10 : Mari Kita Bicara!

673 70 6
                                    

"Putraku menyukai putramu!" Ucap Mean kepada Lee, sengaja dia panggil Lee ke kantornya untuk membicarakan masalah ini.

"Terus?" Respon Lee terbilang singkat, sebenarnya dia sudah tahu kemana arah pembicaraan ini, cuman dia pura-pura tidak tahu.

Mean menghela nafas panjang, sungguh enggan dia berbesan dengan Lee, tapi kebahagiaan putranya jauh lebih utama.

Mereka saling bersitatap untuk beberapa detik

"Aku akan melamar putramu untuk putraku, menjodohkan mereka karena putraku sangat menginginkan dia!"

"Itu tidak mungkin, di saat hubungan kita tidak baik! Kamu membenciku begitu juga dengan istrimu!" Respon Lee sesuai fakta. Mereka saling membenci namun dalam urusan kerja mereka sangat profesional.

"Aku tahu, tapi kamu tidak bisa menolak! Hutangmu masih ada setengah lagi bukan?" Balas Mean santai namun sukses membuat Lee terdiam sakit hati. Yah Lee meminjam sejumlah uang di sini, di perusahaan ini untuk biaya pengobatan Gulf. Andaikan dia tidak punya hutang di sini, sudah lama dia resign.

"Jika putraku menolak pinangan ini, maka jangan dipaksakan perihal perjodohan ini!"

"Aku tidak bisa! Dia putraku satu-satunya, dan akan aku penuhi semua keinginannya. Sekalipun aku harus berbesan dengan mu!"

Lee berdecak kesal, benci sekali dia kepada pria yang duduk di hadapannya.

"Aku sudah lama memaafkan mu untuk kesalahan yang tidak pernah aku lakukan! Kau saja yang pendendam!" Tandas Lee menusuk sanubari Mean. Di sini Mean yang terlalu sentimental, padahal dia tahu sendiri kalau Lee tidak salah.

"Mereka tidak langsung menikahkan?" Terpaksa dia terima mengingat hutangnya masih banyak pada pria dihadapannya ini.

"Tentu saja!" Balas Mean cepat. Sebelum dia bicara dengan Lee, Mean sudah bicara terlebih dahulu dengan Mai.

"Dan selama perjodohan ini, aku tidak ingin putramu menyentuh putraku!" Ucap Lee berharap perjodohan ini berakhir ditengah jalan. Harapannya sungguh sama persis dengan Mean dan Mai. Man sudi mereka berbesan.

"Itu yang aku mau!" Sepertinya mereka sudah deal, tinggal melasungkan perjodohan.

⏩⏩

"Selama kamu masih menjalin kasih dengan War, selama itu juga aku tidak akan peduli dengan mu!" Ucap Aom yang menjadi buah pikiran untuk Anan. Dan semenjak itu juga, Aom tidak pernah lagi bicara dengan Anan. Dia memang mengembalikan semua barang yang dia sita tapi dia mengabaikan Anan dan hukumannya juga sudah berakhir mengingat Aom tidak peduli lagi dengan Anan, jadi bodoh amat dia dengan Anan yang mau apa. Dan ini jauh lebih menyakitkan bagi Anan ketimbang hukuman yang diberikan oleh Aom.

Aom sudah terlanjur membenci War apalagi kepada orang tua War.

"Aku mohon... Tolong izinkan War menemui Anan, sebentar saja! Please..." Pinta Aom memohon kepada orang tua War, dia bahkan bersimpuh di hadapan mereka. Dia buang jauh-jauh harga dirinya untuk putranya yang terbaring lemah di rumah sakit.

Dia bicara begini setelah dia bicara dengan War, dan respon War hanya diam nan membuang muka serta pergi meninggalkan dia.

Permohonannya bukannya di tolak baik-baik, tapi dia malah dicaci maki hina dan diusir.

Dan di saat putus asa itulah dia bertemu dengan Lee, di bawah hujan lebat nan terseret kasar keluar dari rumah megah itu.

Cup!
War mengecup singkat pipi Anan dan setelahnya segera dia ambil posisi duduk di sisi Anan.

Anan tersenyum saat melihat War nan tersenyum lebar untuk dirinya.

Saat ini mereka sedang di ruang ganti klub basket, anggota tim lainnya sudah pergi ke lapangan.

Tell The World I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang