Sibuk dengan sekumpulan buku tebal yang didekap tangan di dada, sambil jalan terbirit-birit takut akan ketinggalan kelas. Saat hendak masuk kelas yang belum diisi dosen aku merasa lega, namun ada yang memanggil namaku dari kejauhan.
"Firenza...." suara itu berasal dari perempuan berpenampilan tomboy yang tidak kukenal sama sekali.
Setelah berkenalan, ternyata perempuan itu bernama Kyla, ia adalah teman seangkatan Alea ketika duduk di bangku SMA. Karena berbeda gedung, ia berusaha menghampiri ku untuk memberikan amplop berisi surat dari Alea. Terlihat keringat yang bercucuran di jidatnya, pantas saja ia berlari dari gedung FT ke FEB.
"Gapapa kaki gw masih kuat, nunggu bikun mah lama." ucapnya ketika hendak meninggalkan ku.
Alea tidak jadi nakal rupanya, ia menitipkan surat pada teman sekompleknya. Aku langsung memasuki kelas sambil menunggu kedatangan dosen. Oh iyaa, sebelumnya aku dan Kyla telah bertukar nomor, entah untuk apa dia meminta.
Aku menetap kembali di Jakarta bersama Papa, setelah perseteruan club minggu lalu selesai dengan syarat tidak boleh mengulanginya lagi. Mbak Adis meminta maaf padaku, tidak apa apa ucapku. Meski memang bukan hal yang baik, pengalaman itu mungkin tidak akan datang dua kali dan pasti selalu terukir untuk dikenang. Hari hariku sepertinya lebih penuh dengan Pak Ali, jika ada lelaki single setia dan family man sepertinya AKU MAUUUU SISAKAN SATU YA TUHAN. Aku juga kenal dekat dengan anaknya, Putri namanya. Sesekali membelikannya coklat dan es krim agar ia lebih semangat belajar dan berhasil menjadi adik tingkatku di UI sesuai keinginannya. Kalian jangan salah persepsi yaa, bukan berarti tipe cowoku seperti Pak Ali sehingga aku menginginkan sosok bapaknya Putri wkwkwk.
"Cita cita kamu memangnya jadi apa sayang?." Tanyaku dalam panggilan video.
"Apa ajadeh asal sama kayak kakak cantik, soalnya cuman itu cita cita yang selalu Putri sebut pas lagi berdoa." Jawabnya gemas.
Pak Ali hanya tersenyum mendengar perkataan Putrinya yang cerewet katanya, semoga apa yang diinginkannya menjadi kenyataan...aamiin. Kira kira itulah kegiatan yang dilakukan dalam perjalanan yang tidak singkat namun dilakukan hampir setiap hari. Jika kalian lihat keadaan mobil, terdapat tambahan kursi pijat sebagai penolong utama punggung dan bokongku. Ada rak untuk menyimpan sepatu serta hanger untuk menggantung pakaian cadangan. Tidak lupa ada kulkas kecil, berisikan minuman dan snacks. Kalau p3k dan ban cadangan itu wajib ada. Lengkap sudah mobilku ini, mobil papa deng hahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Tersayang
Kurgu OlmayanIni kisah Firenza Maharani, seorang perempuan malang yang baru mengetahui keluarga kandungnya saat sweet eighteen. Kejutan yang ia dapat berbeda dengan yang lain rasakan, entah harus merasa senang ataukah sedih akupun bingung. Tunggal sudah bercaba...