah terbakar amarah. Dia sengaja mendorong Alkena agar terjatuh.

Rustic Jam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang