"Halooo guys kita lagi makan ice cream di Braga nih, ada Mama dan Bunda juga." Karina sibuk merekam kami untuk asupan insta story.
Akhir pekan singkat kali ini kami berkunjung ke Bandung, selain untuk melepas penat aku juga ingin menghempaskan rasa rindu terhadap Ayah, Bunda, Azka, Tante Mita, Mikha dan Lutfiiiii. Aku dan Lutfi sudah lama tidak bertemu, terakhir bertemu yaitu sejak dinner beberapa bulan yang lalu dan hari ini kami sudah janjian di Braga serta menjadi kali pertama ia bertemu secara langsung dengan Mama dan Karina. Ia sudah tau semua yang terjadi kepadaku belakangan ini, lewat pesan whatsapp aku bercerita panjang lebar sesekali kami juga sleepcall.
Terhitung cukup lama kami mengobrol di cafe yang bernuansa klasik, sudah 3 kali pula Karina memesan menu minuman yang berbeda hingga kembung kulihatnya. Saat kami hendak pulang terlihat Mikha dan Azka yang baru datang untuk menyusul kami. Mereka berdua memang couple ngaret, janjinya 1 jam yang lalu akan sampai eh malah kebablasan. Bunda sampai videokan Azka yang sedang membuka helmnya sambil tertawa, berniat mengadukannya kepada Tante Mita. Tak apalah jodoh itukan cerminan diri sendiri haha.
Meski akhir pekan, Papa dan Tante Mita masih bekerja. Kebetulan mereka berdua bekerja di instansi yang sama, rencananya sebelum kembali ke Bogor aku akan menemui Ayah terlebih dahulu. So...aku akan melipir ke kantornya sebentar untuk berpamitan dan memberikan buah tangan kesukaannya yaitu roti unyil asli dari Bogor, ia sangat suka sekali ngopi ditemani roti-rotian. Selain menemukan Papa disana juga ada Tante Mita yang segera aku peluk ketika melihatnya, saat kutatap wajahnya ada sosok Ayah didalamnya. Wajar saja toh mereka berdua kembar, jadi Tante Mita adalah Ayah versi kerudungan haha.
Saat perjalanan pulang, ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal saat aku mengangkatnya ternyata suara itu tak asing, yaps itu Papa. Ia menggunakan nomor baru agar aku mengangkatnya, didalam telpon ia menyampaikan permintaan maaf karena telah berlebihan memarahiku hingga mengusir. Papa juga bilang bahwa Pria di club itu sudah ditangani oleh kepolisian, aku sangat kaget mengapa membawa-bawa hukum terhadap masalah ini. Aku langsung matikan panggilan dari Papa dan berusaha menghubungi Mbak Adis berniat memberi kabar tersebut. Ia ternyata sudah tau dan dia sendiri yang mendukung Papa melakukan ini, sebab Pria tersebut terus meneror Mbakku. Ia juga bilang Pria itu pernah ditolak cinta olehnya, ah pantas saja, aku kira mereka tidak saling kenal.
"Gajadi break sosmed mam." ucapku sambil menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada Mama. Karina yang mendengarnya saja ikut geram terhadap Pria itu katanya tidak laku sekali, sama sepertinya balasku dengan candaan. Sudah ditakdirkan oleh Tuhan punya adik baperannya minta ampun, aku si tukang jahil sepertinya bukan Kakak yang baik hahaha. Kusogok dia dengan permen cupcup barulah terbentuk ukiran senyum di bibirnya. Namun merajuk kembali karena permennya hanya satu, serakah dan maruk beda tipis lah yah. Sudah duduk di kelas 11 SMA, sifatnya tak kunjung berubah ucap Mama.
Ada panggilan masuk lagi, namun kali ini dari Alea. Ia meminta bantuanku untuk titip absen di salah satu matkul lusa hari. Awalnya aku menolak, mana berani mahasiswi baru berbuat seperti itu. Namun, ia sangat memohon sehingga tak bisa kutolak. Suaranya yang terdengar cemas dalam telpon, membuatku khawatir. Menerima jawaban "tidak apa-apa" dari sesama kaum hawa, tidak bisa kupercaya sepenuhnya.
-bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Tersayang
Não FicçãoIni kisah Firenza Maharani, seorang perempuan malang yang baru mengetahui keluarga kandungnya saat sweet eighteen. Kejutan yang ia dapat berbeda dengan yang lain rasakan, entah harus merasa senang ataukah sedih akupun bingung. Tunggal sudah bercaba...