🌏 |4.| Daya Upaya 🌏

269 138 300
                                    

🎼 Amin Paling Serius - Nadin Amizah & Sal Priadi 🎼

🎼 Amin Paling Serius - Nadin Amizah & Sal Priadi 🎼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengupayakan bahagiamu adalah tugasku. Lakoni saja sebagaimana mestinya sebab kamu tak mati rasa karena cinta. Ingat kamu tak mati rasa hanya lelah saja!"

🌏 °°° 🌏

Segala cara sudah Alkena coba agar bisa hidup tanpa Alterio namun semua tampak berbeda. Ada sesuatu yang hilang dan lagi-lagi perasaan itu sulit untuk di jabarkan. Saat sendiri dia hanya bisa melihat foto dan video lama mereka tapi itu dulu saat Alkana belum merusak flashdisk dan menghapus folder-folder kenangan.

"Bodoh banget! Dulu kamu bisa apa-apa tanpa Alterio terus kenapa sekarang malah ketergantungan?!" kesal Alkena membenturkan kepalanya ke tembok lumayan keras.

"Gak sayang sama dahi?"

Saat ingin membenturkan kepalanya untuk kesekian kalinya ada tangan kekar yang menahannya. Alkena terdiam tubuhnya merosot ke bawah menyentuh dinginnya lantai keramik. Pakaiannya telah basah kuyup karena hujan deras mengguyur kota Jakarta.

"Merah dahinya," komentar orang yang menatap Alkena teduh.

Matanya bisa melihat duka di dalamnya. Kondisinya sangat mengkhawatirkan. Bibirnya yang pucat pasi bahkan kulitnya sangat dingin bak mayat ketika tak sengaja bersentuhan dengan dengan kulitnya.

"Kenapa hm?"

Alkena menggeleng lemah memusatkan pandangannya pada talang air hujan. Mata coba ia pejamkan membayangkan hal indah yang ingin ia rasakan. Dia sudah sangat lelah untuk tahu rasanya kehilangan.

Katakan saja dia terlalu hiperbola usai kepergian Alterio. Tapi semua menjadi sulit untuknya. Perhatian yang keluarga berikan nyatanya belum cukup mampu membuat Alkena merasakan apa itu kenyamanan rumah yang sesungguhnya.

"Kenapa belum pulang?" lelaki itu terus mengelus-elus pelan puncak kepalanya Alkena.

Ku ingin saat ini engkau ada di sini
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar Tuhan tolong kabulkan lah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu

Sepenggal lirik lagu lelaki itu nyanyikan dengan suara serak-serak basah. Alkena menoleh dengan perasaan hancur. Air matanya kembali merembes tanpa aba-aba. Inilah jawaban atas segala resah yang selama ini coba ia tuntaskan, dia hanya rindu.

"Makasih selalu ada."

"Makasih selalu ada," ulangnya dengan intonasi jauh lebih lirih.

"Are you okey?" tanya lelaki itu sembari mengusap air mata Alkena yang mengalir cukup deras.

"Kangen ihhh."

Tubuh Alkena bergetar cukup hebat saat menghamburkan pelukan erat pada lelaki di hadapannya. Kepalanya terus bergerak mencari titik nyaman dalam dada bidang tersebut. Dia ingin pelukan ini terbalas tapi Alkena menghiraukan tak ingin berharap lebih. Begitu saja sudah lebih dari cukup.

Rustic Jam 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang