3. Semangat Suami!
.
.
.
.
.Tengah malam, sepertinya insomnia Lyora kambuh, ia sulit tidur sekarang. Ck! Padahal besoknya ia masuk sekolah lagi, eh malah ga bisa tidur.
Biasanya juga Lyora terbangun tengah malam begini, ia pasti akan memakan cemilan manis yang ada dirumah nya.
Lyora memutuskan untuk mencari cemilan yang akan ia makan malam ini itu di dapurnya, walaupun ia malas untuk berjalan.
Gelap. Jujur Lyora sedikit merinding. Karna di dapurnya hanya ada lampu kecil yang tidak terlalu terang. Lyora mencari tombol lampu, karna tidak suka suasana gelap.
Dan dapat! Lyora menyalakan lampu itu. Segera ia berjalan menuju kulkas disana. Omg! Surga dunia!! Semua berbagai makanan ada diana.
Lyora membawa cake brownies. Dia mencari Susu bubuk di laci atasnya. Sampai ia ingin membawa satu kaleng Susu di bagian atas laci dapurnya. Arghh tinggi banget!
Lyora berjinjit mengapai kaleng itu. Memang dasarnya Lyora yang bisa dibilang pendek jadi dia tidak bisa menggapai benda itu.
Sampai akhirnya ada tangan besar dibelakangnya, membawa kaleng Susu itu. Lyora langsung saja menoleh ke belakang nya. Dan ternyata dia Athur. Jujur Lyora kaget dengan kedatangannya.
"Eh? Mas Athur?"
Athur masih menatap dingin ke arahnya. "Emm, makasih. Dan maaf aku ambil makanan ini karna aku laper..." Cicitnya.
Kenapa sangat gemasss sekali dimata Athur sekarang. "Ya, ambilah semaumu bahkan saya tidak peduli." Katanya.
"Mas? Ngapain malem-malem kesini? Kebangun juga ya?" Tanya nya cukup berani. Athur hanya mengangguk sebentar.
Dia duduk di meja makan. "Bikin kan saya kopi, jangan terlalu banyak gula." Titahnya.
"H-hah? Ah oke, tunggu sebentar." Dengan cepat Lyora membuatkannya. Lalu memberikan pada sang suami.
"Gimana mas?" Tanya Lyora hati-hati takut kopi buatannya tidak sesuai ekspetasi Athur. "Not bad." Jawab Athur jujur.
Huftt syukurlah....
"Ehmm, yasudah aku ke kamar dulu ya mas." Yang diangguki oleh Athur.
Dikamarnya, Lyora hanya menonton Netflix di laptopnya dengan cake brownies dan segelas susu vanilla yang menemaninya.
Sampai tak sadar bahwa sekarang sudah jam 2 pagi. Karna Lyora juga sudah mengantuk sekarang, akhirnya ia tidur.
***
Paginya, Lyora Terbangun jam 6 pagi. Ia langsung mandi dan bersiap-siap memakai seragam kebanggaan nya.
Lyora keluar dari kamarnya, Ternyata sudah ada Athur di meja makan dengan jas kantor yang melekat di tubuhnya.
"Pagi mas, aku berangkat sekolah dulu ya." Kata Lyora disamping Pria itu.
Athur berdiri dari tempat duduknya. "Saya antar."
Lyora diam seketika, "h-ha? gausah mas, aku bisa sendiri."
"Sama saya." Katanya tak terbantahkan.
"Gaus--"
"Berangkat sama saya atau tidak usah sekolah." Tekannya.
"Yaudah..." Pasrah gadis itu.
Athur melangkahkan kakinya sebelum tangan Lyora yang menghentikan langkahnya. Membuat Athur menatap Lyora.
"Ehm, maaf mas."
Lyora berjinjit untuk merapihkan jas Athur yang sedikit berantakan. Pria itu hanya memandang lekat wajah istrinya yang hanya sebatas bahunya.
"Mas." Panggil Lyora membuyarkan lamunan Athur. Membuat dia Mengalihkan pandangannya.
"Ayo berangkat sekarang." Athur berjalan lebih dulu yang langsung disusul oleh Lyora.
Di depan halaman Mansion nya, Athur sudah terlebih dahulu masuk ke dalam mobil mewah nya.
Lyora membuka pintu belakang mobil dan mulai masuk ke dalam sebelum Athur bersuara di kursi pengemudi.
"Duduknya di depan. Kamu pikir, saya ini supir kamu??" Ujar Athur dengan nada dingin membuat Lyora merinding.
Dengan cepat Lyora membuka pintu depan mobilnya dan duduk di samping Athur. Pria itu melirik sedikit Lyora lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
Di perjalanan, hanya keheningan yang menemani mereka. Lyora yang hanya menatap kaca mobil. Memandang indahnya Jakarta di pagi hari.
"Mas? Emang kamu tau sekolah aku dimana?" Lyora menatap Athur.
"Ya."
"Loh? Mas tau dari mana? Perasaan aku belum pernah ngasih tau." Tanya nya heran.
Athur menatap dingin istrinya itu. "Sebelum menikahi kamu juga saya sudah mencari tau dimana sekolah kamu."
Lyora mengangguk saja. Tak terasa mereka sampai di depan gerbang sekolah nya. Athur menghentikan mobilnya.
Gadis itu mengulurkan tangan nya kepada Athur. Tapi pria itu malah diam saja memandang tangan Lyora dengan bingung.
"Apa? Uang yang kemarin saya kasih masih kurang?"
Lyora menghembuskan nafasnya, "bukan itu mass... Tapi ini." Lalu menyalami tangan Athur.
"Aku sekolah dulu ya mas. Makasih udah nganterin, btw Semangat kerjanya ya, Suami." Ucap Lyora dengan senyuman manisnya. Lalu turun dari mobil.
Membuat Athur membeku seketika karna gadis itu. "Ekhm!" Athur berdehem guna menutupi rasa salah tingkahnya.
'Hanya dia yang bisa membuat aku salah tingkah seperti ini.' batin nya Athur. Sembari menjalankan mobilnya menuju kantornya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Wife The Ceo
Paranormal[follow my wattpad account] ❗𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓𝐎𝐑 𝐇𝐀𝐑𝐀𝐏 𝐌𝐄𝐍𝐉𝐀𝐔𝐇❗ *** "Yasudah." Suara Athur kembali terdengar. Membuat Lyora mengerutkan keningnya sambil menatap Athur. "Yasudah apa?" "Suapin saya." *** -Lyora Anatasya Ini kisah seorang...