1O. December

761 105 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Terhitung sudah dua bulan sejak pertemuan pertama antara Jemita dan Aji, kini keduanya semakin dekat. Sekali seminggu si cantik akan mengunjungi kediaman Aji di Serang sekedar untuk bertukar kabar juga mengecek keadaan remaja itu. Biasanya Vano juga turut menemaninya jika ia sedang tak memiliki agenda penting di akhir pekan.

Dan besok merupakan hari yang spesial untuk dirayakan, 22 Desember, kesempatan dimana semua orang dapat dengan mudah menunjukkan rasa sayang dan terima kasih mereka kepada ibu tanpa harus merasa canggung.

Bagi mereka yang tak pandai mengungkapkan perasaan secara gamblang momen ini menjadi hal paling dinanti. Termasuk Aji, tentu saja.

Kemarin remaja itu meminta tante Irina untuk membantunya membuat kue untuk perayaan hari ibu. Disinilah Aji sekarang, bersama dua orang wanita lainnya berbelanja kebutuhan dapur di supermarket Kota Serang. Aji tak mengira jika harus jauh-jauh ke pusat kota untuk berbelanja, ia pikir cukup membeli bahan di sekitar rumah. Akan tetapi mami Cece bersikeras untuk itu katanya sekalian belanja bulanan.

"Lama bangettt," gerutu Cece saat mengantre di kasir.

Irina menatap anak bungsunya dengan tatapan jengah, terlalu lelah dengan segala keluhan si gadis. "Tunggu sebentar namanya juga antre, sabar sedikit."

Bibir kemerahan itu mengerucut sebagai tanda bahwa si empu tengah kesal. Cece bosan dan berdiri menunggu antrean sangat melelahkan, rasanya ingin segera pulang merebahkan tubuh di kasur empuk kesukaannya.

Sebagai teman yang baik juga karena sudah terlampau hafal dengan tindak tanduk gadis itu, Aji mencoba untuk menggodanya. Mengalihkan perhatian Cece agar tak lagi merasa bosan dengan menarik ujung rambut milik remaja perempuan itu.

"Hei! Cari bocah perempuan berbaju pink kuncir dua."

Cece mengedarkan pandangan untuk menemukan sosok yang dimaksudkan Aji, setelahnya ia berseru ketika menemukan apa yang ia cari. "Gadis bersandal kodok warna putih!" sambung Cece.

Sekian detik mencari Aji tak kunjung menemukan ciri-ciri gadis yang Cece deskripsikan, "Udahlah nyerah cape ga ketemu."

"Cupu, padahal itu Cece tau. Nih liat!" ujar Cece sambil memperlihatkan kakinya yang terbalut sandal kodok putih dengan jibbitz karakter mickey mouse universe.

Aji tergugu, "Oke kali ini kamu menang."

Sorakan riang si gadis terdengar kala mengetahui ia memenangkan permainan yang keduanya lakukan. Mereka memang sering melakukan hal serupa saat rasa bosan melanda, aneh tapi terasa menyenangkan.

Tanpa sadar penjaga kasir telah selesai menghitung total belanjaan mereka. Nominal tujuh digit terpampang di layar membuat Aji hampir menjatuhkan rahang, sementara dua wanita lainnya terlampau santai─sudah biasa, pikirnya.

Astray || nomin ft jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang