18 : Menjaga Jarak

463 47 7
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Setelah kejadian waktu itu, Perth sedikit menjaga jarak dari Meen, takut dia khilaf lagi. Namun hal itu malah menjadi buah pikiran untuk Meen. Padahal di hati Perth hanya ada Meen seorang.

"Menurut kalian, apa aku salah jika menolak permintaan pacar ku!" Tanya Meen di sela acara mengerjakan tugas di pustaka dengan Ja dan Godt.

"Tergantung permintaannya, memangnya dia minta apa?" Yang bertanya bijaksana ini Godt.

"Sex!" Satu kata dari Meen sukses membuat kedua temannya menelan ludah. Sebab bisa-bisanya Meen menolak permintaan enak ditambah hubungan mereka sudah direstui, tinggal buku nikahnya saja yang belum rilis.

"Sebenarnya gak masalah sih jika kamu menolak permintaannya secara kalian belum menikah dan kamu tidak punya kewajiban untuk memenuhi nafkah lahir batinnya. Tapi tidak ada salahnya juga kalian ngesex, secara sudah di restui..." Jawab Godt bingung sehingga sebisa mungkin dia pilih kata-kata yang baik tanpa menyesatkan. Tapi malah membuat Meen semakin bingung.

"Anak sekarang benar-benar... Cepat gedenya. Baru juga seumur jagung tapi sudah minta yang iya-iya." Tandas Ja merasa Perth terlalu cepat dewasa.

Dan untuk pernyataan Ja ini Godt dan Meen setuju, mengingat betapa beraninya anak-anak sekarang dalam hal sex. Gak tahu mereka kalau itu merugikan diri sendiri.

"Jadi pada intinya aku salah atau gimana?"

"Menurut ku gak!"

"Aku juga! Itu hakmu menolak ajakannya. Beda lagi ceritanya jika kalian sudah menikah. Wajib mah hukumnya kamu menerima ajakan istrimu!" Sambung Godt sependapat dengan Ja.

"Tapi dia menghindari aku semenjak kejadian itu... Pusing aku, sumpah!" Tandas Meen lelah. Dia berharap masalah ini cepat selesai.

"Kalau begitu ceritanya, kamu penuhi saja keinginannya. Lagipula permintaannya enak kan!"

"Iya, memang enak! Tapi sekarang dia menghindari ku. Ditambah sekarang aku menginap di rumahnya. Jadi susah jika kamu melakukan sex." Terang Meen lebih ingin lagi memasuki Perth. Jika Perth bilang dia bernafsu dengan Meen, maka dia lebih bernafsu lagi. Mana Perth semakin hari semakin cantik. Tidak sia-sia dia memberi Perth uang saku.

"Ribet amat sih hidupmu! Uangmu kan banyak , tinggal bawa dia ke hotel. Kalian juga sama-sama pria, jadi dia tidak akan hamil walau sesering apapun kalian melakukan sex!" Timpal Ja kesal juga dibuatnya dengan sikap Meen yang tidak tegas. Yah tak biasanya Meen begini, ternyata cinta bisa membuat orang menjadi bodoh.

⏩⏩

"Perth mana Sam?" Tanya Saint sudah tidak melihat Perth di kelas, padahal tadi Perth sudah Janji mau diantar Saint pulang.

"Gak tahu, tadi dia pergi buru-buru, pas di tanya, dia diam saja!" Jelas Sammy sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Begitukah?"

Sammy mengangguk, lalu berjalan menuju pintu keluar, dia pergi main dengan teman-temannya yang sejenis jenis kelaminnya dengannya.

Sedangkan di sini, Perth diam-diam mengikuti Yacht, mulai dari keluarnya Yacht dari kelas hingga sekarang keduanya sedang berada di jalan. Yah, akhir-akhir ini Yacht jarang nongkrong bersama Perth dan kawan-kawan. Tentu saja Yacht tidak menyadari jika Perth menguntinya diam-diam sejak dia pulang sekolah tadi.

Perth ingin memastikan apa yang First katakan itu benar adanya.

Tadinya dia sempat bingung mengapa Yacht tidak pergi ke tempat biasanya untuk membeli barang haram sebagai penenang jiwanya yang kesepian. Seperti yang First katakan, Yacht tidak hanya kecanduan barang haram, tapi juga melakukan pekerjaan kotor. Mungkin Yacht kehabisan uang untuk membeli barang haram sehingga dia jual diri. Mungkin.

Tell The World I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang