Lisa POV
Pagi ini, aku bangun lebih awal untuk menjenguk kekasihku memastikan bahwa dia sudah baik-baik saja.
Kemarin setelah ayahnya mengetahui hubungan kami, dia banyak bertanya padaku, apakah aku serius dengan Jennie? Apakah aku bisa menjaga Jennie? Dan apakah aku sungguh mencintai Jennie.
Tanpa pikir panjang aku menjawab semua pertanyaan nya dengan percaya diri, ayah nya menyetujui hubungan aku dan Jennie, namun ibu nya yang ku tahu, dia masih belum bisa merestui hubungan ku dengan Jennie.
Tidak apa-apa, ini hanya masalah waktu, akan ku buktikan bahwa aku yang terbaik untuk putri pertama nya, tidak ada yang pantas untuk Jennie selain aku, tidak akan ada yang bisa membahagiakan Jennie selain aku, aku berani bertaruh akan itu.
Aku akan meyakinkan ibunya dengan perlahan, tunggu saja, mungkin sebentar lagi, malah ibu nya yang akan mencintai aku lebih dari Jennie mencintai ku, aku yakin. Jangan sebut aku Lalisa Manoban sang penakhluk hati perempuan mana pun, aku di ciptakan dengan kelebihan ku membuat perempuan seluruh dunia akan jatuh cinta padaku jika mereka mengenal ku, bukan begitu, yeorobun?
Aku sudah berada di depan rumahnya, aku memarkirkan mobil ku dan membawa paperback yang berisi cake cokelat untuk keluarga Jennie yang sudah ku beli dari kemarin malam saat pulang dari rumah Jennie, aku menaruhnya di dalam magicom agar tetap hangat saat mereka memakannya nanti.
Aku mengetuk pintu rumah Jennie dengan ketukan tiga kali.
Aku menunggu di depan pintunya sambil melihat Arloji ku yang masih menunjukan pukul 6 pagi yang artinya memang ini masih sangat pagi dan aku masih leluasa untuk bertemu dengan kekasih ku.Tak lama, pintu rumah Jennie terbuka, aku mematung terdiam sesaat saat melihat ibu nya yang membuka pintu untuk ku, wajahnya sangat menyeramkan, namun aku tetap harus berani menghadapinya, bagaimana pun. Jika aku menikah dengan Jennie, dia akan menjadi mertua ku. Aku harus mendekatinya, aku terkekeh dalam pikiran ku memikirkan tentanf menikahi Jennie.
Aku membungkuk menyapanya dengan sopan. "Annyeonghaseo Ah-"
"Apa kau tidak pernah bertamu? Kau tidak bisa melihat ini baru jam berapa? Apa kau pikir orang-orang di rumah ini tidak terganggu dengan kunjungan mu di hari yang masih sangat pagi ini?" Bahkan aku belum selesai menyapanya, dia sudah menyemprotku dengan kata-kata sinis nya, oh come'on dude. Kemana perginya rasa percaya diriku tadi saat di jalan yang memikirkan bahwa ibu nya akan mencintai ku? Saat benar-benar di hadapannya, nyali ku malah ciut.
"Jeongsonghamnida Ahjumma-"
"Pergi sekarang dan terimakasih untuk ini." Ibunya mengusir ku dan mengambil paperback dari tangan ku sebelum aku memberikannya, apa-apaan dia? Kenapa sikapnya menyebalkan sekali? Aku harus tenang, bahkan tangannya ingin menutup kembali pintu rumahnya, dan dengan cepat aku menahannya memakai tangan ku, aku berdeham sebelum berbicara.
"Ahjumma, jangan potong ucapan ku kali ini, aku hanya ingin menjenguk Jennie, bagaimana keadaannya?"
"Dia baik unnie, masuk lah." Ucap Rosè tiba-tiba dengan wajah yang baru saja terlihat bangun tidur dia keluar dari kamarnya dengan handuk yang melilit di lehernya seperti dia sedang memakai syall hangat.
"Ah? Aku- aku boleh masuk?" Aku terbata-bata mengucapkannya.
"Masuk saja Lisa, jenguk pacar mu, dia pasti akan senang." Kali ini sambung ayahnya yang baru saja keluar dari kamarnya juga.
Ibunya memutarkan mata nya dan menyingkirkan tubuhnya memberiku jalan masuk, aku membungkuk sebelum masuk dan berjalan hati-hati saat melewati ibu calon mertua ku.
Aku mengetuk pintu Jennie, ngomong-ngomong, semalam aku sudah membenarkan engsel pintunya yang pernah ku jebol, jadi sekarang. Dia bisa mengunci pintu kamarnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love 'JENLISA' (GXG) ☑️ (END)
De TodoLisa dan Jennie adalah seorang sahabat yang sangat dekat. Hidup Lisa sibuk untuk mencari cinta sejati, sedangkan Jennie sibuk mengejar mimpi, basic cerita ini bisa di bilang classic, ringan. dan mudah pahamin. konflik di dalamnya juga gak berat-bera...