Lisa sudah mengantar Jennie sampai di depan rumahnya, sudah 15 menit mereka saling terdiam dan malu-malu.
"Masuk lah" ucap Lisa tapi Jennie menggelengkan kepalanya dengan wajah malunya.
"Aigoo, apa kau ingin mati kedinginan di luar, huh?" Ucap Lisa yang merangkul tubuh Jennie dan membawanya ke depan pintu rumahnya.
"Hmm, cepat masuk di luar sangat dingin" Jennie pun tersenyum malu-malu dengan mengulum bibirnya sendiri.
"Lili-ya"
"Ne?"
"Gomawoyo" ucapnya dengan imut yang membuat Lisa mengelus kedua pipi Jennie..
"Hmm, terimakasih juga Nini" ucap Lisa dengan gemas.
Kaki Jennie berjinjit dan..
'Cup!" Jennie mencium bibir Lisa yang membuat mata Lisa terbelalak dan tersenyum malu.. setelah itu Jennie membuka pintu rumahnya..
"Byee" ucapnya dengan malu-malu memasuki rumahnya.
Lisa tersenyum mengelus bibirnya sendiri dan berjalan menujur motornya dengan deretan gigi yang terus terlihat. Bahkan dia melajukan motornya sambil terus menunjukan deretan gigi putihnya sepanjang jalan sampai di rumahnya.
Mungkin, jika orang melihat, mereka akan menganggap Lisa gila, karena terus tersenyum sepanjang jalan, yang ku takutkan adalah giginya akan menjadi es batu karena dia terus menyengir di bawah cuaca salju yang dingin ini.
-------
Rosè POV
Hari ini, masih hari minggu, aku mempunyai acara bersama Jisoo unnie, dia mengajakku ke restoran miliknya, aku ikut menerima tawarannya dengan senang hati, tapi jangan salah paham.. aku menerimanya tentu saja karena aku menyukai hal yang berbau makanan, bukan berarti.. aku menyukai Jisoo unnie..
"Ya ya ya, mau kemana kamu?" Tanya Jennie unnie yang sudah memakai pakaian berkebunnya, ya setiap dua minggu sekali ayah dan ibu ku menyuruh Jennie unnie untuk membantu orangtua ku berkebun di kebun milik ibu ku yang tidak besar itu, kebun itu terletak hanya beberapa meter saja dari rumahku, untuk memanen singkong dan ubi.
"Ahaa, kasian sekali unnie, hari minggu mu harus berkebun, sedangkan aku? Aku akan pergi makan di restoran Jisoo unnie" jawabku dengan pamer dan Jennie unnie menaruh kedua tangannya di pinggangnya, dia berjalan kearahku.
'Tuk' dia menjitak kening ku yang membuatku mengerucutkan bibirku dan menepis tangannya.
"Yah! Kenapa selalu menjitakku?" Ucapku dan Jennie unnie menggelengkan kepalanya.
"Kau bilang, kau tidak suka dengan Jisoo unnie, tapi lihatlah, kau selalu menerima tawarannya.. kau terlihat seperti sedang memanfaatkan kekayaannya, aigoo" ucap Jennie unnie sambil berdecak yang membuat ku menaikan kedua alis ku dan menatapnya, karena dia lebih pendek dari ku, jadi dia sedikit mendongak melihat wajahku, dan ini bagus. Aku bisa terlihat lebih sok di depan nya.
"Unnie, apa kau iri? Sebaiknya kau terima tawaran eomma, ku dengar, lelaki rambut terang itu, dia bekerja di perusahaan besar" ucapku menggodanya.
Jennie unnie mengambil gagang sapu dan memukul pantatku "katakan lagi" ucapnya, aku berlari setengah mati untuk menghindarinya..
"Appa~ eomma~" aku berlari memutar di sofa dan Jennie unnie terus melayangkan sapu nya..
"Panggil saja, mereka sedang berkebun" ucap Jennie unnie yang terus menerus mengejarku.. saat ini aku berhenti dengan napas yang sudah ngos-ngosan. Aku berhenti di ujung sofa dan unnie ku berada di ujung sebrang ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 'JENLISA' (GXG) ☑️ (END)
De TodoLisa dan Jennie adalah seorang sahabat yang sangat dekat. Hidup Lisa sibuk untuk mencari cinta sejati, sedangkan Jennie sibuk mengejar mimpi, basic cerita ini bisa di bilang classic, ringan. dan mudah pahamin. konflik di dalamnya juga gak berat-bera...