[END]

221 21 13
                                    

"Selamat atas rilisnya drama keduamu, Karin-chan!"

Seki muncul dari pantry membawa sebuah kue berbentuk kepala kucing yang tersenyum menuju sofa hijau, sementara yang lainnya menembakkan konfeti ke udara. Karin terkesiap sebelum menatap mereka tak percaya sekaligus haru.

"Aku pikir ini hanya reunian biasa..." ujarnya, masih tak percaya. Ia memandang kue berbentuk kepala kucing yang sudah diletakkan Seki di atas meja pendek. "Hei, ini Choco?"

"Ya... Pacarmu yang memesan kue seperti itu dan mengatur semuanya setelah aku berkata bahwa kami ingin memberikanmu kejutan. Tapi, lihat sekarang! Dia malah tak datang." Sahut Seki, sebal. "Omong-omong, pacarmu tidak memberitahu ke mana dia?"

"Kami tak sempat bertemu hari ini karena aku baru sampai rumah pada tengah hari, dan dia tak membalas pesan yang kukirim sejam lalu."

"Bahkan dia tak membalas pesan pacarnya, apalagi pesan dari kita." Ozeki nimbrung, duduk di sofa seberang Karin. "Seharusnya dia hadir lebih awal dari yang lainnya di acara kejutan ini."

Karin mengangkat bahu. Ketimbang memusingkan kenapa kekasihnya belum jua datang, lebih baik ia memulai pesta bersama yang lainnya.

"Agak sayang bila aku memotong kue ini. Lucu sekali... Ini sama saja seperti aku bakal memakan kepala Choco."

Meski Karin bergumam sesal usai memotret kue berkepala Choco tersebut dengan ponselnya, ia tetap memotong kue tersebut dan membagikannya ke masing-masing piring kecil milik para alumni maupun anggota aktif klub film yang hadir.

"Bagaimana rasanya menjadi penulis skenario drama keduamu? Agaknya, kali ini kau semakin serius." Tanya Seki. "Kau sampai harus tinggal sementara di Tokyo hingga proyek dramamu beres. Bukankah drama sebelumnya kau tidak sampai ikut ke lokasi syuting?"

"Ya, begitulah... setelah melihat drama pertamaku agak hancur karena aku lepas tangan dan sepenuhnya diurusi oleh rumah produksi yang mengurusi drama pertamaku itu. Mereka terlalu banyak mengubah alur ceritanya dari naskah buatanku. Padahal aku yakin peringkat penontonnya bisa lebih dari lima persen." Jelas Karin, kesal. "Untung saja kali ini mereka membiarkanku ikut mengurusi dramaku."

"Aku melihat di Twitter, orang-orang yang menunggu drama pertamamu banyak yang kecewa karena seharusnya naskah yang memenangkan lomba menulis skenario drama tingkat nasional diproduksi dengan benar. Mereka sudah berekspektasi lebih." Seki menanggapi. "Tapi, syukurlah kali ini kau bisa mengurusi drama keduamu. Itu terlihat dari episode pertama. Benar-benar bagus!"

Karin terkekeh malu. Rasanya ia tak ingin terlalu membahas soal dirinya, maka ia pun mengalihkan pembicaraan.

"Ketua bagaimana?" tanya Karin pada Seki. "Bukankah kau juga semakin sibuk menjadi pengacara? Kalau tidak, kau pasti bakal membuat film pendek untuk YouTube."

Seki tertawa dibuatnya. "Sebenarnya aku lebih suka membuat film pendek untuk YouTube. Tapi, ternyata membela para klien yang datang ke firma hukumku juga tak kalah menyenangkan... Oh iya, kalau kau atau siapa pun kenalanmu yang butuh pengacara, tolong rekomendasikan firma hukumku, ya? Jika itu kenalanmu seorang selebriti yang tinggal di Tokyo, aku sanggup bolak-balik ke sana untuk menjadi pembelanya."

Karin mengangguk seraya tersenyum.

Mendengar derit ayunan pintu, atensi semua orang di ruangan seketika teralih ke sana. Risa muncul dari celah pintu, perlahan menutup pintu, kemudian memperhatikan satu per satu di ruangan tersebut.

"Kau datang di saat kami sudah mau bubar." Seloroh Ozeki padanya. "Pacarmu merajuk lho."

"Sungguh?" Risa membulatkan matanya, menanggapi dengan serius. "Maafkan aku karena telat datang... Seharusnya aku datang lebih awal. Tapi, yah... ada sesuatu terjadi di luar dugaan." Ia pun beralih pada Karin. "Hei... Karin, selamat atas rilisnya drama keduamu."

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang