Bagaimana cara Risa menentukan pekerjaannya?
Biar kuberitahu satu hal mengenai dirinya, ia tak memiliki cita-cita.
Hidupnya tidak pernah didikte oleh keluarganya untuk memiliki cita-cita, melainkan untuk hidup stabil. Saat SMA ia tak pernah mengisi lembar aplikasi masa depan, hingga wali kelasnya mengeluh dan menanyai apa keinginannya. Hari itu, ia menjawab bahwa ia hanya ingin berpenghasilan stabil meski sudah pensiun tanpa berkuliah. Namun, saat neneknya meninggal, sepertiga harta warisan neneknya diatas namai olehnya dan ia tak akan menyia-nyiakan titipan tersebut hanya untuk kesenangan semata. Karena itu Risa pun lulus menjadi sarjana Kesejahteraan Sosial yang membawanya menjadi pegawai negeri di Balai Kota Hitachinaka pada Divisi Kesejahteraan Sosial.
Dalam pekerjaannya, Risa bertingkah seperti daun kering yang hanyut dibawa arus sungai. Di tempatnya bekerja, ia tak pernah berambisi untuk naik jabatan sampai harus bekerja terlalu keras—dan cari muka di depan atasan. Ia hanya mengikuti perintah; membagikan dana bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, mengurusi kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan kantornya, dan mengawasi masyarakat kalangan ke bawah yang terlibat masalah.
Risa sampai ke kantornya tepat satu jam sebelum jam masuk kerja. Ia membuat kopi di pantry untuk dirinya sendiri, kemudian duduk di meja kerjanya, menyelesaikan laporan-laporannya hingga memeriksa kembali data dari dana bantuan sosial. Bila jam telah menunjukkan pukul sembilan, semua pegawai diwajibkan berdiri dari meja kerja untuk melakukan senam singkat yang dipandu oleh Kepala Divisi. Tak lupa senam tersebut didampingi dengan senyum lebar. Menurut Kepala Divisi, senam pagi dimaksudkan agar mereka lebih gampang bergerak. Dan senyum dimaksudkan agar mereka dicap ramah. Divisi mereka menganut kerja cepat dan keramah-tamahan. Soal kerja cepat, ia bisa. Namun masalah keramah-tamahan ia memang kurang.
Dia tidak akan tersenyum bila tidak ada yang membuatnya senang. Meski begitu, saat melayani masyarakat ia berusaha sebisa mungkin untuk bersikap ramah, minimal ia berbicara dengan suara rendah dan tidak membalas beberapa penerima bantuan temperamental dengan suara yang tinggi. Hanya saja, rekan-rekan kerjanya sering menegurnya dengan maksud menggoda.
"Watanabe, orang-orang akan takut padamu bila wajahmu begitu. Padahal kau cantik."
Senior-senior prialah yang sering berkata begitu. Bahkan, ada salah satu senior sampai mengelus pundaknya. Risa tak masalah bila ia dilecehkan secara verbal, tapi ia tak terima bila sampai disentuh. Ia pernah mengancam senior tersebut, melaporkannya atas tindakan pelecehan seksual. Namun ia malah diperolok karena tak memiliki bukti. Saat rapat evaluasi kerja dua tahun lalu, ia menyarankan ruang kerja mereka harus memiliki CCTV dengan alasan laporannya sering hilang. Keinginan tersebut lebih cepat terwujud, ketimbang memberikan alasan berupa menghindari pelecehan. Dengan begitu, senior pria yang usil pun segan menggoda pegawai perempuan. Meski kejadian tersebut tak terulang lagi, ia malah memiliki julukan baru, 'Si Serius Watanabe'.
"Watanabe,"
Risa mengalihkan perhatiannya dari komputer ke arah pintu ruang kerja. Pak Kepala Divisi berada di sana, melongokkan kepalanya di ambang pintu.
"Kau harus mendatangi kediaman Kakek Takayama perihal keluarganya dan panti jompo."
Setelah pria itu pergi, Risa segera mengemasi keperluannya ke dalam tas jinjing.
"Lagi-lagi kakek itu..." keluh seseorang yang duduk di sebelah meja kerjanya, Aoi. Wanita yang merupakan juniornya itu turut berkemas-kemas mengingat mereka adalah pasangan kerja. "Dia mengeluhkan banyak hal, tapi tak mau ditemui dan menghindari kegiatan pemberdayaan."
"Mau bagaimana lagi, sudah pekerjaan." Sahutnya.
Ia dan pasangan kerjanya pun sampai ke sebuah apartemen bantuan dari pemerintah dekat balai kota. Di sampingnya, Aoi tampak gugup, wanita itu bahkan mengembungkan kedua pipinya sebentar sebelum mengembuskan napasnya yang terkumpul dari mulut. Aoi masih belum terbiasa berhadapan dengan orang-orang seperti Kakek Takayama. Berbeda dengan Risa yang telah berpengalaman selama lima tahun menjadi pekerja sosial. Meski begitu, terkadang ia merasa waswas dengan apa yang dipersiapkan orang-orang dari balik pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/306530531-288-k544191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
FanfictionFujiyoshi Karin dipertemukan kembali dengan Watanabe Risa setelah hubungan mereka sebagai sepasang kekasih berakhir tujuh tahun lalu berkat film pendek mereka yang mendadak viral. Sementara itu, Seki Yumiko yang merupakan pelaku pengunggah film pend...