"Saya lelaki normal, ya wajar kalau berdekatan dengan lawan jenis pusaka saya bereaksi, iyakan?"
Kening Isna berkerut. Dia benar-benar bingung.
Hingga setelahnya, satu kalimat yang terucap dari bibir Isna membuat Malik kembali terkejut.
"Bukannya Om itu impoten?" Tanya Isna to the point. Baru melihat milik Malik dari luar saja Isna sudah ngeri karena ukurannya yang cukup besar dan... Panjang...
Isna buru-buru menggeleng.
Kenapa otaknya jadi kotor? Pikir Isna membatin. Sekujur tubuhnya tiba-tiba merinding.
Isna menelan salivanya sendiri sebelum dia kembali menatap Malik.
"Jadi Om sudah sembuh?" Tanya Isna lagi dengan wajah super polos.
"Dari mana kamu tahu soal ini?" Tanya Malik yang benar-benar bingung.
Jika memang Isna mengetahui semua rahasia Malik dari orang lain, sudah Malik pastikan tersangka utamanya hanya Emir karena sejauh ini yang Malik tahu, orang terdekat Malik yang menjalin hubungan baik dengan Isna hanya Emir. Sementara keluarga Malik yang lain, semuanya tinggal di luar kota dan Isna baru bertemu mereka di acara pernikahan mereka hari ini.
Tapi, jika dipikir-pikir, tidak mungkin juga Emir tiba-tiba memberitahukan masalah sesensitif ini pada Isna tanpa ada sebab yang jelas. Malik tahu betul sifat Emir, sahabatnya itu bukan lelaki yang suka mengumbar aib orang lain. Tidak mungkin Emir membongkar aib Malik tanpa seizin Malik sendiri.
"Jawab Isna, kamu tahu semua tentang saya darimana? Apa ada orang yang memberitahu kamu?" Malik kembali mengulang pertanyaannya.
Kepala Isna yang menunduk dalam dengan kedua tangan yang meremas piyama tidurnya sendiri membuat Malik paham kalau Isna sepertinya takut untuk bicara.
Lelaki itu mendekat dan meraih jemari Isna, menggenggamnya lembut.
"Nggak usah takut, jawab Jujur saja, kamu tau dari mana soal masa lalu saya?" Malik memelankan suaranya. Berharap Isna mau buka suara.
Melihat sikap Malik yang melembut, kepala Isna perlahan mendongak dan menatap lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya itu.
"Nggak ada yang kasih tau saya kok, Om. Saya tau sendiri," jawab Isna apa adanya.
Malik mengesah. Selama ini, Malik sudah berusaha untuk menutupi masalah pribadinya itu dari publik. Bahkan dia sampai rela merogoh kocek demi membungkam mulut ke empat mantan istrinya yang telah bercerai dengannya. Melalui sebuah perjanjian di atas hitam dan putih, Malik meminta kepada ke empat mantan istrinya itu untuk tidak menyebarluaskan berita mengenai dirinya yang memiliki kekurangan.
Malik hanya tidak ingin imagenya sebagai seorang lelaki sejati diremehkan oleh publik karena hal itu. Terlebih, Malik tak ingin Aryan harus ikut menanggung beban atas beredarnya berita buruk tentang diri Malik.
"Tau sendiri? Saya nggak ngerti maksud kamu, coba tolong jelaskan secara detail, darimana kamu tau tentang masalah ini?" Tegas Malik yang tak mau kecolongan.
Awalnya Malik memang tidak berniat untuk memberitahukan soal penyakitnya ini pada Isna, karena bersama Isna, Malik sudah menjadi lelaki normal pada umumnya. Jadi, Malik berpikir, jika Isna tidak mengetahui tentang penyakitnya itu pun tidak akan jadi masalah.
Sayangnya, Isna justru sudah mengetahuinya lebih dulu dan mau tidak mau, Malik harus menjelaskan semuanya.
"Saya cuma dengar percakapan seorang wanita di halte bus yang menyebut-nyebut nama Om ketika dia sedang bicara ditelepon. Wanita itu yang mengatakan kalau sebenarnya Om menderita penyakit impoten selama ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA KHILAF (End)
RomansaHARAP BIJAK DALAM MEMBACA AREA DEWASA 21+ ***** Malik Indra Wahyuda adalah seorang duda beranak satu yang sudah pernah menikah lima kali. Dia dinyatakan impoten oleh Dokter akibat terlalu stress pasca ditinggal mati oleh istri pertamanya. Pernikahan...