Yoshi diundang ke acara reuni alumni, tetapi dirinya sedikit bingung mau ajak Junghwan juga atau tidak. Pasalnya mereka baru aja berantem, Yoshi jadi agak gimana gitu buat mengajaknya.
Meski beberapa teman alumni sudah tahu 'tentangnya' tetapi mereka semua pasti tidak sepenuhnya sama seperti bagaimana yang Beomgyu ketahui.
Secara garis besar yang temannya ketahui hanyalah Yoshi menikah dengan seorang anak kuliahan. Memang bukan karena accident tetapi karena wasiat orang tuanya sebelum meninggal dunia.
Klasik, maka dari itu Yoshi takut setengah mati jika Junghwan bertemu dengan orang yang menyinggung perihal itu dan mereka berakhir dengan berkelahi.
"Kenapa dahinya dikerutin gitu?"
'Hng?' Yoshi menoleh kearah suaminya yang berdiri memegang segelas susu. Kalau Junghwan sudah mengajaknya bicara duluan, berarti Junghwan udah ngga bete lagi.
"Hwan.. sebenarnya akuㅡ"
"Aku minta maaf, kak. Aku masih kecil, seharusnya aku gak boleh sebebas itu main sama kawan-kawanku. Aku salah karena udah coba merokok di belakang kakak, tolong jangan bilang Ayah yaa."
Ohhhhh.. hati Yoshi menghangat. Diletakkannya hp nya di atas tempat tidur kemudian turun dan langsung menghampiri suaminya yang berdiri mematung di tempat.
Dipeluknya tubuh tinggi tegap yang menyembunyikan jiwa seorang anak kecil yang selama ini telah menjadi suaminya. Kepala yang menunduk itu ia usap sayang dan beri tepukan kecil sangkin gemasnya sama kelakuan yang menghangatkan hati.
"Iyaa sayangg udah aku maafin.. Kamu berani minta maaf, aku bangga sama kamu."
"Kalau gitu, kamu boleh aku peluk?"
"Hm?" Yoshi sedikit bingung dengan pertanyaan suaminya. "Ini kan udah peluk." jadi Junghwan mau peluk yang gimana lagi?
Tampaknya Junghwan malu-malu, digoyangkannya kedua kakinya tanda ia ragu tapi Yoshi pun tak bisa berbuat apa-apa. Yoshi ngga tahu Junghwan maunya apa.
"Kamu mau cuddle yah?"
"Nahh iyaa itu!" seru Junghwan sampai menjentikkan jarinya karena sudah hampir frustasi. Tetapi setelah melihat ekspresi Yoshi yang geleng-geleng kepala membuatnya jadi menundukkan kepala lagi, Junghwan takut perutnya bakalan dicubit Yoshi.
"Boleh.. sini ikut aku naik ke atas."
Junghwan menurut saja ketika isterinya itu membawanya naik keatas tempat tidur, bahkan ketika Yoshi sudah membaringkan tubuhnyaㅡ Junghwan masih diam memperhatikan.
Melihat Junghwan yang gugup membuat Yoshi tertawa gemas. "Hwan.. sini ish, tadi katanya mau." dan tentu saja Junghwan refleks ikut membaringkan tubuhnya di samping Yoshi.
"Yang.. tapi aku gatau cuddle itu ngapain."
"Lha.. jadi kamu dari tadi diem karena gatau cuddle itu sebenarnya ngapain?" tanya Yoshi yang mendapat anggukan pelan dari Junghwan.
"Utututu ade bayii.. kamu kok gemes banget siii hari iniii."
Yoshi mencium hidungnya Junghwan berkali-kali, membuat anak muda itu terkejut dan mendorong dadanya Yoshi sampai menjauh.
"Eh ngapain hehh??"
"Ya cuddle, Hwan."
"Lah.. jadi cuddle itu kayak ngelonin anak bayi yangg?"
"Iyaa.. karena kita belum punya ade bayi, yaudah kamu aja jadi bayinya."
"Boleh?" tanya Junghwan memastikan.
