masalah baru

430 42 3
                                    

Byuurr

Splash

Suara air yang mengucur dari shower terdengar menggema disebuah ruangan sepi. Ruangan olahraga yang memang disediakan oleh sekolah, agar setelah selesai pelajaran olahraga mereka bisa mandi. Dan kelas tidak bau acem.

Diluar bilik mandi tampak Kanglim yang masih setia menunggu Leon selesai mandi. Air dingin mengguyur tubuh putih mulus Leon membuat rasa panas yang sebelumnya hinggap perlahan pudar. Dengan tatapan kosong Leon bersandar dia terus berpikir apa sebenarnya hubungan antara Kanglim dan Kyungri yang tampak saling kenal.

Memikirkan itu membuat hati Leon tak tenang.

Tok... Tok... Tok...

"Leon.... Jangan terlalu lama nanti masuk angin." Kata Kanglim dari luar bilik.

"Baiklah" segera Leon menyelesaikan acara mandi nya itu.

"Kanglim..." panggil Leon sambil menyembulkan kepalanya dari bilik kamar mandi.

"... Aku harus pakai baju apa?" Yah, dichapter sebelumnya kan Leon disiram jadi bajunya basah.

"Ini, pakai ini saja" Kanglim menyodorkan sebuah jaket hitam.

"Bawahannya?" Leon menatap jaket hitam itu sesaat dan kemudian ingat bahwa itu jaket yang biasa di gunakan Kanglim.

"Celana mu juga basah dan...." Kanglim menjeda kalimatnya.

"....Celana dalammu juga, tidak ada celana cadangan"

Leon sedang apes hari ini.

Dengan perasaan was-was Leon berjalan disamping Kanglim. Mau tidak mau Leon hanya bisa pasrah dengan memakai rok selutut dan jaket Kanglim.

Karena baju Leon basah Kanglim memberikan jaket hitamnya tapi celana Leon yang juga basah sampai merembes ke sempaknya (celana dalam) membuatnya harus memakai rok, karena hanya itu yang Kanglim temukan (nyolong dari loker orang:v)

Masih mending sih soalnya rok nya cukup panjang, selutut. Mana dia gak pake sempak lagi (T▽T)

Sampai apartemen akhirnya Leon bisa bernafas lega dan segera mengganti baju.

Menuju dapur dan siap sedia bergempur.

Ting... Tong...

Baru saja dia memasuki area keramatnya, bel pintu berbunyi membuatnya sebal.

"Kanglim, kamu aja yang buka pintunya!" perintah Leon kepada Kanglim yang seakan akan adalah babunya. Kanglim mah nurut nurut aja ya, Lim.

Begitu pintu terbuka tampillah dua orang dewasa seorang wanita berambut merah dan pria berambut pirang.

"Annyonghaseyo" sapa ramah dari pria pirang itu

"Annyonghaseyo" Kanglim juga turut menyapa balik dengan sopan sambil membungkuk.

"Apa benar ini kamar apartemen Choi Kanglim?" tanya pria itu lagi dengan sopan.

"Ya, itu saya. Apa anda ada urusan?" secara tiba-tiba wanita yang sedari tadi diam menjawab pertanyaan Kanglim dengan ketus.

"Dimana Leon?"

"Leon? Dia ada didalam"

"Daeng tolong jangan ketus begitu" ujar pria pirang tadi.

"Ah, tolong maafkan sifat istriku yang ketus ini, perkenalkan namaku Leno Deon, aku ayahnya Leon dan dia Daeng Deon ibunya Leon" pria tadi memperkenalkan diri dan membuat Kanglim langsung gugup tapi dia bisa menutupi kegugupannya dengan baik.

"Leon!!" tanpa sopan santun Daeng berteriak memanggil putra sulungnya itu.

Leon yang ada didalam dan sibuk dengan dapur bahkan baru mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak, mengenali dengan jelas suara wanita campreng yang memanggilnya. Dengan segera ia pun mendekati pintu dan benar saja dia melihat orang tuanya ada disana.

Pernikahan Dini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang