🎼 Tutur Batin - Yura Yunita 🎼
"Dia telah hilang dalam samudra namun kelak dia kembali menemui sang pujaan hatinya."
🌏 °°° 🌏
"Sakitnya tuh di sini!" Ia menepuk dada bidang milik Fathan dan ironisnya dengan gerakan cepat Fathan menahan tangan Alkuna tak membiarkannya lepas.
"Lepas!"
"Mata lo jangan melotot!"
"Iya gue nggak bakal cari gara-gara sama lo," seru Alkuna semakin ketakutan melihat sekitar telinga pemuda itu memerah. Sepertinya dia terlalu lancang.
"Besok nggak bakal lancang lagi." Ia terus meyakinkan karena merasakan tangannya sakit.
Fathan terus mempertajam indra penglihatan pada sang rival. Wajah tegasnya yang semula membius para kaum wanita kini justru menjadi alasan ketakutan. Amarahnya sudah siap meledak tinggal bagaimana nanti ia akan mengungkapkannya.
"Sorry!" cicitnya nyalinya mengecil.
"Tumben nggak baper," cerca Fathan lalu melepaskan pegangannya.
Arah kakinya melangkah untuk mendatangi Alkena. "Dasar cowok gesrek!" Alkuna mengelus-elus tangan yang sakit.
Lengkap sudah penderitaan selama perjalanan laut. Seharusnya ia tak perlu mencoba akrab dengan orang berhati keras seperti Fathan. Ujung-ujungnya hanya akan sakit hati.
Sesampainya Fathan, Alkana memilih segera kembali ke kamar karena merindukan keluarga kecilnya di Jakarta. Banyak panggilan dalam ponselnya untung dia sadar hingga bergegas menghubunginya kembali.
"Are you okay?"
"Kakiku pegel mau duduk di sana," jawab Alkena tak sinkron. Lalu berjalan menuju kursi kosong.
"Perasaan tadi sama Una. Kalian ribut lagi?" tanya Alkena melihat perubahan wajah datar tatapan kosong.
Fathan menggeleng cepat. "Makin lama dia makin lancang," adunya bingung harus berbagi keluh kesah pada siapa lagi jika bukan pada Alkena.
"Harap maklum lah."
"Terus soal Alterio?"
Hening untuk sejenak tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Alkena. Matanya kini berubah jadi sayu, Fathan kembali menyingung orang itu. Dia yang terlalu dalam ada di benak hatinya.
"Udah move on kali!" tegasnya.
"Hebat!" puji Fathan sadar akan kesalahannya lalu berusaha mencari topik lain.
"Lima tahun, lama juga juga ya ternyata baru sadar kalo selama ini aku banyak buang-buang waktu hanya untuk menunggu."
"Anginnya kenceng banget mending kita masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rustic Jam 2
RomanceAlkena kembali dipermainkan sangkala. Ini adalah perjalanan panjang yang menyisakan kenangan dalam kurun waktu satu lustrum, dalam rindu berbalut luka ia tuang bersama aksara. Pertanyaannya adalah, "Bagaimana jika kelak dia datang lagi?" Apakah mung...