bagian pertama

7.2K 479 30
                                    

Junghwan baru saja tiba, tangannya tergerak untuk membuka pintu depan dan mulai berjalan menghampiri seseorang yang tengah duduk di tengah kasur kamar tidur mereka.

Menyadari rambut Junghwan yang tampak basah, Yoshi langsung mengganjalkan kepala Junghwan dengan bantal kemudian mengambil handuk kecil yang ia simpan di laci meja.

"Tadi ngga angkat telepon memangnya lagi kemana?"

"Gak."

Kepala Yoshi miring ke kanan, heran dengan jawaban dari Junghwan. "Kok engga sih, kalau ditanya tuh jawab." kesal Yoshi sembari mencubit hidung bangir suaminya.

Junghwan menahan tangan Yoshi agar berhenti mencubit hidungnya, dibawanya tangan itu untuk menempel di pipi sebelah kanan.

"Ga boleh tau."

"Lha.. kenapa?" bingung Yoshi sembari mengusapkan pipi Junghwan dengan ibu jari. "Aku isteri kamu, Hwan.."

"Urusan anak kecil."

Mendengarnya membuat tensi Yoshi naik. "Ya makannya orang dewasa ini penasaran, adekkk!" kembali dicubitnya pipi Junghwan agak kuat sangkin gemasnya dengan kebiasaannya ketika sedang lelah.

"Aadoowww, jangan dicubit lah.. sakit tau."

Junghwan memanyunkan bibirnya merajuk kemudian membalik tubuhnya sehingga mencium kain sprei yang masih baru, sangat harum pikirnya karena kepalanya seketika merasa tenang setelah menghirupnya.

"Maaf, Hwan.. sekarang ceritain dong kamu tadi kemana."

"Gak." Junghwan menggelengkan kepala kemudian beranjak dari posisi nyaman yang menurutnya tidak sopan kalau untuk berbicara dengan Yoshi. "Orang jepang gak boleh tau."

Yoshi terkejut. "Heii! sejak kapan, HAHAHA."

Biasanya Yoshi tidak mengerti candaan suaminya itu karena selama ini yang Junghwan katakan hanya apa yang dia dapat dari ayahnya.

Jokes bapak-bapak.

"Kamu udah makan?"

"Hmm." Junghwan menggeleng kemudian menyerahkan diri untuk dipeluk oleh isterinya, seperti sebelumnya tetapi kali ini Junghwan yang ingin memeluknya.

"Jadi udah makan apa belum sih? kalau jawabnya cuma hmm ya aku ngga ngerti."

"Belum makan, sayangg."

"Yaudah kita ke dapur yuk, aku udah masak ayam goreng kesukaan kamu."

Junghwan mengangguk dan beranjak dari posisinya. Sebelum itu tangannya merogoh saku celana untuk mengambil handphonenya yang kehabisan baterai, kemudian memberikannya pada Yoshi yang kebetulan masih duduk di tempatnya semula.

"Tolong, colokin itunya."

"Sini.."

"Terima kasih." ucap Junghwan mengamati Yoshi yang bantu menchargerkan hp nya. "Kemari naik." Yoshi meraih genggaman tangannya kemudian membiarkan anak muda itu untuk membawa tubuhnya pada gendongannya.

Mereka sudah tiba di dapur, Junghwan menurunkannya dan Yoshi langsung menghampiri piring berisi ayam goreng yang tadi diceritakannya.

Kursi meja makan sudah diisi oleh mereka berdua, duduk bersama menikmati menu makan malam yang sama. Junghwan sangat suka ketika Yoshinya rela menghabiskan waktu hanya untuk memasak makan malam mereka, ya meskipun tak jarang juga Junghwan go food donat Jco ke rumah.

"Ayamnya enak, resep dari youtube lagi?"

"Hehe iya, kamu ngga marah kan?"

"Buat apa marah."

"Ya siapa tahu kamu sebal karena aku selalu ngikutin tutor orang lain di internet."

Junghwan terkekeh pelan. "Ya enggak lah, biasa aja."

"Hwan! tadi katanya enak ish.."

Lagi, Junghwan hanya tertawa pelan menanggapi respon isterinya yang sangat menggemaskan. "Oh iya, aku ada tugas."

"Tugas apa?"

"Kritik seni."







—♡m u d a










"Hwannnnn.. jangan dipaksakan kalau udah ngantuk."

"Hah?" Junghwan tersentak dari tidurnya. "Siapa juga yang ngantuk, aku masih sanggup kok.." ucap Junghwan sembari mengambil posisi nyaman di pangkuan isterinya.

Melihat itu Yoshi pun tersenyum gemas. Lantaran suaranya tak lagi didengar oleh Junghwan, maka dari itu tugas Yoshi lah untuk melanjutkan tugas kuliah suaminya.

Lagi pula bagi Yoshi tugasnya tidak begitu susah, hanya laporan praktikum yang dapat dikerjakannya dengan mudah. Tak butuh waktu lama, laptop itu sudah Yoshi masukkan ke dalam tas Junghwan. Sekarang tinggal bagaimana cara Yoshi memindahkan bayi besar itu ke kamar tidur mereka.

"Hwan, pindah ke kamar dulu yuk.."

"Hwan.."

Entah karena terlalu lelah, Junghwan jadi sama sekali tidak menggubris. Junghwan malah semakin nyenyak dengan tepukan-tepukan kecil yang Yoshi berikan di punggungnya.

"Junghwannnnn.."

Tidak ada cara lain, Yoshi akan mencubit hidungnya sampai Junghwan tersadar dan memberontak.

"Ahh!"

"Ehh maaf-maaf.. aku ngga sengaja, yanggg." panik Junghwan memegangi pundak Yoshi yang baru saja tersungkur di lantai.

Barusan saja Junghwan mendorongnya agak kuat karena Yoshi mencubit hidungnya, mau tak mau Yoshi sampai menghantam sofa yang ada di sekitar mereka.

"Yaudah ayo pindah ke kamar."

"Iya."

Junghwan masuk lebih dulu, diikuti Yoshi yang mengekorinya menuju kamar. Setibanya di dalam, Yoshi pun mematikan lampu utama dan menyiapkan pakaian untuk Junghwan kenakan besok terlebih dahulu.

Melihat itu ingin sekali Junghwan melarang Yoshi untuk melakukannya karena Junghwan juga masih bisa melakukannya besok di pagi hari.

"Sayang.. udah jangan dikerjain lagi, besok aku aja yang ambil sendiri."

Yoshi tersenyum di antara remangnya lampu kamar. "Ga apa-apa, Hwan.. besok kamu kan bisa langsung pakai, ga perlu cape bongkar lemari lagi."

"Habis beresin itu udah langsung naik ke sini, jangan urus yang lain lagi."

"Ehh.. iyaaa."  Yoshi merasa kecolongan, tahu aja Junghwan kalau habis beresin bajunya Yoshi mau langsung siapin bekal Junghwan yang mau dibawa besok.

Tapi karena udah dilarang sama orangnya langsung, Yoshi pun mengurungkan niatnya dan menuruti perintah suaminya untuk langsung naik ke atas tempat tidur setelah kerjaannya beres.

"Kemari.." panggil Junghwan padanya.

Yoshi mendekat, menempatkan satu lengannya pada dada Junghwan dan yang satunya di dekat pipi. Mereka terlelap oleh angin sepoi-sepoi dari AC kamar yang sudah lama dinyalakan.









selanjutnya—♡

MUDA [Hwanshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang