bagian duabelas

2.1K 193 21
                                    

Libur singkat telah berakhir, Junghwan tetap tidak meminta maaf meski Yoshi sudah terang terangan mengabaikannya semalaman.

Yoshi sedih, dirinya merasa kalau semua usahanya dalam menasihati Junghwan sama sekali tidak ada hasilnya. Junghwan tetap saja menganggapnya sepele padahal dari lubuk hati Yoshi yang terdalam, Yoshi tuh udah capek.

Seperti sekarang ini, bukannya Yoshi ingin mengekang suaminya, bukan. Hanya saja kalau terus terusan begini, Yoshi lama-lama muak sama Junghwan.

"Hwan, kalau habis mandi handuknya jangan dibiarin di atas tempat tidur. Nanti selimutnya basah, lembab dong kasurnya."

"Ha? Yaudah tolong digantungin lah handuknya, gaperlu ngomel-ngomel segala. Masih pagi ini, aku gamau ribut."

Lah? Dahi Yoshi berkerut kesal, kenapa Junghwan malah bicara seperti itu.

"Siapa yang cari ribut? Kalau kamu dengerin yang selalu aku bilang pasti aku ngga bakalan omelin kamu kayak anak kecil gini."

"Apa? Anak kecil? Aku kayak anak kecil iya?"

Junghwan melepaskan dasi yang belum sempat ia pakai kemudian mengikatkannya pada pergelangan tangan Yoshi sebelum ia mencoba untuk memberontak.

Tentu Yoshi terkejut, tubuhnya berusaha melawan tapi Junghwan sudah lebih dulu mendorongnya jatuh ke tengah tempat tidur.

"Hwan.. kamu mau ngapain??!"

"Diam ah!."

Dengan kasar Junghwan melepaskan kaos yang Yoshi kenakan, wajahnya bahkan sampai memerah karena kasarnya perlakuan Junghwan padanya.

Dingin, Yoshi berusaha melindungi tubuh bagian bawahnya. Melihat hal itu, Junghwan langsung mencengkram tangan Yoshi dan memposisikannya ke atas kepalanya.

"Ahk! Junghwaaan sakitt.."

"Aku bukan anak kecil, aku.. bukan.. anak kecil!!"

Junghwan melumat kasar bibir Yoshi sampai tanpa sadar ia telah membuat bibir isterinya itu terluka. Yoshi menangis, ditutupnya bibirnya rapat-rapat berusaha membuat Junghwan berhenti. Bukannya berhasil, Junghwan justru beranjak dari posisinya dan menampar pipi Yoshi kuat.

Plak!

"Aku berangkat dulu, kamu aku kunci dari luar."

"Hah?!! Junghwan.. jangan!!"

Blam~

Klik!

Pintu kamar terkunci begitu saja bahkan sebelum Yoshi berhasil menahan kepergian suaminya yang terkesan mencurigakan.

Yoshi pasrah, tangannya masih terikat dan sekarang ia tak bisa melakukan apa-apa. Ditambah rasa pusing yang tiba-tiba saja menyerang kepalanya, Yoshi rasa dirinya akan berakhir sekarang juga.

"Hiks, tolong.."












ㅡ♡








"Niki, tunggu aku."

Kelas sudah berakhir, dan hari ini obrolan antara Junghwan dan Niki hanya sebatas sapaan pagi saja.

Junghwan merasa tidak enak, seperti ada sesuatu yang Niki sembunyikan di belakang dirinya.

"Apa."

"Kau mau kemana?"

"Pulang."

"Taruhan kemarin, gimana? Aku yang menang kan?"

Senyum yang Junghwan lukiskan, pudar seketika di saat ia melihat Niki hanya terkekeh pelan dan berjalan mendekatinya.

MUDA [Hwanshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang