🌹🌹🌹20

5.3K 144 32
                                    

"Aku ingin tes DNA" begitulah kata terakhir yang Will ucapkan pada Jax setelah ia bertemu dengan Ellie untuk pertama kali. Lelaki itu memang mempunyai keyakinan kuat bahwa ada sesuatu yang menghubungkan ia dan Ellie. 

Selain latar belakang ibu Ellie, Will merasa ia memiliki satu koneksi yang tentu hanya bisa dirasakan olehnya dan gadis itu. Itulah sebab Will mengutarakan terang-terangan pada Jax mengenai niatnya untuk memastikan apakah Ellie adalah benar darah dagingnya atau bukan. 

*

Maka jadilah Will meminta Jax untuk mempertemukan kembali dirinya dengan Ellie. Namun siang itu perjumpaan ketiganya juga ditemani oleh bibi Ellie, yaitu Martha.

Dan mereka berempat kini berada di ruang kerja pribadi Grant Mansion untuk membicarakan masalah yang amat personal. 

Di depan meja kayu di tengah ruangan, Jax dan Will duduk berdampingan di sisi kanan. Sementara Ellie beserta bibi Martha duduk di seberang.

Bibi Martha sendiri sebenarnya sudah tau jika Will adalah ayah kandung Ellie. Oleh karenanya siang itu menjadi waktu baginya bercerita jujur dan memberikan kesaksian.

"Benarkah Alice adalah adik anda?" Awalnya Will memastikan mengenai hubungan Alice dan wanita yang ada di hadapannya kini. 

Bibi Martha mengangguk. "Betul nama adik saya Alice, Allison Brown" 

Will memejamkan mata. Tentu ia tak lupa nama gadis cantik yang pernah ia temui belasan tahun lalu di Paris dan membuatnya jatuh cinta kala itu. 

Dan Bibi Martha mulai melanjutkan bercerita. Ia memberi kesaksian bahwa Will benarlah ayah biologis Ellie.

"Sama seperti anda. Alice mengira itu adalah kisah cinta yang singkat dan indah. Namun, ia tak menyangka bahwa sepulang dari Paris dan kembali ke Irvine hidupnya akan berubah. Saat tau beberapa bulan setelahnya, ia hamil" tutur Bibi Martha kemudian menoleh dan memandang Ellie sendu. 

"Begitu tau siapa anda sebenarnya, persisnya mengenai latar belakang keluarga Anda, Alice memilih mundur" Bibi Martha mengungkapkan alasan mengapa adiknya, Alice yang mengandung anak Will tak meminta pertanggung-jawaban.

"Ia masih muda, ia takut mungkin tak akan disambut baik oleh keluarga Anda. Bahkan mungkin ia hanya akan di cap sebagai pembohong. Terlebih saat mengetahui anda menempuh pendidikan di Boston. Itu tak sepadan dengan kami" 

Perbedaan kasta dengan Will yang cukup jauh, membuat Alice kala itu tak ingin merengek atas kecerobohan yang mereka lakukan.

"Alice mengatakan itu juga adalah kesalahannya-" ucap Bibi Martha terdengar penuh penyesalan ketika usai mengucapkan kalimat tersebut. Kembali diliriknya Ellie dengan sebersit rasa bersalah. 

"Dan ia ingin bertanggung jawab sekalipun tak melibatkan anda. Ia yakin bisa membesarkan Ellie dengan baik. Ia memang mandiri dan punya tekad untuk itu. Walaupun sebenarnya ada satu hari dimana ia berniat datang menemui anda, tapi hari itu juga ia tau... anda telah bertunangan dan segera menikah. Ia pun memilih menyerah untuk selama-lamanya" ungkap jujur Bibi Martha menguak dilema rumit yang dulu harus dihadapi oleh Alice. 

"Dan betapa kebetulan kau bisa bekerja disini. Kurasa semua ini adalah takdir" Jax menyambung dari seberang meja. 

Bibi Martha mendengus diikuti melempar senyum getir. Ia tak akan mengatakan pada Jax bahwa ia sengaja mencari pekerjaan yang berhubungan dengan Will.

Ia memang tau sejak dulu. Saat itu Bibi Martha bahkan pernah melamar di properti milik Will tapi tak berhasil. Dan saat tau mansion Jax membutuhkan pekerja ia berhasil masuk dengan harapan suatu saat bisa mempertemukan Will dan Ellie. Walau ia tetap tak menuntut apapun. Bibi Martha hanya ingin Ellie mengetahui siapa ayahnya.

THE MASTER'S SWEETHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang