Ellie, gadis remaja yang masih berusia 17 tahun, tak menduga akan melabuhkan cinta pertamanya pada sesosok pria matang berusia 35 tahun, casanova penakluk hati para wanita sekaligus majikannya; Jaxon Elfward Grant.
A classic romance
Agegap core
⚠️w...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cuaca siang hari yang cukup cerah membuat perasaan hati Ellie menghangat. Setelah beberapa hari berlarut dalam kesedihan karena telah menghilangkan benda berharga pemberian sang ibu, Ellie akhirnya menemukan kedamaian untuk merelakan.
Siang itu Ellie mempunyai tugas memetik mawar di kebun mansion untuk dijadikan pajangan. Setelah pekerjaannya selesai, Ellie memutuskan berjalan-jalan sejenak menikmati pemandangan indah yang terhampar di rumah mewah tersebut.
Dengan menenteng keranjang bunga di tangannya, gadis cantik itu menapaki jalan kecil yang membelah hutan mini di area belakang mansion. Pemandangan di kanan kiri Ellie begitu asri, pohon-pohon redwood tertata rapi dilengkapi semak pakis yang menambahkan kesan teduh.
Grant Mansion milik seorang bilyuner bernama Jaxon Elfward Grant memang tak main-main mewahnya. Rumah model chateau bergaya klasik tersebut mempunyai fasilitas yang melebihi hotel bintang lima. Bangunan utama nya terdiri dari belasan kamar tidur, kamar mandi yang tak cukup dihitung jari, ada ruang keluarga, ruang belajar, perpustakaan, dapur, ruang makan ala istana bahkan bioskop pribadi.
Tak hanya bangunannya, 2/3 area mansion yang merupakan ruang terbuka justru lebih banyak menawarkan aneka hiburan; kolam renang berikut pool house-nya, lapangan tenis dan golf, cascade, taman bunga, dan hutan redwood mini yang mengarah ke pavilion tersembunyi.
Selama tinggal beberapa minggu disana, Ellie sudah cukup hafal area-area dalam mansion. Dan siang itu, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di pavilion yang sepi.
Ellie baru saja merapikan bunga-bunga yang berada di dalam keranjang. Dan tanpa ia sadari ia sudah berada di dekat pavilion. Ellie terus melangkah tanpa awas terhadap sekelilingnya. Ia hanya mendengar suara alam dan berasumsi saat itu tak ada orang lain selain dirinya.
Namun ternyata anggapan Ellie salah. Begitu ia menaiki undakan dan berdiri di ambang pavilion, ia tak sengaja melihat satu insiden yang mengejutkan.
Ellie menjatuhkan keranjang bunganya ke lantai, kedua tangannya menutup mulutnya yang tau-tau terbuka lebar, matanya yang besar melotot seolah ingin keluar dan... nafasnya terhenti sesaat, ketika dilihatnya, seorang pria tengah menggumuli seorang wanita di atas meja.
***
Ellie berlari sekuat tenaga menuruni jalan di antara pepohonan. Ia langsung kabur begitu sosok yang tengah bercinta di depan matanya menyadari kehadirannya dan menatapnya tajam. Saat itu Ellie tak sempat berpikir selain langsung berpaling dari tempat kejadian perkara dan menghambur cepat untuk kembali ke mess.
Dada Ellie naik turun saat ia hendak menetralkan pernafasannya. Ada perasaan aneh yang langsung menyelimutinya saat itu. Rasa kaget, jijik, malu dan kecewa menjadi satu. Ia tau benar identitas pria yang tengah bercinta kala itu. Dan entah kenapa hal itu membuat dada Ellie semakin sesak.
