Chapter 13.
.
3 orang wanita dewasa dibuat menganga dengan tingkah laku seorang bocah dengan almamater kuning milik salah satu universitas terkenal se antero indonesia ini.
Dengan tidak tahu malu nya cowok dengan perawakan anak baik baik itu malah tiba tiba mencondongkan badannya kedepan dengan kepala yang dimiringkan agar wanita didepannya bisa melihat dengan jelas apa yang laki laki itu tunjuk.
"gue takut" ucap chaeyeon menggoyangkan lengan lisa.
Tidak dipungkiri bahwa saat ini lisa juga sebenarnya ketakutan karena tingkah bocah didepan mereka yang sedang menunjuk nunjuk pipi kanan nya kearah rose, seakan akan mengatakan "cepet cium disini".
"ck kakak cantik kok diem aja sih, aku udah ngode dari 5 menit yang lalu. Pegel tau"
"rosenjing lo kenal si almamater kuning ini??" bisik lisa masih dengan lengannya yang dicengkram kuat chaeyeon.
Rose yang sejak tadi memasang tampang tidak suka nya dengan maksud merendahkan si almamater kuning itu mulai memainkan tangannya kebelakang badannya, tidak ada yang tahu maksud rose selain orang yang tentu saja sedang beraktifitas di lapangan penuh jajanan jalanan itu.
"saya sudah tunangan"
Soobin memandang remeh jari tangan rose dengan hiasan cincin putih yang sangat cantik di jari lentik rose.
"trus? Gue cuman nyuruh kakak cantik nyium gue di sini aja kan" sekali lagi soobin menunjuk nunjuk pipi sebelah kanan nya yang tampak lembut.
"eh bukannya tu cincin hadiah dari gue ya?" celetuk lisa memasang tampang heran, heran dengan pernyataan rose yang mengatakan bahwa itu adalah cincin tunangannya sementara rose tidak pernah dekat dengan lelaki manapun kecuali para sepupu nya.
Soobin semakin menatap remeh rose.
"gue ganteng loh kakak cantik"
"bodoamat, kamu siapa nyuruh saya cium pipi kamu. Ini suruh aja temen temen saya"
Lisa memekik kesal melihat dirinya sudah ditinggal dalam sekejap mata oleh kedua sahabatnya.
"anak serangga lo bedua!"
"anak manusia keleuss, eh eh btw si almamater kuning tadi lumayan jugak gaksihh" pekik rose tertahan, ia sampai sedikit mengintip kebelakang untuk memastikan bahwa jarak mereka dengan soobin sudah cukup jauh.
"sudah kuduga"
"ayo lis kita tos dulu, gue jugak daritadi mikir, pecinta berondong modelan si asu ini kenapa tiba tiba jadi galak begitu"
"i knoww rightt, kek anjing. si sialan ini sampek boong tentang cincin hadiah ciki yang gue kasih ke dia"
Lain halnya dengan mereka berdua, rose ini sudah berada di dunia nya sendiri, melayang bersama bayangan soobin yang meminta untuk dikecup.
"harusnya gue minta nomornya kali ya" ujar rose tiba tiba berhenti, membuat kedua sahabatnya menoleh dengan tatapan bertanya tanya.
"astaga"
"ada pelet nya sih pasti si almamater kuning tadi"
"ehh eh anjing jangan nekat lo!!"
teriak chaeyeon panik, saat dirinya mau menggandeng lengan rose untuk segera kembali ke mobil mereka ia malah mendapati rose yang berlari melawan arah.
"yare yare, beneran make pelet tu cowok"
Yang sebenarnya terjadi adalah, rose kembali ke tempat tadi mencari cincin yang kata si pemberi merupakan hadiah dari jajanan warung. Hanya segelintir orang yang tahu bahwa rose memanglah seorang pengoleksi barang sekecil apapun yang ia dapatkan dari orang terdekat.
"berondong sialan! Cincin gue jadi ilang karna ketampananmu yang tidak wajar itu" oceh rose masih dalam keadaan meraba raba rumput sekitar tempat mereka berbicara tadi.
"nih"
"siapa–
"anjir berondong! heh! lo abis mabuk apa begimana, ini mukak lo merah padam gini"
Rose yang tadinya ngesot langsung berdiri tegap karna terkejut batin, ngeliat soobin bikin dia merinding sendiri.
"kakak cantik tadi bilang gue ganteng"
"hah?"
"berondong sialan! Cincin gue jadi ilang karna ketampananmu yang tidak wajar itu"
"denger aja lo"
"gue gak tuli"
"y saja"
Setelah nya keadaan menjadi hening seketika, rose mengakhiri percakapan mereka begitu saja. Padahal soobin sudah senang saat mendapatkan cincin yang niatnya akan dia buang tadi, tapi melihat rose seperti mencari sesuatu yang ia yakini adalah cincin yang sedang dipegangnya membuat soobin tersenyum lebar.
Ada peluang lagi. Pikirnya.
"nape lo masi disini?" ketus rose menahan gejolak untuk tidak meguyel nguyel si berondong.
"kakak cantik— aku mau dong nomor nya"
Rose si santai mendadak jadi reog mendengar penuturan si almamater kuning.
"istipar lo eehm su soo soobin ya ha itu. Kata gue mending lo istipar"
"nggak mau"
"lah disuru buat baek gak mau" kata rose tidak santuy.
"nggak mau istigfar maunya bersyukur dan ngucap alhamdulillah terus karna hari ini ketemu kakak cantik"
"Setop mamudin. jangan membuatku ingin menafkahimu ya"
"eh gue yang harusnya nafkahin kakak"
"ck belaga lu, lo aja masih kuliah! nih gue dong udah kerja. Berasa gue suaminya nanti"
"nggak. Nikahnya pas gue udah jadi dokter dulu"
"enak aja! ntar yang ada mulut julid tetangga pada ghibahin gue dipikir gue pakek pelet ke lo"
"Nggak akan. kalok iya jugak ya biarin aja! Yang penting nikah!"
"Dasar! Gak gitu jugak dong"
"ya kalo perlu abis nikah kita pindah ke luar kota aja"
"Hm, ide bagus sih"
ditengah perdebatan tidak berdasar yang mereka mulai ternyata ada 2 orang wanita ditambah 1 orang pria yang memperhatikan perdebatan mereka sejak beberapa menit yang lalu.
Salah satu dari 3 orang itu mulai jengah, segera ia bergerak, memberantas dan menghentikan perdebatan dengan dasar yang tidak jelas.
Lisa.
"HEH! LO BEDUA BARU KETEMU BLOM ADA SATU JEM YA ANJIR, NAPE UDAH BAHAS NIKAH NIKAH AJA!"
END🙌🏻
hai hai cemuaaaa
long time no ciiiii😵
critanya aku mau sedikit" lanjutin oneshot ini setelah ntah berapa lama aku hilang selera dengan dunia per wattpad an 😉
semenjak sekolah offline lagi trus ketemu temen" asli hahaha, aku jadi jarang dan malah bisa dibilang gapernah baca wattpad lagi😔
udadeh, yang penting mulai sekarang aku akan mengusahakan untuk ngga males malesan up chap ataupun cerita baluuu xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
|selling lové 《𝓸𝓷𝓮 𝓼𝓱𝓸𝓽》
Historia Corta"I love youu~" "love me too." "huh?" "haha just kidding babe" "Kidding kidding matamu" [Ini banyak banget bahasa kasar nya] dimohon bijak dalam membaca yaa🙏🏻