🌹🌹🌹02

28.4K 960 8
                                    

Ellie adalah seorang gadis remaja berusia 16 tahun. Ia cantik dan manis. Kulitnya putih seperti salju, rambutnya berwarna coklat gelap tebal terurai di bawah bahu. Perawakannya sedang untuk anak seusianya, tidak tinggi tapi juga tidak pendek.

Sudah dua minggu ini Ellie tinggal di Grant Mansion. Sebuah rumah mewah besar milik seorang bilyuner bernama Jaxon Elfward Grant. Ia hanya tau namanya, belum pernah bertemu sosoknya langsung.

Ellie tinggal di rumah itu bukan karena ia kerabat sang pemilik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ellie tinggal di rumah itu bukan karena ia kerabat sang pemilik.
Ellie bisa terdampar disana karena bibinya, Martha

Semua berawal ketika ibu Ellie meninggal satu bulan lalu dan ia menjadi piatu. Keluarganya yang tersisa tinggal bibi Martha, dan neneknya sebenarnya, tapi ia sudah tua dan tinggal di panti werda jadi tak mungkin mengasuhnya.

Tentang ayah Ellie, ia bahkan tak tau namanya. Di akta kelahirannya hanya ada nama sang ibu. Mungkin ayah Ellie adalah tipe lelaki yang mengambil keuntungan dari wanita lalu pergi meninggalkan begitu saja. Ayah Ellie tak pernah hadir sekalipun dalam kehidupan sang putri.

Singkat cerita, Bibi Martha bersikeras meminta pada Mr. Grant agar mau menampung sang kemenakkan di mess karyawan mansion. Dan ternyata, pria itu membolehkan Ellie untuk tinggal disana. Wow. Untuk ukuran orang yang begitu kaya, Jaxon Grant ternyata cukup baik bukan?

"Ellie! Bisa tolong bantu bibi antarkan ini ke binatu? Kau sudah selesai kan mengelapnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ellie! Bisa tolong bantu bibi antarkan ini ke binatu? Kau sudah selesai kan mengelapnya?"

Bibi Martha tiba-tiba datang dan mengagetkan Ellie yang tengah melamun saat membersihkan pajangan. Ia menyodorkan sebuah keranjang berisi kain-kain putih untuk dibawa ke ruang cuci mansion.

"Ah iya Bi. Tentu saja. Aku sudah selesai kok" jawabnya tak keberatan.

Selama Ellie tinggal di mansion, hari-harinya memang dipenuhi dengan membantu bibi Martha. Berhubung ia masih di bawah umur, Ellie tak dipekerjakan secara resmi disana. Ia hanya serabutan membantu sang bibi. Mulai dari bersih-bersih, membantu di dapur, mengambil bunga di taman, dan semacamnya. Kadang bibi Martha yang menyuruhnya kadang ia sendiri yang menawarkan diri. Ellie pun tak mau berleha-leha karena ia mudah merasa bosan.

***

Saat itu waktu hampir menunjukkan pukul sebelas malan. Ellie melihat bibi Martha masih sibuk dengan urusan dapur. Namun ia terlihat sedikit kesal dengan ditemani seorang pria bersamanya. Ellie penasaran apa yang tengah terjadi, ia pun langsung menghampiri sang bibi.

"Ada masalah apa, Bi?" Tanya Ellie.

"Kamu belum tidur, Ell?" Bibi Martha malah balik bertanya ketika melihat kemunculan gadis itu. Ellie menjawab dengan gelengan kepala.

"Apa ada yang rusak?" Ia bertanya lagi karena melihat salah satu plumber mansion sibuk mengutak-atik pipa wastafel.

Bibi Martha menghela nafas kasar.

"Kerannya mampet. Uncle Bill sudah berusaha memperbaiki dari tadi. Huh! Padahal kerjaan Bibi masih banyak, bersihkan dapur, cuci piring... lihatlah..." bibi Martha menunjuk dapur yang masih kotor berantakan dan piring yang menumpuk dengan pandangan memelas.

"Aku bantu cucikan ya Bi... dimana tempat lain untuk mencuci? Bibi disini saja dengan Uncle sekalian bersih-bersih" ucap Ellie menawarkan bantuan.

"Apa kau tidak capek?"

"Umm-mm tidak" Ellie menggeleng.

"Tidak usah Ellie, kau tidur saja" ucap Bibi Martha menolak tawaran sang keponakan.

"Tapi aku mau bantu bi" Ellie ngotot. Bibi Martha tak punya pilihan lain. Lagipula ia memang membutuhkan bantuan.

"Kalau begitu bantu bibi cuci kan ini ya, besok pagi soalnya mau dipakai"

Bibi Martha mengambil sebuah keranjang rotan berisi piring hias kotor dan meletakkannya di atas meja.

"Hanya ini? Tidak sekalian yang lain?" Ellie heran karena hanya sedikit piring yang harus ia cucikan.

"Itu saja dulu Ellie sayang... bibi tak mau kamu kecapekan" jawab Bibi Martha sambil tersenyum. Elliw membalas dengan anggukan.

"Lalu dimana aku harus mencucinya?" Tanyanya memastikan.

"Di dapur barat saja Ell, yang paling dekat"

"Mmhh.. apa tidak apa-apa Bi mencuci disana? Bagaimana kalau ada orang?"
Ellie sedikit khawatir karena dapur barat berada di bangunan utama mansion, dimana para pemiliknya tinggal.

"Tidak... Sudah selarut ini siapa yang mau ke dapur. Tak apa! Ini bawa kuncinya"

Bibi Martha menyodorkan Ellie segepok kunci untuk dibawa. Ia tak mendebat lebih lama dan mulai melaksanakan tugasnya.

*****

THE MASTER'S SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang