Kejadian mabuk itu sudah lama berlalu, kini, Karina dan teman satu angkatannya tengah berbahagia saat melihat nilai hasil ujian yang terpampang di mading sekolah.
"Kau berhasil lagi, Jimin-ssi." Ucap Giselle sembari menepuk bahu sahabatnya bangga.
Karina berada di urutan paling atas, dengan nilai paling sempurna, potensi untuk masuk universitas terbaik juga telah terbuka lebar.
Namun, terlihat dari raut wajahnya, gadis itu terlihat sedikit kurang puas dengan apa yang ia gapai. "Ntahlah, rasanya sedikit berbeda."
Tak!
"Bersyukurlah, kau lulus dengan nilai terbaik saat ini, masa depanmu sudah terpandang cerah." Sindir Ryujin sembari menjitak kepala Karina.
Dibalik bahagianya pada kakak kelas, Winter duduk termenung di kursi kantin, dalam batinnya ia terus berfikir, apakah jika sudah perpisahan nanti, dia dan Karina tidak akan pernah bertemu kembali?
Dor!
"Yak! Brengsek! Kau mengagetkanku!" Kejut Winter dengan wajah sedikit pucat.
Sullyoon dan Ningning memandang wajahnya aneh, kemudian duduk didepan temannya itu. "Apakah urusan proposal sudah selesai?" Tanya Winter.
Sullyoon mengangguk. "Selesai dalam 3 hari."
"Kau memang dapat diandalkan." Pujinya senang.
"Ah aku hampir lupa jika Minggu depan sudah perpisahan, Karina-sunbae akan berkuliah di Kanada bukan?" Ucap Ningning dengan sedikit pertanyaan di akhir kalimatnya.
Pertanyaan itu justru membuat Winter membeku. "Dia berkuliah di Kanada?"
"Kalian tidak tahu? Orangtuanya sudah mendaftarkan dirinya disana, aku hanya mendengar gosip, namun sepertinya benar, Karna yang berkata bukan hanya 1 orang."
Lemas rasanya, Winter sudah berusaha untuk melupakan Karina memang, namun usahanya terlihat tidak niat sama sekali, karena ia selalu melihat Karina dari jauh setiap saat.
"Aku ingin menangis." Gumam Winter, ia menyeludupkan kepalanya di atas lengan yang terlipat, sungguh berat hati ini.
"Berkencanlah." Saran Sullyoon.
Ningning juga ikut setuju dengan perkataan temannya. "Benar, berkencanlah, maka kau akan melupakan Karina."
Winter mengangkat kepalanya kemudian tersenyum. "Aku akan berkencan dengan Karina."
--
Hari perpisahan tiba, acara berjalan dengan sangat lancar, bahagia dan kesedihan menjadi satu.
Karina membungkukkan badannya sopan kepada wali kelas serta guru guru yang telah mendidiknya dengan baik selma bersekolh disini.
"Tumbuhlah dengan baik, jangan melupakan kami." Ucap salah satu guru pria, dia adalah guru pelajaran fisika yang mengajar kelas 12.
Karina mengangguk. "Terima kasih, sekolah ini memiliki banyak kenangan yang sulit ku lupakan."
Setelah selesai dengan urusannya, ia keluar dengan wajah yang cukup bahagia, lalu berjalan ke lapangan untuk melakukan sesi foto bersama anak anak lain.
Namun tanpa kita sadari, Karina berusaha tidak terusik karena Winter terus mengikutinya kemana mana semenjak keluar dari ruang guru.
"Berhenti mengejarku, Minjeong-ah." Keluh Karina kepada seorang gadis yang mengikutinya sedari tadi.
Gadis itu adalah Kim Minjeong, orang orang biasa memanggilnya dengan nama Winter. "Aku hanya ingin bersamamu, apa itu salah?"
"Kau membuatku tak nyaman." Balas si Yoo dengan terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on you | M
Hayran KurguH I A T U S WINRINA/JIMINJEONG | "Berhenti mengejarku, Minjeong-ah." Keluh Karina kepada seorang gadis yang mengikutinya sedari tadi. Gadis itu adalah Kim Minjeong, orang orang biasa memanggilnya dengan nama Winter. "Aku hanya ingin bersamamu, apa i...