shani pov
setelah menemui siska aku langsung pulang ke rumah, kata-kata siska masih terputar-putar di benakku
"kadang cinta juga bisa ngerubah segala hal"
perkataan itu !
aku tak mengerti jelas apa maksud dari siska mengatakan hal soal cinta, padahal apa yang akan kulakukan saat ini tidak ada hubungannya soal cinta dan asmara.
aku menanyakan apa yang siska maksud dengan perkataannya itu, tapi yang kudapat hanyalah tatapan malas dan "jangan sok polos deh lo, gue tau lo udah ngerti apa yang gue bilang."
siska menyebalkan ! aku benar-benar ngga tau dan ga mengerti dengan ucapannya itu...eh aku malah dikatain udahlah daripada aku pusing mikirin ini mending aku tidur, udah ngantuk juga
CKLEK
kudengar pintu kamarku terbuka, ternyata itu kakakku.
"hei shan, belum tidur"
"belum kak, baru mau tidur. kaka sih ganggu hehe" candaku
ka shania mendudukkan dirinya di ujung ranjangku, ohya ini kakakku yang pertama namanya kak shania, namanya mengingatkan ku pada seseorang tentu kalian tau seseorang itu siapa.
"ih kok responnya gitu, ga kangen apa samaku?"
aku langsung menghamburkan pelukkanku pada ka shania, sungguh aku sangat merindukan kaka perempuanku yang satu ini, karena ka shania yang jarang dirumah membuat pertemuan kami tergolong jarang
ka shania adalah mahasiswi jurusan farmasi tingkat akhir, karena terlalu sibuk dengan perkuliahannya membuat kak shania sangat jarang berada di rumah. ditambah lagi jarak kampus dan rumah yang lumayan jauh membuat ibu harus melepaskan kak shania untuk tinggal mandiri di kost.
aku memeluk erat ka shania, setetes air mata jatuh dari mataku membasahi pundak kak shania, menyadarinya kak shani merubah posisi dan menyeka air mataku dengan sapu tangannya, maka semakin deras pula air mataku menurun
"shan, maafin kakak ya karena kakak kamu jadi harus kerja buat ngebantu per-ekonomian keluarga kita"
"harusnya karena kakak yang tertua, kaka yang bertanggung jawab buat ade-ade kaka, bukan malah sebaliknya kamu yang dengan lapang dada nerima pekerjaan buat kita semua, maafin kaka de"
kudengar ada rasa bersalah dalam nada bicara ka shania, ka shania kembali menyalahkan dirinya sendiri karena pilihannya untuk lanjut berkuliah, padahal aku sangat mendukung ka shania untuk menggapai mimpi ka shania, maka akulah yang memutuskan untuk tidak meneruskan berkuliah demi membantu ibu
aku masih menangis, dan menggelengkan kepalaku cepat
"ngga kak ! kaka jangan ngomong gitu, shani bahagia banget kaka pulang rumah buat ngelihat keadaan kita...shani kangen banget sama kaka"
ka shania tersenyum dan memelukku kembali, sungguh disaat-saat seperti ini hanya pelukan kakaklah yang membuatku bisa merasakan kedamaian dan ketenangan. sedari dulu memang aku hanya punya kakak dan mama sebagai tempat ku bersandar.
ayah? entahlah kata banyak orang "ayah adalah cinta pertama dari seorang anak perempuan"
tapi tidak bagiku, justru bagiku ayah adalah luka pertamaku.
ayah sering keluar pagi pulang malam, dalam keadaan mabuk bahkan ayah seringkali memukul ibu di depan mataku, sedari kecil aku selalu terbiasa dengan kejadian itu di depan mataku.
flashback on
aku yang sedang bermain dengan boneka barbie ku harus tersentak kaget saat pintu rumahku tiba-tiba dibanting kasar oleh seseorang

KAMU SEDANG MEMBACA
After met you - greshan
Fiksi Penggemarshania gracia, putri tunggal keluarga harlan. seorang gadis yang hidup di keluarga kaya raya dan terpandang, memiliki segalanya, tapi kehilangan dunianya karena suatu musibah yang menimpanya, membuat gracia hanya bisa terduduk di kursi roda, hingga...