...

348 30 6
                                    

"Hey, Hyunwoo."

Sore itu semuanya baru saja selesai membantu Hyunwoo berkemas di rumah sakit dan kini mereka sedang berkumpul di rumah Hyunwoo.

Kanglim, Hari, Doori, Gaeun, Geumbi, dan Shinbi sedang asik di ruang tengah sedangkan Hyunwoo dan Leon sedang berbincang di balkon.

"Ada apa?"

"Kau tau, sekolah kita kedatangan murid baru."

"Lagi?" Dan Leon mengangguk.

"Tapi, bisa kah kau ceritakan bagaimana pengalamanmu saat kau diberikan tugas oleh Haru?" Wajah Hyunwoo sedikit bingung.

"Tentu, kenapa?"

"Murid baru yang tiba disekolah terus menanyakan mu."

"Siapa dia?"

"Kalau tidak salah namanya Yoo Jihoon."

"Selain itu Ian juga sepertinya kenal dengan Yoo Jihoon ini."

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian bertiga?"

"Sebenarnya, saat kau menyebut nama Jihoon itu terdengar cukup familiar. Aku merasa seperti pernah mendengarnya. Kemudian aku ingat tentang misi itu, Aku sendiri kurang yakin tapi saat aku menjalankan misinya aku bertemu dengan seorang manusia serigala."

"Wow, benarkah?" Hyunwoo mengangguk dan melanjutkan.

"Dia cerita pada ku bahwa dia seharusnya adalah Alpha penerus yang akan memimpin pack nya tapi kemudian orang aneh datang dan mengambil takhtanya."

"Serigala memang begitu, mereka hanya akan tunduk pada yang lebih kuat. Seharusnya Alpha yang memimpin karena dia yang terkuat, terlebih mereka punya solidaritas yang tinggi, jika ada yang mengalahkan Alpha itu maka yang mengalahkan Alpha adalah pemimpin baru. Lalu apa yang terjadi setelahnya? Kudengar para manusia serigala benci pada Vampir."

"Ya, kau tidak salah. Saat Ian dan dia bertemu mereka langsung berkelahi :) jadi mau tak mau aku harus melerai keduanya. Kalau waktu itu aku masih manusia biasa mana mungkin aku bisa melerai keduanya( ̄(エ) ̄)ノ."

"Hei kalian! Ayo ikut main sini!" Ajak Hari pada mereka yang kemudian dituruti.

"Kita lanjut nanti." Kata Hyunwoo dan Leon mengacungkan jempolnya.

"Hyunwoo kapan kau akan sekolah." Tanya Hari begitu Hyunwoo duduk.

"Besok." Jawabnya singkat.

"Bagus." Dan semuanya senang.

_________________________________________

Esoknya Hyunwoo mulai pergi ke sekolah. Dan begitu dia tiba siswa-siswi menatapnya dengan takut dan jijik, tapi dia tetap biasa saja.

Bahkan meskipun banyak yang berbisik-bisik tentang dirinya.

Begitulah hari itu terjadi.

'Mungkin besok aku harus pakai masker.' batin Hyunwoo karena merasa bahwa orang-orang terganggu dengan wajahnya.

Karena tadi ada kelas tambahan dan juga hujan dia terpaksa berdiam di sekolah cukup lama karena tidak membawa payung. Diperjalanan menyusuri jalanan becek dia bertemu dengan Ian.

"Ku dengar kau terkena air keras." Ian yang ada dihadapannya tampak murung.

"Ahahah, aku baik-baik saja. Ini bahkan tidak sesakit waktu itu." Katanya sambil tersenyum.

"Pelakunya menargetkan Gaeun karena mungkin ada murid dari sekolah kalian yang iri padanya. Tapi malah kau yang kena."

"Dari pada membuat otak panas karena memikirkannya, lebih baik aku menjalaninya. Tiidak ada yang bisa kulakukan."

"Boleh aku menemanimu?"

"Tentu." Perjalanan dilanjutkan Ian dan Hyunwoo berjalan berdampingan dan kembali mengobrol.

"Ngomong-ngomong kudengar Jihoon masuk ke sekolah ku."

"Dia masih bocah."

"Aku tahu, tapi kenapa dia begitu?"

"Mungkin kau akan tahu kalau bertanya padanya."

"Bisa dicob—"

"Hyunwoo!!!!" Keduanya menoleh melihat seorang laki-laki berkulit tan yang berlari dengan cepat.

BUAGH!!!

(●__●)?

"Ya, ampun Jihoon kau kenapa?!" Kata Hyunwoo melihat kebawah dimana Jihoon sedang memegangi perutnya.

"Dasar kakek ubanan!" Umpat Jihoon pada Ian yang barusan meninju perutnya.

"Bocah kurang ajar!" Balas Ian yang tak terima di sebut kakek.

"Apa?! Kau gak terima!!? Itu tuh kenyataan! Kau itu udah kakek-kakek ubanan, pedo pula!!"

"Pantas saja kau kalah oleh nenek lampir itu, sopan santun saja tidak punya bagaimana mana mau jadi Alpha."

"Halah bacot kau!" Jihoon mengacungkan jari tengahnya pada Ian.

"Dih, gak terima kenyataan."

BUAK!!!

BUAK!!!

"Mau gelut lagi?" Ian dan Jihoon segera menggeleng cepat. Mereka kini sudah duduk manis melipat kaki dengan benjol di kepala masing-masing.

"Hyunwoo! Aku dengar kau masuk rumah sakit! Eh, itu muka mu kenapa? Jelek banget!"

BUAGH!!!

Ian langsung menempeleng Jihoon yang dengan mudah nya bicara begitu.

"Sudah kubilang bukan? Wujud asliku itu jelek." Kata Hyunwoo dan kemudian pergi.

"Hyunwoo tunggu." Ian dengan cepat mengejarnya dan Jihoon mengikuti.

"Hyunwoo bukan itu maksudku! Aku hanya kaget saja! Kau tampak beda! Eh?! Bentar!! Emang beda deng! Tapi.. HUMPH!!??" Ian yang merasa Jihoon hanya memperkeruh keadaan menyumpal mulut bocah itu dengan sebuah roti.

"Mending kau diam aja!!" Ancam Ian.

"Terus kau mau ngapain kakek ubanan?! Merko—HMPHS!!" Kali ini Ian benar-benar geram, jadi dia tidak hanya menyumpal mulut Jihoon tapi juga menekan roti itu hingga membuat Jihoon sesak nafas.

"Ian!! Nanti anak orang mati!!" Hyunwoo langsung menghentikan kelakuan Ian yang sudah emosian.

Always, Hyunwoo always feel like want to die.

Kadang ngurus dua orang beda ras ini bikin Hyunwoo mau bundir rasanya.

BUAK!!

BUAK!!

Sekali lagi, kepala keduanya benjol.

"Gelut terus, gelut!! Adu bacok sekalian!!" Dan kadang dua orang itu merasa ngeri sendiri kalau Hyunwoo sudah mengamuk.

Menghela nafas kasar. Hyunwoo meninggalkan keduanya lagi.

"Jaga jarak tiga meter dari aku!" Perkataan Hyunwoo menghentikan gerakan Ian dan Jihoon yang baru saja berdiri untuk menyusulnya dan membuat keduanya kembali duduk.

"Ini semua salahmu..!" Bisik Jihoon pada Ian yang masih menunduk.

"Kau yang membuat keadaan memburuk!" Balas Ian tidak terima.

"Gelut lagi aku tambah jaraknya!!"

"Gak!!!"

Pada akhirnya dua orang beda ras itu kembali akur (dengan terpaksa) dan sama-sama pergi menemani Hyunwoo pulang ke rumahnya.

Ditengah jalan Hyunwoo berhenti, dia menatap sosok dihadapannya dengan heran.

"Ada apa Kanglim?" Kanglim tidak menjawabnya,

"Dimana Leon?" Kanglim berkata dengan datar menatap Hyunwoo dingin.

"Dia tidak pulang?"

"Gadis sialan itu pergi membawanya.."































"Kau yakin akan begini?"

"Haru... kita sepakat untuk tidak membawa siapapun."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pernikahan Dini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang