10.Hukuman.

474 40 3
                                    

Pagi hari dimansion Vihokratana.Krist yang sering bangun lebih awal selalu berdiri dirooftop untuk mengambil udara segar sambil melihat permandangan pagi yang indah.Sementara dirinya yang menunggu majikannya Singto terjaga dari alam mimpi itu.Dia memilih berolahraga untuk meregangkan ototnya agar siap bekerja menjadi supir dan pengawal anak ketiga Mr.Poo.

Krist duduk santai diatas lantai.Matahari terlihat sedikit muncul dari celah pohon yang tinggi menjulang.Dia menatap matahari yang memancar wajahnya disana dengan ribuan kesakitan yang tersimpan."aku ingin pulang"gumam Krist."tapi..tidak bisa"sambungnya.

"kenapa tidak bisa?"

Krist kaget mendengar sebuah suara yang dikenalinya.Dia menoleh kebelakang dimana berdirinya sosok yang sejak tadi ditunggu.Singto mula berjalan mendekat lalu duduk disamping Krist tanpa menatapnya.Dia juga memandangi sang matahari yang akan memancar dunia pagi ini."kenapa tidak bisa?kau bisa pulang kapan pun kau mau"ujar Singto datar.

Krist memutuskan pandangannya dari Singto dan menunduk diam.

"apa karna kau sudah terikat disini atau kau tidak mau meninggalkanku?"tanya Singto menatap Krist yang menunduk diam.

Krist kembali mendongak menatap Singto datar."keduanya"

Singto mula menurunkan anak matanya menatap bibir Krist karena dia tidak mampu menatap anak mata Krist lagi.Hatinya terasa sakit saat ini.Hatinya terasa hancur.Dia merubah pria itu dan dia benar-benar menyesalinya.

"akan ada..hal yang buruk bakal terjadi..kau..bisa pergi"ujar Singto perlahan.

Krist tidak menjawab namun sepenuhnya mengerti akan maksud Singto.Dia melirik tangan Singto yang berada diatas lantai.Setelah itu tangan Krist meraih jari telunjuk Singto dan menggenggamnya erat."berhenti mencari wanita yang seharusnya kau lakukan..menjagaku..melindungiku..mencintaiku..itu pilihanmu"balas Krist dengan tatapan mendalam."lalu..kau tidak bisa menghalang apa pun pilihanku bukan?"

Singto mendongak mendengar ucapan Krist.Dia tidak ingin Krist melanjutkannya"aku takut.Aku tidak bisa bertahan.Aku tidak bisa membuatmu jatuh lebih dalam krist"

"kita lalui saja.Jika memang tidak bisa..kita berhenti sebentar"balas Krist."dan..melaluinya lagi"

"krist..aku tidak ingin kau terluka.Kumohon..kau bisa pergi"

Krist menghembus nafas panjang lalu berbicara."aku sudah sejauh ini.Kau sudah membawaku sejauh ini singto..sudah terlewat untuk aku kembali kehidupan asalku karna hatiku..hatiku sudah terikat denganmu".

Genggaman Krist pada jari Singto tambah erat.Bahkan tatapan dalam mereka terlihat cukup serius.

"dengarkan aku singto.Mungkin win benar..kebebasan yang kau inginkan itu..berada ditanganku."sambung Krist penuh yakin.

Singto terdiam.Dia pernah berpikir jika Krist akan mencintainya suatu saat nanti dan dia sudah sadar bahawa hari itu akhirnya sudahpun tiba.Perlahan senyuman sendu mengukir diwajah tampan Singto."ayo.Kita keluar dari sini dan hidup bebas bersama krist"

*

*

*

*

*

"gun??"

"GUN!"panggil New berlari menuju kearah sebuah pintu kamar milik Off.

Langkah kaki Gun terhenti disaat New memanggilnya yang sedang ingin keluar dari kamar.

Sehingga New langsung meraih sosok itu dan memeluknya erat."gun..aku senang melihatmu!".Pelukkan New tidak dibalas bahkan Gun tidak memberikan ucapan apapun pada New.Hal itu membuatkan New merasa heran.Perlahan New melepaskan pelukkannya dan menatap Gun cukup lama.

IM NOT DEVIL(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang