"Berhenti, jangan gila Minjeong-ah."
Winter menepis kasar Ningning yang hendak menahan tangannya untuk berhenti mengonsumsi makanan super pedas yang ada didepan mereka saat ini.
Bagaimana tidak? Sudah mangkuk ke empat mie setan ia habiskan tanpa ekspresi, padahal saat di cicip, makanan itu terasa seperti api yang menyambar di saat terkena lidah.
"Seharusnya kamu aku viralkan saja, supaya dapat uang."
"Apa katamu?"
Ningning mendelik melihat tatapan tajam tersebut, astaga! Orang yang sedang merana memang sungguh mengerikan. "Kamu akan sakit perut dan bolak balik kamar mandi karena makanan beracun ini."
"Aku tidak peduli, karena pacarku jauh lebih beracun dari pada mie mie pecundang yang aku makan ini."
PRAK!
"YOO JIMIN BRENGSEK!!"
Bentakan tersebut mengalihkan perhatian para pengunjung lain, mereka menatap Winter dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin jelas yang ada di fikiran mereka adalah kenapa wanita freak ini berteriak?
"Kim Minjeong pelan kan suaramu... Kita sedang di tempat umum jika kau lupa."
"Ning apakah kau tidak mendukungku atas apa yang terjadi? Liatlah Jimin itu, dia—ah! Enyahlah! Aku kesal sekali." Winter menyandarkan dirinya di kursi dengan perasaan campur aduk.
Mulutnya yang berantakan karena noda dari makanan pedas itu membuat keadaannya semakin tidak terlihat normal. "Aku cemburu dan aku mengaku, tapi si bajingan itu justru tidak membujuk ku, dia punya uang namun kenapa tidak membeli ke peka an?!!"
Ningning hanya diam sembari memandang sahabatnya ngeri, dia bingung harus merespon bagaimana, diberi saran juga pasti tidak akan diterima.
Aturan satu, jangan memberi saran kepada orang yang sedang galau karena cinta, karena saran kalian tidak akan berarti apa apa, justru yang dilakukan akan sebaliknya.
"Sudahlah cukup, ayo kita pulang, kamu kacau sekali." Ningning mengambil tisu yang ada didepannya kemudian membersihkan noda cabai yang ada di sekitar mulut temannya itu.
"Bangun Minjeong-ah, kamu berjanji tidak merepotkan ku, tolong."
Pada akhirnya gadis itu beranjak, membayar makanan serta meminta maaf atas kekacauan kecil yang terjadi, setelah itu kembali ke tujuan mereka, yaitu kediaman Ningning.
Sebenernya tempat ini tidak bisa langsung dibilang sebagai rumah, namun rumah susun? Entahlah, ia menganggap ini sebagai rumah karena adalah tempatnya, tak salah.
Karena jaraknya tak jauh, sepanjang jalan Ningning terus menangkan Winter, dahulu saat masa sekolah, dia juga yang terus meladeni ke galauan sahabatnya, namun tak separah ini.
Sampai di dalam, keduanya duduk diatas sofa, Winter melirik temannya sebelum bertanya. "Bagaimana jika dia kembali dengan mantannya?"
"Kim Minjeong kau sudah empat kali menanyakan pertanyaan yang sama hari ini."
"Kau tidak tau. Badan gadis itu sangat molek, dia tinggi, dada dan bokongnya begitu seksi! Bagaimana jika Karina berpaling dariku dan kembali kepada gadis montok itu?!"
Ningning terdiam dengan mulut yang terbuka, astaga dia terkejut. "Yang benar saja? Cukup. Cuci muka dan gosok gigi, setelah itu pergi tidur."
"Ning aku belum selesai.."
***
Di lain sisi, Karina tengah berdiam diri di balkon hotel, dirinya memilih untuk menginap di hotel satu malam karena beberapa alasan.
Lebih tepatnya, ia ingin sendiri.
Karina meneguk satu gelas kecil wine yang ada di tangannya hingga habis, memejamkan mata menikmati sensasi hangat yang sangat menangkan.
Drt.. Drt.. Drt...
"Hallo?"
"Karina jujur padaku apakah dirimu dan Winter sedang bermasalah?"
"Aku sedang tidak ingin membahas ini Aeri-ah."
"Tapi kamu butuh Karina. Ningning baru saja menghubungiku terkait keadaan Winter sangat ini, kau tau? Dia kacau, dia kecewa dan marah, bisakah kau menurunkan sedikit egomu untuk membahas masalah kalian?"
"Karina, masalah jika tidak langsung di selesaikan akan semakin besar, dan kalian akan lelah sendiri lalu memilih berpisah."
Karina terdiam, ia mencerna setiap kata kata yang diucapkan Giselle untuknya, terdengar menampar, namun tidak membuatnya gentar.
"Jika kau menelfon ku hanya untuk memberi tauki tentang ini, maaf aku sib—"
"Kau sudah berjanji akan berubah untungnya Karina tolonglah! Jangan menjadi orang yang pengecut, kamu tau Winter itu lemah dan kamu justru semakin melemahkannya. Jangan bodoh, kamu pengusaha."
"Aeri..."
"Dia sedang menginap di apartement Ningning, ajaklah dia bertemu dan bicarakan masalah kalian, lari dari masalah adanya pengecut. I know u'll never being loser, Karina."
Tit... Tit... Tit...
Panggilan telefon berakhir, Karina menghela nafas resah kemudian masuk ke dalam kamar hotelnya kembali, dan menutup pintu balkon.
Duduk diatas ranjang membuatnya teringat akan Winter, apakah benar kekasihnya itu sekarang sedang tidak baik baik saja? Entahlah, ia sedikit khawatir tentang itu.
***
Pagi ini, Winter datang sedikit lebih cepat dibanding hari hari biasanya, selain karena berangkat bersama Ningning, ia juga tidak tidur dengan nyenyak akibat memikirkan Karina.
Maka itu, pagi pagi sekali pada pukul 06:21 AM, dia sudah berada di kantor dan menyeduh kopi, masuk ke dalam ruangan Karina yang sekaligus ruangannya kemudian menikmati kopinya didepan komputer.
Dia datang terlalu pagi, bahkan biasanya kegiatan kantor baru dimulai pukul 07:45.
Bukan masalah besar, Karena dia masih bisa bersantai sebentar di kantor yang sepi, dan menikmati waktu sendirinya.
Cklek..
Terperajat kaget, Winter hampir terlompat dari kursinya saat melihat pintu terbuka dan terlihat seorang gadis berpostur tubuh tinggi yang masuk tanpa mengetuk.
"Kenapa kau terkejut?" Tanya Karina karena melihat reaksi dari Winter yang tampak sangat terkejut, bahkan kopi yang berada di tangannya juga nyaris tumpah.
Merasa sedikit heran dan kesal di waktu yang bersamaan, Winter hanya mendengus, kemudian ia kembali mengalihkan fokusnya ke laporan proposal yang tengah ia revisi, dia hanya tidak menyangka mood nya akan rusak sepagi ini.
Merasa tidak di perdulikan, Karina berjalan mendekat ke arah Winter. "Apa kau akan terus diam?"
"Bukan urusanmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on you | M
FanfictionH I A T U S WINRINA/JIMINJEONG | "Berhenti mengejarku, Minjeong-ah." Keluh Karina kepada seorang gadis yang mengikutinya sedari tadi. Gadis itu adalah Kim Minjeong, orang orang biasa memanggilnya dengan nama Winter. "Aku hanya ingin bersamamu, apa i...