bagian lima

2.4K 280 13
                                    

Ada beberapa hal yang terus Junghwan pikirkan sejak kepulangannya dari rumah Niki. Seperti kenapa selama ini Yoshi ga pernah minta ke dia buat cium bibir dan beberapa foreplay yang bahkan Niki sama pacarnya udah lakukan.

Junghwan cemberut, bahkan setelah mereka tiba di rumah mama mertua. Rencananya hari ini mereka akan makan besar bersama, sebagai perayaan tahun baru yang diadakan setiap tahun.

Selesai mengangkat koper berisikan pakaian mereka, Junghwan langsung memberikan hp nya pada Yoshi dan membaringkan tubuhnya di atas karpet yang sengaja digelar.

Jujur saat ini kepala Junghwan pusing banget, nyetir selama dua jam lebih perjalanan dari kota ke perdesaan yang jalannya cukup buat sakit kepala.

Tadi juga Yoshi sempat muntah karena gak tahan sama cara menyetirnya Junghwan yang ngebut gak karuan sangkin ngejar waktu, tapi ya sama aja sampai disana juga tetap jam 7 malam.

"Hwan.. kamu langsung mandi atau ikut makan bareng ayah di dapur?."

"Langsung tidur aja boleh nggak?" tanya Junghwan dengan wajah memelas.

"Ishh, kok malah tidur."

"Capek banget, yangg." rengek Junghwan menarik lengan Yoshi untuk menutupi wajahnya dari kilau lampu.

Melihat Junghwan yang ngedusel ke badannya langsung membuat Yoshi jadi tak tega, walaupun Yoshi udah ingetin naik travel aja tapi Junghwan tetap maksa bawa mobil karena Junghwan tau banget Yoshi ga bisa duduk dempet-dempetan dengan orang lain.

Lagi pula barang bawaan mereka lumayan banyak, mana tadi singgah dulu ke jnt buat ambil paket sepatu adiknya Yoshi yang kebetulan tiba hari ini.

Yoshi semakin dibuat bersalah sama Junghwan yang tiba-tiba bersin gak jelas. Khawatir kalau itu bukan bersin biasa, Yoshi langsung lari ke kamar buat ambil minyak kayu putih sama termos air hangat sisa yang mereka bawa dari rumah.

"Minum dulu."

"Gak."

"Junghwan.."

Airnya dianggurin, Junghwan malah merengek ngga jelas karena kepalanya memang pusing pake banget.

"Lho.. Junghwan kenapa?"

'hng?' kedatangan mama membuat mereka berdua menoleh bersamaan. "Ngga kenapa-kenapa kok mah, cuma pusing biasa." jawab Junghwan sebisanya.

"Pusing? mau mamah pijit pakai minyak urut ayahmu?" ucap mama menawarkan minyak urut yang biasa ayahnya Yoshi pakai.

Mengingat bau nya yang menyengat banget ke hidung, Yoshi langsung yakin kalau Junghwan pasti gak tahan sama baunya. Bau minyak kayu putih aja kadang Junghwan masih suka merengek, apalagi minyak yang biasa bapak-bapak ndeso pakai.

"Jangan mah.. biar Yoshi aja yang urus."

Junghwan menoleh kearah Yoshi yang tiba-tiba nangkup kaosnya sampai separuh perutnya kelihatan. "Yangg, sakit gak?." tanya Junghwan sebelum Yoshi memulai.

"Engga kok.. kalau aku yang pijit ga bakalan sesakit yang dipijitin mamah." lagipula Yoshi gamau badan suaminya dipegang-pegang sama orang lain, termasuk mamanya sekalipun.










ㅡ♡









"Mamah suka bingung, kenapa Junghwan masih lanjutin kuliahnya padahal gak kuliah juga Junghwan udah bisa langsung isi posisi mendiang ayahnya di perusahaan."

Kan. Ini nih, pertanyaan yang paling ingin Yoshi hindari. "Mah.. ganti pertanyaannya yah."

Soalnya kemarin Yoshi udah yakin banget kalau mama pasti akan menanyakan itu pada mereka, tapi Yoshi gak sampai menduga kalau mama menanyakannya tepat di hadapan Junghwan dan beberapa keluarga lainnya yang tidak begitu dekat dengan mereka.

MUDA [Hwanshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang