🌏 |24.| Zona Rawan 🌏

75 34 46
                                    

🎼 Duka - Last Child 🎼

"Terlalu jauh aku bermain bersamamu hingga lupa ada luka yang seharusnya aku rawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlalu jauh aku bermain bersamamu hingga lupa ada luka yang seharusnya aku rawat. Coba sembuh dulu baru kita mulai kisahnya mengganti cerita masa lalu."

🌏 °°° 🌏

"Cuma satu permintaan?" Alkena kembali bertanya.

"Aku pikirkan lagi nanti. Aku tunggu besok siang."

Alkena hanya bisa menatap belakang punggung kekasihnya. Terlampau jahat dia mempermainkan perasaan orang yang tulus. Secara perlahan ia ikut bangkit meski langkahnya lemas dan berat.

Alkena segera masuk kamar kost menuju meja, sebuah bolpoin ia pegang menulis di atas kertas buru-buru. Menurutnya jika bisa selesai hari ini mengapa harus menunggu hari esok. Susah payah Alkena menulis sampai akhirnya di tulisan hasil ke sepuluh ia merasa  yakin.

"Manggala Langilea Gibraltar." Merasa terpanggil lelaki itu menoleh.

Rencana ingin pergi kembali tertunda saat Alkena menahan laju motornya. Ada sobekan kertas yang ia bawa. Dapat ditebak pasti Alkena menulis cepat agar masalah tidak berlarut.

Usai meredam amarah Gibraltar menanggapi Alkena yang sama sekali tidak terlihat sedih. Jelas saja topik yang akan mereka bahas hari ini adalah Alterio. Manusia biasa namun berhasil memporak-porandakan perasaan Alkena bahkan di saat telah tiada

"Udah selesai?" tanyanya santai.

"Udah. Mau aku apa kamu yang baca?"

"Siniin kertasnya." Gibraltar membuka lipatan kertas memasang wajah datar.

Salam hangat menyambut kisah kita yang selesai. Beribu rasa terima kasih aku ucapkan terkhusus untuk dirimu, Alterio. Caramu membahagiakanku di luar kuasaku, bagaimana bisa rasa sabar tersusun rapi kala rasa kecewa ikut menyertai?

Seperti yang kamu inginkan dulu memintaku bahagia, aku butuh satu lustrum untuk kembali berani menjalani kenyataan hidup. Hingga akhirnya aku bisa membuktikan padamu hari ini dengan lugas ingin menegaskan bahwasanya aku telah memilih dia.

Dia yang berhasil membuatku percaya tentang kisah kedua tak selamanya berakhir duka. Padanya telah aku berikan seutuhnya rasa. Jangan marah perihal ini ya?

Baiklah dalam menutup paragraf singkat ini, satu hal yang pasti ; aku bener-bener menyesal atas segala bentuk mensia-siakan orang sebaik kamu. Mungkin ini cara Tuhan yang dengan sengaja menegurku. Tak masalah aku harus ditampar agar sadar.

Selamat jalan semoga tenang :)

Pandangan Gibraltar kembali pada Alkena. Ada keyakinan terumbar dari retina indahnya seraya memastikan tulisan itu benar bukan karangan Alkena semata. "Sesingkat ini?" tanyanya sedikit menatap curiga.

Rustic Jam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang