"Pacarmu mungkin saja selingkuh."
Karin menjauhkan ponsel dari wajahnya, menatap jengkel Hikaru yang tersenyum usil di atasnya. Gadis bermata besar itu tertawa sebelum kembali berbaring di samping Karin dan membentangkan komik di atas wajah.
"Atas dasar apa kau menuduh pacarku berselingkuh?" ucapnya, tak terima. "Risa hanya main dengan anak-anak dari klub film. Lagi pula, teman dekatnya, Ozeki-senpai bilang kalau Risa jarang berkomunikasi dengan teman-teman seangkatannya selain dia dan Ketua Seki. Dan juga, dia mahasiswa tahun terakhir. Dia pasti sibuk dengan tugas akhirnya, dia juga kerja paruh waktu."
"Pacarmu sering mengabaikan pesan LINE-mu dan jarang menjawab teleponmu." Hikaru mengangkat ponsel yang masih digenggam Karin, sama-sama memperhatikan obrolan LINE antara Karin dan pacarnya. "Dia bahkan membalas pesanmu sesingkat mungkin... Sekarang, sudah tiga hari dia tak ada kabar. Bukankah syuting terakhir kalian batal karena dia? Kalau dia memang sesibuk itu, setidaknya dia memberi kabar kalau dia sibuk."
Tersinggung, Karin mengunci layar ponsel dan meletakkannya di atas perut. "Ozeki-senpai juga bilang kalau Risa memang susah dihubungi, bahkan sebelum kami berpacaran."
"Dengar, Karin... Kau tidak bersamanya selama 24 jam, dari mana kau tahu kalau dia tidak berselingkuh? Temannya mungkin saja melindunginya. Kau kan tidak pernah sekelas dengannya, mana kau tahu kalau ternyata dia berpacaran dengan teman seangkatannya. Sekarang, banyak senior yang suka main-main dengan junior, lho." Hikaru tampak memanas-manasi. "Lagi pula, kalian jarang pergi kencan di akhir pekan meski sudah setengah tahun berpacaran... Awalnya, aku senang saat tahu kau punya pacar, tapi melihat kelakuan pacarmu itu... Wah, benar-benar tidak beres."
"Sudahlah, Run!" Karin bangkit dari kasurnya, didorongnya Hikaru hingga terjerembab ke lantai. "Kau pergi saja dari sini kalau masih mau menguliahiku!"
Hikaru bangkit seraya mengaduh sebelum menatap kesal Karin. "Kalau ada apa-apa, jangan datang padaku, ya!"
Ia mendengus kasar, usai Hikaru keluar dari kamarnya.
Ia tak suka bagaimana orang-orang yang bahkan tidak pernah berinteraksi langsung dengan pacarnya menilainya sedemikian buruk. Karin tahu seperti apa pacarnya, meski terkadang ada beberapa hal yang tak bisa ia ketahui—mengenai keluarga misalnya. Namun, ia tahu kenapa pacarnya sulit dihubungi maupun tidak mengajaknya pergi kencan di akhir pekan: pacarnya jarang memegang ponsel bila sudah di rumah dan pacarnya lebih memilih kerja paruh waktu. Kendati demikian, saat bertemu di kampus mereka tidak memberi jarak sama sekali, bahkan bila ada waktu luang sepulang kuliah, mereka akan menyempatkan diri untuk kencan meski hanya sebentar.
Sebenarnya, pacarnya pun juga menyadari kalau mereka hampir tak pernah pergi kencan pada akhir pekan. Dengan begitu, mereka memutuskan untuk pergi ke festival kembang api setelah menyelesaikan adegan terakhir film pendek mereka. Sayangnya, sudah sehari festival kembang api yang diadakan selama tiga hari tersebut berlalu, pacarnya tak memberi kabar apa pun.
Seketika ia dongkol, omongan Hikaru telah memenuhi isi kepalanya.
Berniat mengalihkan kedongkolannya dengan menonton sesuatu di laptop, perhatiannya lebih dulu tertuju ke layar ponsel yang mengeluarkan cahaya. Pesan LINE dari pacarnya.
'Bisa bertemu sekarang?'
Karena belum terlalu malam, Karin bergegas menuju taman dekat sungai bersama sekantong kembang api yang ia beli di konbini. Pacarnya tak menyuruhnya, hanya inisiatifnya sendiri sebagai pengganti kencan mereka yang batal. Menunggu kedatangan pacarnya, ia duduk di salah satu bangku. Perasaan cemasnya perlahan menguasainya, bukan karena pacarnya tak kunjung-kunjung datang selama lima belas menit ia menunggu, melainkan sesuatu yang selama ini mengganggunya sedang mengawasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
FanfictionFujiyoshi Karin dipertemukan kembali dengan Watanabe Risa setelah hubungan mereka sebagai sepasang kekasih berakhir tujuh tahun lalu berkat film pendek mereka yang mendadak viral. Sementara itu, Seki Yumiko yang merupakan pelaku pengunggah film pend...