O9.Stay With Me.

3.3K 373 11
                                    

Setelah kejadian semalam, keduanya memilih untuk menjaga jarak; lebih tepatnya Winter, ia hanya menemui Karina jika ada urusan dalam pekerjaan.

Putaran waktu terus menghantuinya semenjak merasakan sentuhan kedua bibir mereka, antara rasa kesal, dan juga tak percaya.

Winter bingung dengan perasaannya sekarang, ia sudah melupakan Karina dari lama, bahkan bertahun tahun lalu, namun kenapa ciuman kemarin justru membuat jantungnya berdebar kencang?

Atau mungkin itu hanya karena nafsu, bukan cinta..

"Minjeong-ssi, berikan berkas ini kepada boss, yang map merah tolong di tanda tangani." Suara tersebut sedikit mengagetkannya, ternyata sang manager.

Dengan sopan Winter mengambil berkas tersebut dan pamit. "Baiklah, akan segera ku serahkan."

Astaga, paginya akan buruk karena harus bertemu dengan Karina.

Tok...tok...tok...

"Masuklah."

Cklek...

"Ada apa, Minjeong-ssi?"

Tanpa banyak bicara Winter langsung menaruh Map tersebut diatas meja sang boss. "Tanda tangan yang map merah saja, akan ku ambil nanti."

"Ya! Kau mau kemana? Apakah sopan seperti itu kepada atasanmu?!" Tegur Karina yang menghentikan langkah Winter untuk keluar. "Duduklah, ada hal yang harus kita bicarakan."

Dengan sedikit terpaksa, pada akhirnya Winter duduk di sofa, disusul dengan Karina setelah ia membaca dan menandatangani berkas yang diminta.

Mereka duduk bersebalahan, awalnya hanya diam saja, atasannya itu terlihat sedikit berfikir ingin bicara dari mana, raut wajahnya juga terlihat begitu ragu.

"Minjeong-ah."

"Mari menikah."

WHAT?!!!!!!!

Winter melotot tak percaya, mulutnya sedikit terbuka dengan wajah yang, sulit dijelaskan dengan kata kata. "MWOYA?!! APAKAH KAU MASIH BERAKAL, YOO JIMIN-SSI?!!"

"Kau sudah menciumku tanpa izin, dan kini mengajakku menikah? Tolong ingat perbuatanmu di masa lalu, apa normal jika aku akan menikah dengan orang sepertimu?"

"Kau terlalu gila untuk sekedar dikatakan brengsek."

Tak perduli siapa itu Karina, mau dia atasannya atau bahkan orang yang bisa mencabut jabatannya dari perusahaan, baginya, wanita itu tak lain dari kata egois.

"Aku akan segera memberikan surat pengunduran diri." Finalnya sebelum benar benar hilang dari pandangan sang atasan.

Karina tersenyum miris, ia mununduk, dan menghapus air mata yang sudah turun hingga hidung, jadi begini rasa yang Winter rasakan dulu, sangat perih.

Ia mengambil ponselnya dan menekan tombol video call kepada satu nomer.

"Ah, sayang, bagaimana kegiatanmu disana??"

Jangan berfikir yang tidak tidak, itu adalah suara sang ayah. "Semuanya baik baik saja, sepertinya aku tidak bisa menikah tahun ini."

Alasan utama Karina mengajak Winter menikah bukanlah apa apa, namun kondisi sang ibu yang semakin kritis, dan permintaan yang terakhir ibunya ucapkan adalah ingin melihat Karina menikah. "Ayah tidak memaksamu untuk menikah, lebih baik kau kembali kesini, dan menghabiskan waktu waktu terakhir ibumu, dengan kebersamaan."

"Apa aku perlu menikah kontrak, ayah?"

"Kau gila? Ibumu ingin melihatmu bahagia dan menikah, bukan sekedar menggunakan pakaian pengantin."

Crush on you | MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang