"Ray! Kamu ini sudah kepala tiga, tapi kenapa sampai sekarang mami ga pernah denger kamu deket sama perempuan mana pun!"
Raymond Divanes, pria berusia tiga puluh tahun itu menghela nafas mendengar perkataan mami nya.
"Lihat kakak-kakak kamu! Mereka semua sudah menikah dan punya anak! Adek bungsu kamu juga sebentar lagi akan menikah! Kamu ini anak laki-laki satu-satunya, tapi sudah kepala tiga belum juga punya pacar."
Sang mami kembali mengomel, memang dari kelima anak nya hanya Ray lah anak lelaki satu-satunya.
Ray adalah anak ketiga dari lima bersaudara yang semuanya adalah perempuan.
Tak heran jika kedua orang tua nya lebih menaruh harapan pada Ray, tapi sampai kepala tiga Ray tak pernah tertimpa gosip dekat dengan wanita mana pun.
Di keluarga Ray, menikah muda sudah seperti tradisi. Itu karena hampir semua generasi sebelumnya pun menikah muda, ditambah paksaan dari kakek Ray yang terus mendorong anak-cucu nya menikah muda.
Kedua kakak nya menikah di usia 20 tahun, dan kini adik bungsu nya menikah diusia 21 tahun, menyusul kakak keempat nya yang baru menikah beberapa bulan yang lalu diusia 23 tahun.
Anak dari kakak pertama nya bahkan tahun depan sudah mulai masuk SMA.
Yang tersisa hanyalah Ray yang belum menikah dan bahkan belum mempunyai pacar.
"Do u like man, not woman? It's okey, itu lebih baik daripada rumor yang mengatakan kamu impotent." Ujar Sang Mami pasrah, sudah lelah menghadapi anak nya.
Gerakan jari Ray yang sedang mengetik terhenti, ia mengalihkan fokus nya pada sang Mami.
"I'm straight, mom." Jelas Ray singkat.
"Lalu kenapa kamu belum pernah membawa perempuan ke rumah? Jangan-jangan... Rumor yang mengatakan kamu impotent itu benar?" Tanya sang mami curiga, matanya memicing menghadap Ray.
"Mi..."
"Pokok nya mami ga mau tau, di makan malam ulang tahun Kakek, kamu harus bawa seseorang. Mau itu perempuan, atau laki-laki, mami ga peduli! Kalo nggak, mami serahin kamu ke kakek. Biar kakek sendiri yang turun tangan untuk menjodohkan kamu!"
Meski Kakek Ray sudah berusia 80 tahun, Kakek Dama masih terlihat segar dan bugar. Kakek Dama juga orang sangat yang disegani oleh orang-orang hingga sekarang.
Di usianya yang sudah sepuh, nama Kakek Dama masih sangat berpengaruh di dunia bisnis. Kakek Dama terkenal akan ketegasan nya, ia terkenal tidak mau dibantah setiap ucapan nya dan segala sesuatu harus berjalan sesuai keinginan nya.
Setelah puas menasihati atau lebih tepatnya mengomeli Ray, Sang Mami akhirnya keluar dari ruang kerja Ray dengan emosi yang masih menyulut.
Ray yang melihat tingkah sang Mami hanya acuh, tak sekali dua kali dia mengalami kejadian ini.
Jadi ia hanya acuh sambil memeriksa dokumen-dokumen pekerjaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boss or Crazy Secretary?
Romansa18+ Desclaimer : Semua latar belakang tempat, penyakit, waktu, penamaan tokoh, maupun alur cerita hanyalah fiktif sekaligus imajinasi penulis semata. Jadi mohon maaf apabila ada yang melenceng dari kenyataan, semua nya murni hanya imajinasi. Ray, se...