"Minjeong-ah.."
"Kamu siapa? Kenapa gak sopan banget tiba tiba masuk?" Celetuk Grace yang membuat Karina melotot kaget, astaga makin runyam saja.
Sedangkan Winter meruntuk dalam hati.
"Najis dia yang siapa.""Grace cukup, kamu bisa pergi dari sini sekarang?" Karina meminta dengan nada yang datar namun terdengar tegas, namun tidak menggoyahkan iman sang lawan bicara.
"Kath.. Kamu ngusir aku? Bukannya kamu sayang sama aku?"
"Grace Lee, untuk terakhir kalinya saya minta kamu angkat kaki dari sini atau security yang akan ngusir kamu."
Karena merasa suasananya tidka baik, pada akhirnya Grace memilih pergi, ia takut dengan tatapan Karina yang terlihat tajam dan menusuk, membuat siapapun lawan bicara dipastikan akan takut.
Kembali ke sisi awal, Karina hendak menghampiri kekasihnya namun Winter justru menghindar, ia menepis tangan Karina yang menyentuh lengannya dengan kasar.
"Enak pelukannya?"
Ouh... Kiamat lah.
"Diem aja? Nikmatin beneran?"
Karina menunduk, ia tidak berani untuk menjawab, sampai pada akhirnya karena kesal, Winter menendang tulang kering Karina menggunakan sepatu heels nya.
"AWWSSHHH..."
Sang korban langsung terjatuh di lantai sembari meringis, astaga, kenapa Winter begitu mengerikan sekarang?
"Masih diam? Perlukah kaki kirimu merasakannya juga?"
Dengan reflek Karina langsung berdiri dan mengangkat satu tangannya. "Tidak, aku akan menjelaskan."
"Yasudah jelaskan, se jelas jelasnya."
Karina menghela nafasnya panjang, ia mengatur detak jantungnya yang berpacu cepat, karena takut Winter akan semakin marah saat mendengar penjelasannya.
"Ini agak sensitif tetapi.. Aku ingin kau tau dan kita dapat meluruskan masalah ini dengan kepala dingin."
"Tadi itu Grace Lee, dia mantan kekasihku saat di Kanada."
FLASHBACK
Karina menyeruput kopi hangat yang ada di tangannya sembari menatap kearah luar dari balkon appartement, beberapa detik setelah itu, perhatiannya teralihkan karena suara yang berasal dari arah ruang tengah.
Saat berbalik..
"Boo! Kamu bangun cepat hari ini." Ucap gadis tersebut lalu segera memeluk Karina.
Sedikit terkejut, namun Karina hanya tersenyum tipis, membalas pelukannya dengan satu tangan, karena sebelah tangannya sedang memegang cangkir kopi.
Gadis itu adalah Grace Lee, roommate Karina saat dirinya pertama kali pindah ke Kanada, keduanya begitu dekat sampai di jenjang Grace menyatakan perasaannya pada Karina.
Dah bahkan tanpa ragu, Karina menerimanya hingga mereka memiliki hubungan yang pasti.
"Hum, ada kelas pagi?"
Grace menggeleng, ia melepaskan pelukannya sebelum menatap Karina kembali. "Bisakah kamu berubah untukku?"
"Berubah? Dalam hal?"
"Segalanya, sifat, perlakuan, perhatian, kita membutuhkan banyak interaksi untuk memperhatankan hubungan kita."
Karina sedikit mendelik, ia terdiam sembari menutup kedua matanya. "Aku tidak bisa merubah diriku sendiri, jangan terus memaksaku."
"Kath kamu bisa, aku tau kamu bisa, cukup berikan aku perhatian dan aku yakin kamu bisa karena kamu cinta sama aku."
Deg.. Deg...
Karina semakin bungkam, permasalahan utamanya adalah, ia tidak merasa bahwa dirinya mencintai Grace, namun ia merasa begitu nyaman saat Grace berada di sisinya.
"Aku... Bingung.
"The fuck, Seriously?! Apakah kamu menganggap hubungan kita hanya main main? Kamu selalu tidak bisa serius Katharina!"
Merasa dirinya di remehkan, Karina meletakan gelas kopinya diatas meja kemudian berdiri dan menatap kekasihnya. "Kamu selalu menganggap semua kekuranganku adalah penyebab semua ini, yang egois itu sebenarnya kamu."
"Ah terserah! Kamu selalu tudak bisa mengalah, and i think, marcel's better than you, more better than you Katharina."
BRAK!!
"HOW DARE U GRACE?!!"
"Am i. Dia lebih pintar dari kamu, dia lebih kaya dari kamu, dia pengertian, perhatian, selalu nanyain keadaan aku saat aku gak ada kabar, dan kamu? Jangankan nyariin, nanya aja engga!"
Tertohok, Karina duduk sembari meremae ramburnya kesal, mata merahnya menatap Grace kembali. "Fine, we're done. Aku bakalan balik ke apart besok, makasih waktunya." Kalimat terakhir sebelum Karina meninggalkan Grace sendirian.
Setelah kejadian tersebut, hubungan keduanya lost, Karina juga tidak peduli sekalipun ia tidak jarang bertemu Grace dan Marcel di acara acara penting, ia tidak merasakan sakit hati.
Karena dirinya sadar, bahkan ia tidak mencintai Grace, melainkan nyaman sebagai seorang teman.
FLASHBACK OFF
"Tidak berhubungan lagi tapi masih berpelukan? Kamu berencana kembali bersamanya?"
Karina menggeleng, ia menyentuh kedua pundak Winter. "Aku mencintaimu, tidak ada alasan untuk kita berpisah Minjeong-ah, qtolong lupakan tentang dia."
"Karina Yoo, yang benar saja, barusan melihat kekasihku sedang berpelukan dengan wanita lain yang ternyata adalah mantannya, salahkah bila aku kecewa?"
Karina tertohok, ia diam dan lidahnya terasa kelu untuk membantah, pada akhirnya dirinya memilih untuk mengalah. "Baiklah, aku mengaku salah karena tidak menghindar, lalu apa maumu?"
Winter sedikit terkejut, kenapa nadanya terdengar lantang sekali? Seakan akan ia yang salah disini. "Aku akan menginap dirumah Ningning, tolong beri aku waktu sendiri."
"Fine, aku tidak akan melarangmu." Setelah mengatakan itu, Karina langsung beranjak dari sana, meninggalkan Winter yang terdiam di lobby.
Tidak kah ada usaha untuk membujuk atau lebih meyakinkannya? Hal itu yang membuat Winter kesal, mood nya sangat hancur sekarang.
"Untung saja aku tidak melempari mu sepatu."
Cukup, dirinya tidak akan mengalah lagi, dia tidak boleh terlihat lemah, di depan Karina sekalipun.
![](https://img.wattpad.com/cover/303992724-288-k689388.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on you | M
Fiksi PenggemarH I A T U S WINRINA/JIMINJEONG | "Berhenti mengejarku, Minjeong-ah." Keluh Karina kepada seorang gadis yang mengikutinya sedari tadi. Gadis itu adalah Kim Minjeong, orang orang biasa memanggilnya dengan nama Winter. "Aku hanya ingin bersamamu, apa i...