Akhir pekan berhasil membuat si anak muda merasa bosan. Biasanya di jam segini Junghwan berangkat kelas tapi karena hari ini libur, Junghwan jadi cuma temani isteri manisnya untuk berberes rumah.
Dimulai dari bantu mengepel teras depan, menyusun piring kedalam lemari sama menyiram bunga. Kebetulan ada tukang donat lewat, Junghwan langsung lari ke dalam rumah buat manggil Yoshi.
"Yangg... dompet kamu taruh di mana??"
Dari arah dapur Yoshi menyahut. "Buat apa?"
Takut tukang donatnya kabur, Junghwan lari lagi keluar buat manggil tukang donatnya biar berhenti di teras rumah mereka.
"Pak.. tunggu bentar ya."
"Iyaa iya, mas.."
Yakin tukang donatnya ga bakalan kabur, Junghwan kembali lagi masuk ke kamar mereka buat cari di mana dompetnya Yoshi berada. Meski Junghwan adalah kepala keluarga, tapi urusan uang semuanya dipegang sama Yoshi.
Junghwan kebagian megang uang cuma kalau mau berangkat ngampus (uang jajan) sama setiap mereka makan di luar, buat jaga-jaga kalau Yoshi ke kamar mandi tapi Junghwan udah ditungguin sama kasir buat bayar.
"Mau beli apa sih, Hwan?"
"Donat."
"Sepuluh ribu cukup, ngga?"
Junghwan diam sejenak, kalau diingat-ingat modelan donat yang dijual sama si bapak kayaknya sih harganya ngga mahal-mahal banget.
"Cukup."
Setelah mendapat uangnya, Junghwan pun langsung ngacir keluar buat samperin tukang donat yang udah nungguin dia di sana.
Penasaran sama donat apa yang mau dibeli sama suaminya, Yoshi memutuskan untuk mengecek Junghwan keluar. Siapa tahu Yoshi kenal sama tukang donatnya, biasanya Yoshi pun suka beli juga kalau lagi malas masak.
Tapi ada yang aneh, selesai Junghwan membayar. "Terimakasih ya, pak." Junghwan langsung masuk kedalam rumah diikuti Yoshi di belakangnya.
"Baik banget bapaknya, masa donat sebiji harganya cuma lima ratus perak."
"Ya ampun.. kebanyakan itu Hwan." tegur Yoshi yang dibuat terkejut dengan satu plastik penuh berisikan donat berbagai rasa.
"Kamu mau, yang?" ucap Junghwan menawarinya satu.
Karena masih kenyang, Yoshi akhirnya menolak tawaran donat dari suaminya. Memang donatnya kelihatan lezat, tapi ya namanya juga nggak laparㅡ yang ada mubazir donatnya.
Yoshi hanya duduk mengamati seplastik penuh donat yang Junghwan letakkan di atas meja. "Apa itu yang gerak-gerak?" tanya Yoshi dalam hati.
Awalnya Yoshi cuma mengira kalau itu efek kelelahan, maklum dari tadi dia udah nyuci pakaian segudang sama jemurnya juga sekalian. Pasti efek matahari yang ia bawa masuk kedalam buat matanya jadi melihat ada yang gerak-gerak di objek putih.
Baru satu donat yang dimakan sama Junghwan, tapi tiba-tiba perutnya terasa mules. Yoshi yang menyadari perubahan ekspresi dari suaminya langsung panik dan berjongkok di hadapannya.
"Kamu kenapa, Hwan??"
"Perutku mules."
Nah loh.. Yoshi jadi panik, apa iya yang dia lihat tadi sebenarnya bukan cuma ilusi optik semata. "Yaudah buruan ke kamar mandi sana."
Junghwan menurut. Cepat-cepat dia lari ke kamar mandi yang ada di dapur dan melepaskan celananya bahkan saat dia masih berdiri di luar pintu. Yoshi ga habis pikir sama kelakuan suaminya itu, untung aja ngga ada tamu.
