🌹🌹🌹16

7.9K 435 34
                                    

Hari itu akhirnya Jax dan Ellie mempunyai kesempatan bertemu kembali. Setelah berminggu-minggu berada dalam hubungan yang stagnan dan menahan diri, Ellie bersedia bertatap muka dengan Jax. Bukan perkara mudah bagi Ellie untuk menyetujui pertemuan tersebut kalau tidak Jax yang bersikeras ingin menyampaikan berita penting. 

Seperti biasa, tempat perjumpaan Jax dan Ellie masih berada di dalam mansion. Akan lebih aman jika mereka bertemu disana daripada harus pergi keluar dengan kemungkinan terlihat orang lain. Lagipula di dalam mansion terdapat banyak ruangan, area tertutup maupun semi terbuka yang sepi dan bisa digunakan keduanya untuk menggelar pertemuan rahasia. 

Jax memilih salah satu ruang santai mansion untuk meminta Ellie datang menemuinya. Di mansionnya sedang tak banyak tamu jadi Jax merasa cukup aman bertemu Ellie disana.
.

"Hai" Jax menyapa begitu Ellie telah berdiri di ambang pintu sembari membukakan pintu tersebut untuk sang kekasih.  Ia menatap Ellie sendu dan menahan diri untuk tak  langsung menghamburkan diri pada sang gadis belia. 

"Hai" Ellie membalas pelan nan lembut. Ia merasa agak canggung karena sempat cukup lama tak bersua dengan Jax yang menimbulkan sedikit jarak di antara mereka. 

"Ayo masuk" kata Jax. 

Ellie mengangguk dan melangkah lamban ke dalam sementara Jax  lantas menutup pintu dan mengekor di belakang. 

Ellie kemudian mengambil posisi duduk di sofa putih berbentuk L panjang yang  berada di tengah ruangan. Ia menunggu dengan sabar pada Jax yang sebentar lagi akan menyampaikan berita penting.

*

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu" kata Jax tak membohongi Ellie. 

Ellie memaku tatapannya pada sosok Jax yang tengah berjalan mengambil amplop di atas meja kecil yang ada di dekat jendela. Ellie menelisik bergantian amplop itu dan wajah Jax yang terlihat serius. 

"Aku akan mengatakan satu berita baik dan satu berita buruk" Sebelum benar-benar memberitahu apa yang menjadi inti masalah, Jax justru menyampaikan hal yang membuat Ellie berubah gamang. 

Ellie pun duduk di sofa dengan perasaan gelisah. "Bolehkah aku mendengar berita buruknya dulu?" pintanya berharap bahwa berita buruk yang akan ia dengar tidak akan sebegitu membawa pengaruh besar. 

Jax menghela nafas. Ia berjalan hingga sampai di depan Ellie. Ia mengulungkan pada Ellie amplop coklat yang dibawanya seraya berkata. "Lebih baik yang pertama kamu tau adalah berita baiknya, karena setelah mendengar berita buruk, aku tidak yakin apa kamu masih mau berada disini bersamaku" ucap Jax pesimis. 

Ellie semakin was-was mengenai berita buruk yang akan diberitahukan oleh Jax. Ia tak kuasa untuk tak menduga-duga.  Tapi Ellie menyimpan prasangkanya, ia lantas beralih pada amplop di tangannya. Ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan lembar-lembar foto yang ada di dalam. Ellie kini menatap foto skandal hubungan gelap Natalie dengan seorang pria bernama Harold. 

Jax pun menjelaskan pada Ellie agar gadis itu semakin paham apa maksud dari gambar-gambar tersebut. "Aku sudah menyelidiki tentang Natalie. Dan yang ada di tanganmu adalah bukti bahwa ia mempunyai affair dengan bos-nya yang sudah mempunyai istri dan anak" terang Jax. 

Ellie tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Jax menampakkan ekspresi datar nan serius yang membuat Ellie kembali menelisik lekat foto-foto yang ada di pangkuannya. Ia bisa mengenali disana satu wanita yang tak asing, dan Ellie tau jelas siapa dia. Sedangkan sang pria yang tertangkap kamera bersama Natalie tak pernah ia lihat.  "Dia sudah tau tentang ini?" Ellie bertanya.

Jax mengangguk. "Iya, dan aku menggunakan itu untuk balik mengancamnya..."  jelas pria itu.

"Lalu kita sepakat untuk tak saling mengancam satu sama lain dan berhenti mencampuri kehidupan masing-masing..." Jax menambahkan. "Sekarang kamu tidak perlu khawatir kalau Natalie akan menyerangku dengan skandal hubungan kita. Karena kini aku juga memegang kartu As-nya. Dia tak akan berani macam-macam"

THE MASTER'S SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang