Sorry for typo & kata yang hilang 🙏
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
"Sayang," Panggil Anan pada kekasihnya, tiba-tiba saja War naik keatas tubuhnya yang berbaring santai di sofa sambil membaca buku pelajarannya. Dua bulan lagi mereka akan menghadapi ujian semester.
"Sayang, kamu mau ngapain?" Anan mulai menelan ludah.
"War Wanarat!" Panggil Anan lagi masih saja diabaikan oleh War. Sedari tadi panggilan Anan tidak dia jawab dan dia malah bengong diatas tubuh Anan.
Oleh karena hal itulah Anan mengangkat wajah War hingga hampir membuat ujung hidung mereka nyaris bersentuhan.
"Bisa lepas nggak aku yank..." Detik berikutnya mata Anan membulat ketika War mencium bibir Anan.
Anan mendorong War, pelan.
"Kenapa? Apa kamu tidak suka?" War terlihat kecewa.
"Tidak, bukan begitu, aku..."
"Kalau begitu cium aku!" Potong War seraya menutup mulut Anan dengan telapak tangannya.
Anan mengangguk seraya menjauhkan tangan War dari bibirnya, sepertinya kekasihnya ingin dimanja.
Secara perlahan-lahan Anan mencium bibir ranum War dengan lembut dan dibalas penuh gairah oleh War sehingga meningkat kan gejolak birahi Anan yang selama ini selalu tenang.
Mereka saling melumat, dan sesekali mereka berhenti tuk meraup oksigen di sela nafas mereka yang terengah-engah.
Anan semakin mabuk kala desahan halus keluar dari bibir ranum War yang basah oleh hisapan bibirnya.
Keduanya sudah mulai lihai dalam berciuman. Mereka tidak lagi bisa berpikir jernih akibat rangsangan dari ciuman mereka yang semakin liar.
Hanya dengan ciuman libido keduanya membumbung tinggi.
War meletakkan tangannya di punggung Anan, menempel padanya dengan rapat sehingga area bawah mereka mulai saling menggesek menggairahkan nan menghancurkan benteng kewarasan mereka.
Mereka tidak puas, mereka menginginkan lebih di saat lidah keduanya saling terjalin.
Keduanya membuka mulut lebar-lebar dan menyerang mulut satu sama lain dengan lidah basah.
Ketika Anan menjilat gusi War dengan sopan, tubuhnya bergetar dan dia mendengus dengan kasar. Sepertinya Anan menemukan titik lemahnya.
War sendiri mulai menggesek-gesekkan penisnya yang masih terbungkus celana dengan penis Anan yang mulai tegang dari balik celananya.
Keduanya semakin gila.
Semakin terbuai dan semakin menginginkan satu sama lain.⏩⏩
Cup!
Perth refleks menyundul wajah Zee hingga membuat Zee meringis perih. Perth akui dia agak berlebihan dan kayaknya memang sakit juga soalnya kena hidung Saint.
Ya lagian ngapain dia mencium bibir ranum Perth tiba-tiba, minimal minta izin dululah. Dia kira bibir ranum Perth satu untuk semua, maaf mungkin dulu iya tapi sekarang dia sudah sadar. Sudah tobat.
Sementara Saint masih meringis kesakitan. Sebenarnya Perth malas bertanya, cuman Perth takut ketika melihat Zee mimisan jadi dia berinisiatif untuk membantu Zee.
Namun baru saja Perth mau menyentuh wajah nya, Zee menepis kasar tangan Perth hingga terdorong jauh.
"Kamu kenapa sih?" Perkataan Perth terjeda, "Orang mau nolong juga malah di kasarin, salah aku apa sampai di tepis gitu?"