Waduhh ternyata banyak jg ya yang nungguin cerita ini update, maaf niatnya kelamaan dan makasih yang tetep setia nungguin, aku usahain up kalo waktu kosong ya, gak akan ngilang lagi ampun..
***
Pagi ini, keduanya di sibukan dengan pekerjaan masing masing, bahkan Karina tidak sempat memakai dasinya dengan benar akibat mereka bangun kesiangan.
Didalam ruangan yang cukup luas itu, Winter tengah sibuk mengotak ngatuk tumpukan berkas sedangkan Karina sendiri sibuk didepan komputernya.
Sekilas, Winter menoleh ke arah sang kekasih..
Kacamata anti radiasi, dasi yang tak tersusun rapi, kemeja yang kancing dua kancing atasnya dibuka, membuat Karina terlihat menawan.
"Fokus dan berhenti melihatku seperti itu, Minjeong-ah."
Astaga ke-Gep!
Dengan cepat Winter mengalihkan kembali fokusnya untuk membaca beberapa berkas sembari berdehem kecil. "Tidak, tidak ada yang memperhatikanmu, Kepedean sekali."
Karina hanya menanggapi dengan kekehan kecil, sebelum keduanya berhadapan karena Winter memberikan dua map yang perlu di tanda tangani.
"Ini persetujuan kerja sama Jeurika corporation, yang bawah hasil evaluasi perkembangan harga tanah bulan ini, tolong di tanda tangani, direktur Yoo Jimin."
Sembari tersenyum, Karina mengambil pulpen kemudian membaca lalu menandatangani nya dan menyerahkan kembali kepada sekretaris kesayangannya.
"Selesai, sekarang cium aku."
"Permintaan dadakan macam apa itu?!"
Winter mendengus kesal, ditengah kesibukan ini bisa bisanya Karina meminta untuk dicium, kurang belaian sekali.
"Lalu, kau tidak akan memberikannya?" Dengan cepat Winter menggeleng, ia mengangkat berkas yang baru saja sang boss tanda tangani. "Aku harus mengurus ini semua, jadi—"
Cuppp...
Kecupan singkat itu terjadi begitu cepat, Wihter mengerjapkan matanya berkali kali, sedangkan sang dominan hanya terkekeh. "Aku tidak memintamu untuk berciuman lama, cukup berikan kecupan hangat di setiap hari, aku sangat menyukainya."
Tanpa sadar ucapannya barusan membuat rona merah di pipi Winter, ia merasa malu karena belum terbiasa untuk melakukan hal tersebut, apakah jika sering ia akan terbiasa?
"Berhentilah, jangan lupakan kita sedang berada di kantor."
Karina hanya tersenyum tipis, tanpa ragu ia menarik Winter sampai gadis itu terduduk diatas pahanya.
Sang gadis musim dingin tentu terkejut, ia hampir saja terjatuh kalau saja tidak ada tangan yang melingkar di pinggangnya, astaga, ini sangat tidak akan untung jantung.
"Ini ruangan ku, kita bisa melakukannya disini jika kau mau.."
PUK!
Awwshh...
"Melakukan apa?!!"
Karina meringis sangat pahanya di pukul dengan kuat, bahkan Winter sudah membalikan tubuhnya untuk menatap Karina, namun posisi tersebut justru semakin membuat mereka terlihat semakin intim saja.
"Saat galak kamu terlihat begitu sexy Minjeong-ah.."
"Berhenti berbicara dengan nada seperti itu atau kamu aku pukul lagi." Tangan mungil sang gadis sudah berada tepat didepan wajah kekasihnya, seolah siap untuk memukul kapanpun dia mau.
Karena merasa puas, Karina semakin tertawa, ia sangat bahagia karena tetap bisa menghabiskan waktu bersama Winter meskipun di tengah kesibukan bekerja.
Tok.. Tok...
"Miss Karina, ada tamu yang menunggu anda di lobby."
Winter langsung turun dari pangkuan sang kekasih dan kembali duduk di kursi kerjanya, sedangkan Karina, ia berfikir sejenak, merasa bahwa dirinya tidak memiliki janji dengan klien pada jam ini.
"Silahkan masuk."
Cklek...
"Maaf miss, sang tamu mengaku kerabat dari miss."
Karina sempat berdiri dari duduknya. "Apakah kau sudah menanyakan nama dari orang itu?"
"Lee... Ah, Grace Lee."
Karina membulatkan matanya terkejut, astaga yang benar saja?! Bagaimana bisa gadis itu berada di perusahaannya sekarang.
Winter yang tak sengaja menguping ikut penasaran, ditambah melihat ekspresi dari Karina yang begitu terkejut, sebenarnya siapa Grace Lee itu?
"Kamu boleh keluar, saya akan turun."
Pria tersebut membungkuk sopan. "Baik miss, kalau begitu saya permisi." Ucapnya kemudian keluar dari ruangan dan menutup pintunya kembali.
"Siapa dia?"
Karina tak menanggapi ucapan Winter, ia mengambil dan memakai blazernya sebelum menghampiri sang pacar. "Akan ku jelaskan nanti, tolong ambil alih sebentar ya pekerjaanku."
Cup..
Winter mengangguk dengan ragu, setelah mengecup pucuk kepalanya, Karina melesat begitu saja, ia terlihat sedikit terburu buru untuk turun ke lobby.
***
Dari jarak beberapa meter, Karina dapat melihat seorang wanita yang menunggu di sofa lobby sembari memperhatikan jam tangannya, dengan ragu, ia mengatur nafas dan masuk ke dalam ruang lobby.
"Grace Lee."
Sang empu menoleh, ia segera berdiri dan terbinar atas apa yang dilihat nya sekarang, tanpa ragu, ia menarik Karina ke dalam pelukannya. "Katharinaa, aku sangat merindukanmu."
Karina hanya diam, ia tak tau harus merespon apa, namun diamnya itu justru menjadi suatu kebodohan, karena yang memeluknya saat itu adalah mantan kekasihnya.
"Apa yang kamu lakukan disini?"
Grace segera melepaskan pelukannya, ia menatap Karina lekat lekat, namun sang lawan justru mengalihkan pandangannya ke arah samping.
"Kath, aku—"
"Can u stop call me with that fucking 'nickname'?"
Karina menaikan nada bicaranya, dirinya sungguh tidak ingin dipanggil seperti itu lagi.
Bukannya takut, Grace meraih kedua tangan Karina dan menggenggamnya. "Bukankah kamu ingin selalu di panggil Katharina? Itu sudah menjadi kebiasaan kita dulu."
"Grace Lee please, apa tujuanmu datang kesini sebenarnya?!"
Grace mendekatkan wajahnya ke arah Karina, membuat wanita tinggi itu sedikit mundur memberi jarak. "Kembali bersamamu, apalagi?" Bisiknya.
Bruk!
Keduanya reflek menoleh saat mendengar suara benda terjatuh. "M-maaf, aku menganggu waktunya ya?"
Karina langsung dengan cepat mendorong Grace hingga gadis itu terduduk kembali di kursi, dirinya begitu panik melihat Winter yang sudah ada didepannya.
"Minjeong-ah.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on you | M
FanfictionH I A T U S WINRINA/JIMINJEONG | "Berhenti mengejarku, Minjeong-ah." Keluh Karina kepada seorang gadis yang mengikutinya sedari tadi. Gadis itu adalah Kim Minjeong, orang orang biasa memanggilnya dengan nama Winter. "Aku hanya ingin bersamamu, apa i...