🌹🌹🌹12

15.1K 573 72
                                    

Hari baru Ellie setelah disandangnya status sebagai kekasih seorang Jaxon Grant berjalan mendebarkan. Terakhir ia bermesraan dengan pria itu memang sudah beberapa saat lalu. Namun angannya kadang masih tertuju pada peristiwa malam itu. Malam dimana Jax menyentuh dan mengecupinya dengan sensual. Setiap kali angan itu terlintas di pikirannya, pipi Ellie langsung memerah dan panas. Tubuhnya pun ikut bereaksi dengan getaran dan denyutan aneh. Jax benar-benar telah memberikan racunnya untuk Ellie yang masih belia dan baru pertama kali dirasakan oleh gadis itu. 

'Aku merindukanmu' pesan tersebut dibaca Ellie pada layar ponselnya. Siapa lagi kalau bukan Jax-si playboy yang mengirimnya. Ellie tersenyum simpul, merasa perutnya bergejolak. 

"Jadi kamu punya pacar sekarang?" Tonya, seorang gadis manis blasteran Afrika-Amerika mengangkat satu alis seraya tersenyum pada Ellie. Ia mengagetkan Ellie yang tercenung ketika membaca pesan dari Jax. Saat itu keduanya tengah duduk bercengkerama menikmati istirahat siang di kafetaria sekolah. 

"Hg?" Ellie ingin menanyakan darimana Tonya tau. 

"Kamu blushing saat melihat ponsel. Pasti dari pacar barumu kan? kemarin saja kamu bilang tidak punya pacar. Sekarang sudah ada yang mengambil hatimu" Tonya tentu tidak heran karena teman barunya ini memang kelewat cantik. Ia beranggapan pastilah banyak lelaki yang naksir pada Ellie. "Alangkah menyenangkannya kalau kita punya pacar di luar... tidak ada yang bisa diharapkan pada sekolah khusus perempuan seperti Chartwell" Tonya mendengus pelan, mengeluhkan sekolahnya yang hanya berisikan siswi sebaya dirinya. 

Ellie tak seketika menjawab. Ia hanya diam tanpa mengiyakan atau menampik tebakan Tonya. Ia sudah pasti tak bisa memberitahu Tonya secara terang-terangan siapa kekasihnya. Ia dan Jax memang sudah sepakat merahasiakan hubungan paling tidak sampai dirinya berumur 18 tahun atau menamatkan sekolah. Selisih usia Jax yang sangat jauh darinya akan menimbulkan spekulasi dan kontroversi pelik. Sekarang ini backstreet adalah jalan terbaik untuk melindungi Jax. 

"Bukankah kamu juga punya pacar?" Ellie ganti bertanya pada Tonya. 

"Aku punya tiga" jawab Tonya seperti tanpa dosa. 

"Apa?!"

"Just kidding. Well, ya , pacarku hanya satu, tapi tentu kita harus punya rencana cadangan kan?" Tonya berkata setengah bercanda sambil mengedipkan satu mata. 

"Tonya..." Ellie melirih hendak protes. 

"Jangan terlalu baik, Ell... orang baik hanya akan hidup menderita" Tonya berbisik sok tau. 

"Kita hanya baru akan berumur tujuh belas tahun. Apa yang buruk yang mungkin dilakukan orang-orang seusia kita?"Ellie menanggapi dengan gamang . 

"Kamu memang polos. Seribu persen aku taruhan kamu masih virgin. Aku saja sudah kehilangan keperawananku saat berumur 15 tahun" ceplos Tonya menjawab kesangsian Ellie. Ia masih muda tapi bukan berarti belum melakukan sesuatu yang melanggar aturan.  

"Uhuk uhuk" Ellie langsung tersedak minumannya ketika mendengar pengakuan Tonya. Ia terkejut dan matanya melebar menatap Tonya heran. Ia mengatur nafas sambil membatin apakah memang sekarang pergaulan sudah sebebas itu. Dulu ia hanya sibuk bersekolah dan mengurus ibunya yang sakit. Ia juga tinggal di kota kecil. Ia tentu tak punya banyak teman dan relasi hingga belum bisa melihat dunia dari perspektif yang lebih luas. 

"Hahaha... Ell lihat wajahmu! Lucu sekali" Tonya terkikik melihat wajah lugu Ellie nampak bingung. 

"Tidak lucu sama sekali! Kau pasti bercanda" Ellie membalas. 

"Tidak... aku serius. I have my first sex at 15, mencicipi rokok dan minuman pertamaku bahkan saat usiaku empat belas" kata Tonya santai. "Di kota besar hal seperti ini sudah biasa. Jadi kau harus terima kenyataan itu Ellie, sayang" gadis itu menegaskan. 

THE MASTER'S SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang