"Itu adek ma!" Tunjuk Gulf senang ketika melihat Perth turun dari bus. Mampus Anan, pasalnya Orang tuanya datang menjemput mereka, pasalnya Gulf mau mereka pergi makan malam di luar bersama setelah menjemput Anan dan Perth.
Manik hitam Aom dan Lee segera tertuju kearah Perth, tentu saja iris gelap mereka segera mencari putra tampan mereka setelah mereka melihat Perth. Bacaannya Not Found. Seperti apapun mereka mencari diantara banyaknya peserta camping, mereka tidak melihat Anan.
"Adek sini!" Seru Gulf semangat seraya melambai. Seruan Gulf mengalihkan mata cantik Perth dari Meen yang datang untuk menghampirinya.
Melihat Gulf, membuat Perth segera berlari menuju Gulf, dua tas besar di tangannya tidak terasa berat karena saking senangnya dia melihat Gulf.
"Kangennya adek sama kakak!" Perth sudah memeluk erat Gulf yang sedikit lebih tinggi dari dirinya. Mereka seperti sudah lama tidak bertemu.
Wajah cerah Gulf mampu menarik perhatian Mew yang juga datang untuk menjemput Becky. Kebetulan jarak mereka tidak begitu jauh, lagipula Mew baru datang.
Gulf yang berdiri 7 meter dari dirinya terlihat sangat cantik dan bersinar. Gulf mampu membuat seorang Mew Suppasit Jongcheveevat terpesona. Saat ini dunianya hanya berpusat kepada Gulf seorang.
Dan Meen hanya bisa melihat Perth dari jauh, ingin mendekat namun mentalnya belum siap untuk bertemu dengan Lee, lagipula dia tidak begitu dekat dengan Lee. Namun dari sini setidaknya Meen bisa mengerti, kenapa Perth sangat suka melihat pria ganteng berotot mengingat betapa tampannya Lee Thanat. Tentu Perth ingin punya pasangan yang lebih dari papanya, lebih dari kedua saudaranya.
"Abang mana?" Yang bertanya ini Aom, dia sudah mengusap lembut kepala putra bungsunya yang tak lagi berpelukan dengan Perth.
Dari pertanyaan Aom, Perth jadi tahu kalau Anan tidak pulang apalagi memberi kabar.
"Itu..., Abang Anan..." Perth ragu untuk melanjutkan perkataannya, takut orang tuanya mengamuk.
"Maaf Perth, kata Anan dia tidak bisa menjemput mu! Jadi dia meminta aku untuk mengantarmu pulang!" Cetus Prom tidak tahu mengenai orang tua Anan, begitu juga dengan teman Anan yang lainnya.
"Maksudnya Anan tidak bisa menjemput Perth apa?" Selidik Aom mulai curiga, ini pasti ada apa-apanya.
Sepertinya Prom tidak tahu kode dari Perth untuk tidak bicara sehingga Prom menafsirkan lain arti kode dari Perth.
"Anan kan tidak ikut camping kak, dia sedang merawat teman kami yang sakit. Mungkin karena dia cemas, sehingga dia lupa kalau mengenai Perth!" Terang Prom membuat kedua orangtuanya Perth manggut-manggut mengerti, pantas saja, Anan tidak mau mengangkat telepon mereka. Ternyata adiknya dia tinggal.
Perth tepuk jidat, setelah ini bisa dia pastikan Anan segera meregang nyawa ke liang lahat.
Orang tuanya itu jarang marah, tapi sekali marah, kelar hidup lu! Di kehidupan sebelumnya saja Perth mereka usir serta mereka keluarkan dari kartu keluarga.
"Terus sekarang Anan dimana?" Pemilik suara ini Lee, dia kecewa dengan Anan yang tidak amanah.
"Masih merawat teman kami yang sakit! Kalau saya boleh tahu, abang dan kakak apanya Perth? Saudaranya yah!"
Sebenarnya orang tua mereka tidak marah jika Anan merawat temannya yang sakit! Tapi jangan sampai menelantarkan adeknya.
"Orang tuanya Anan dan Perth!"
Prom terdiam, dia tidak percaya kalau dua orang di hadapannya ini orang tua Anan, masih muda soalnya, mana ganteng dan cantik lagi.
"Aku Gulf Kanawut, kakaknya Anan!" Ucap Gulf sudah mulai berani bicara dengan orang asing.