"Apa adek mau menjadi pacar kakak?" Tanya Meen dengan segenap keberaniannya nan berlandaskan cinta. Aneh, padahal dia belum lama ini bertemu dan mengenal Perth tapi dia sudah yakin untuk menjadikan Perth sebagai kekasihnya. Ajaib.
Dalamnya tatapan keduanya membuat keduanya tahu betapa mereka sangat menginginkan satu sama lain.
"Maaf kak... Aku tidak tertarik dengan pria" Tolak Perth beralasan, setelahnya dia segera melempar pandang ke sembarang arah, tidak berani menatap manik gelap Meen yang secara perlahan-lahan memerah akibat menahan air mata, Meen ditolak, dan itu sakit. Di samping itu Perth tidak ingin Meen melihat manik beningnya yang sudah berkaca-kaca menahan tangis.
Sungguh dia sangat menginginkan Meen namun dia tidak ingin menjadi beban dalam hidup Meen, selain itu dia tidak ingin lagi bertemu dengan pria yang sangat dia ingini di kehidupan dia sebelumnya. Pria yang sudah mencampakkannya bak barang rongsokan.
DEGH!
Dada Meen berdebar perih, dia tahu Perth berbohong. Jika memang Perth tidak tertarik dengan pria lalu kenapa dia mau pura-pura menjadi pacar Anan? Aneh bin ajaib."Benarkah adek tidak tertarik dengan pria?"
Perth mengangguk tanpa mau menatap balik manik tajam Meen yang semakin memerah. Respon Perth membuat Meen yakin kalau Perth berbohong, jika penolakan itu murni dari hati terdalam Perth, maka dia pasti menatap langsung matanya.
Greph!
Meen meraih pergelangan tangan Perth serta dia labuhkan bibir ranumnya di bibir pink soft Perth. Hanya sebentar sebab detik berikutnya dia ingin melihat reaksi Perth karena sudah menciumnya.Bulu mata panjang Perth naik turun, dia kaget tapi dia tidak bisa marah malah wajahnya yang memerah.
Karena Perth tidak marah, akhirnya Meen kembali mencium Perth, ini bukan sekedar ciuman menempel seperti tadi, namun sudah lebih dari itu.
Meen melumat bibir ranum Perth sembari menarik pinggang Perth serta tengkuk leher belakang Perth supaya ciumannya semakin dalam dan yang paling utama, Perth tidak bisa lepas dari jeratan bibirnya.
Awalnya Perth berusaha mendorong Meen tapi Setelahnya dia membalas ciuman Meen. Dia tidak bisa mendustai perasaannya yang sangat mencintai Meen.
Kepala mereka bergerak ke kanan kiri, mencari posisi nyaman serta yang paling penting, mereka mencoba untuk mendominasi ciuman ini.
Perth yang sudah berpengalaman mengenai hal ini akibat kehidupan di masa lalunya mampu mengimbangi ciuman Meen nan bukan main cintanya kepada Perth.
Lama mereka berciuman sampai acara ciuman mereka tidak sengaja dilihat oleh Godt dan Ja, mereka sengaja datang ke sini untuk mencari Meen.
Dua orang ini segera menelan ludah saat melihat Meen dan Perth berciuman.
"Perth itu pacar Anan kan Godt?" Tanya Ja gagal paham dengan hal yang dia lihat saat ini. Dia menepis kasar fakta mengenai Meen yang merebut pacar Anan, Meen tidak mungkin teman makan teman.
Godt hanya mengendikkan bahunya, dia sendiri juga tidak mengerti. Setelahnya mereka pergi secara diam-diam supaya tidak menganggu acara ciuman mereka, Ja bahkan menyeret First yang mau mengajak Perth main air di sungai.
"Kenapa gak boleh bang?" Gerutu First sudah bosan tidak ada teman ghibah serta usil.
"Mereka lagi pacaran!" Jelas Ja kepada First.
"Pacaran? Siapa? Kak Meen pacaran dengan Perth? Kok bisa?" Sungguh tidak percaya dia dengan perkataan Ja. Secara gitu.
"Mana Abang tahu, diakan teman adek?"
"Tapi kak Meen teman Abang!" Jawab First tidak mau kalah di sela senyum usil yang mulai hadir di wajahnya. Dia penasaran, apa yang akan Zee dan Saint lakukan jika pujaan hati mereka sudah ada yang punya. Senangnya dia bikin rusuh. Untung saja dia tidak berniat merebut Meen dari Perth, kalau iya, ck ck ck... Semrawut parah. Pasalnya Cowok banjingan Vs Cowok gatel.