bagian kedua

4.4K 389 24
                                    


Pagi itu Yoshi sedang memasak, seperti biasa ia akan meninggalkan Junghwan yang bersiap memakai pakaiannya di kamar untuk menyiapkan sarapan mereka.

Selagi menunggu Junghwan datang, Yoshi menyempatkan diri untuk menyiram tanaman yang Junghwan belikan sebagai hadiah ulang tahun.

Namun sayang niatnya harus diurungkan karena dari depan pintu sana Junghwan sudah berteriak memanggil namanya.

"Kenapaa??" sahut Yoshi sekuat yang ia bisa.

Junghwan menunjuk kearah dadanya, dengan maksud. "Dasi aku mana?" dan seketika Yoshi langsung tepuk dahi karena ia juga baru sadar kalau tadi malam itu dia seharusnya gak usah nurutin perkataan suaminya.

Sesampainya di sana Yoshi langsung membuka laci kecil di dalam lemari pakaian dan mengambil satu yang berwarna hitam untuk Junghwan kenakan.

Junghwan melengos. "TADI GAK ADA DISITU LHO SERIUS, GAK BOHONG." dan Yoshi pun merotasikan matanya sudah hafal dengan kelakuan suaminya itu di pagi hari.

"Udah ah, kamu langsung berangkat aja gausah sarapan lagi. Lihat itu udah jam setengah delapan, bisa telat nanti sampai di sana."

"Iya, juga. Kunci motor mana? aku naik si Kelly aja biar bisa nyalib-nyalib."

Yoshi memicingkan matanya. "Ih, jadi selama ini kamu naik Kelly selalu ngebut ya?" dan setelahnya ia batal memberikan kunci motor itu ke tangan Junghwan.

Seketika Junghwan kaget, apalagi ketika melihat Yoshi memakai outer putihnya yang tergantung di balik pintu kamar. Yoshi menarik tangannya untuk ikut keluar dari rumah dan menyimpan kuncinya setelah pintu itu tertutup rapat.

"Aku yang antar."

"Hah! Janganlah, nanti aku pulangnya gimana?."

"Ya aku jemput."

"Gak mau ah."

"Junghwan.." Yoshi melipat kedua tangannya di hadapan dada, sedikit kesal karena Junghwan baru saja membantah perkataannya.

"Yoshii.. nanti kawan-kawanku lihat, malu lah."

"Kamu malu sama aku?"

"Bukan gitu."

Yoshi membalikkan tubuhnya, tak mau lagi melihat kearah suaminya yang baru saja melukai perasaannya.

"Jahat! yaudah berangkat aja sana, terserah kamu mau ngebut mau terbang juga aku ga peduli."

Dengan emosi Yoshi melemparkan kunci motor itu ke perut Junghwan kemudian pergi meninggalkannya, buru-buru membuka pintu untuk menuju kamar. Jelas Junghwan dapat mendengar suara bantingan pintu kamar, kalau sudah begini pasti Yoshi sudah kecewa sekali.

Junghwan tak dapat berbuat apa-apa karena dirinya juga sedang dikejar waktu, kalau tidak berangkat sekarang pasti gerbang kampus akan ditutup oleh satpam.

"Maaf, kak.."






ㅡ♡m u d a





Sudah sore dan Junghwan masih belum berhasil membujuk Yoshinya yang mengurung diri di kamar. Junghwan akui dirinya memang salah, yang tadi itu tidak seharusnya ia katakan apalagi di hadapan Yoshi langsung.

Ingin sekali Junghwan mendobrak pintu kamar mereka dan memeluk Yoshi pada saat itu juga, tetapi Junghwan juga takut kalau Ayah curiga kenapa pintu kamar bisa rusak.

Pertanyaan apakah karena mereka berantem lah yang pasti Ayah tanyakan pertama kali, apalagi itu pintu kamar kan? Ketahuan banget.

"Kak.. tolong bukain pintunya, aku minta maaf. Aku tahu aku salah, gak seharusnya aku ngomong kayak gitu ke kakak."

MUDA [Hwanshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang