#PROLOG (flashback).

113 8 7
                                    

menghadapi ujian hidup berguna supaya semangat dalam diri tak goyah atau jatuh. Ujian hidup bisa datang secara tiba-tiba dan sebagai seorang manusia harus siap mental kapan pun.

Ujian hidup pada dasarnya adalah cara Allah untuk mengukur derajat dan daya juang makhluk ciptaan-Nya. Namun, saat ujian itu tiba, manusia malah enggan mengevaluasi diri sendiri dan tidak mau bersyukur.

Manusia kerap menganggap ujian tersebut terlalu berat dan tak sanggup untuk dihadapi. Padahal, dengan tekad yang kuat, kesabaran,
keikhlasan, berikhtiar dan juga bertawakal setiap masalah atau cobaan akan teratasi dengan baik.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan seimbang atau dengan sebaik-baiknya, seperti perasaan bahagia dan sedih sebagai warna dalam menjalani kehidupan.

=~•=~•=~•=

Kisah tentang keluarga Davina Az-Zahra Nazifa merupakan salah seorang bocah perempuan malang yang harus mengalami kisah miris. Pasalnya pada saat ia masih berusia 7 tahun, Zahra ditinggalkan oleh sang Abah/Ayah nya saat Ummanya meninggal dunia.

Sampai saat ini ia sudah beranjak dewasa,duduk di bangku SMA dengan hidup bersama sang Budhe dan pakdenya yang sekarang menjadi bunda dan ayah baginya.

(Flashback)

Seorang gadis kecil yang sedang berlari-larian mengejar kupu-kupu, ia terlihat begitu bahagia teriakan dan Tawanya yang terdengar sampai dalam rumah.

Namun tidak lama ada seorang wanita paruh baya yang memanggilnya dari kejauhan "Zahra" membuat sang empu bergegas membalikan badan mungilnya melihat ke arah orang yang memanggil dengan Senyuman yang menghiasi wajah imutnya. "Umma"ucapnya sembari berlari menghampiri wanita paruh baya tersebut yang sedari tadi tersenyum ke arahnya.

Ya! Wanita paruh baya itu adalah ibu Zahra.Yang mempunyai nama Umma Ihzar Humairah Zahra.
Umma yang melahirkannya dan sosok wanita yang selalu membimbingnya di jalan ajaran agama Islam, wanita yang teguh dan kuat.

"Anak Umma , kita sarapan yuk?"Ucap sang Umma dengan lembut.

"Iya Umma"Jawab Zahra sambil tersenyum.

Merekapun beranjak masuk ke dalam menelusuri koridor-koridor rumah yang megah. Sesampainya di ruang tamu Zahra melihat sang Abah yang Sudah terlebih dahulu duduk di kursi meja makan. Abah sebutan Zahra untuk ayahnya Abah Ararya Arka Seorang ayah yang tegas namun tidak pernah main tangan dengan anaknya tapi tidak dengan istrinya.

"Kanapa berdiri di situ mari duduk!"Ucap sang Abah.

"Ayuk Umma"Ucap Zahra sambil menarik tangan sang Umma.
Tidak lama kemudian mereka menyantap makanan yang sudah di hidangkan di meja makan dengan lahap.

"Masakan Umma enak ya bah?"Ucap Zahra dengan suara khas nya. Yang melihat ke arah sang Abah.

"Iya! enak sekali"ucap nya.

Kenapa sikap mu semakin dingin mas? Ucap Umma Ira dalam hati nya.

Entah kenapa akhir-akhir ini semenjak ibu kandung Abah Arka meninggal dunia sikap dan kelakuan berubah drastis dengan keluarganya.

Malam pun tiba Zahra sigadis kecil yang sedang duduk di atas kursi belajar dengan menggerakkan pensil di bukunya yang berisi pertanyaan-pertanyaan berjibun, dengan lampu belajar yang menerangi di setiap kalimat yang ia tulis. Banyak PR (Pekerjaan rumah) baginya.

Setelah selesai mengejar PR Zahra merasakan lelah dan ngantuk lalu membaringkan tubuh mungilnya di atas kasur queen size dengan seprai biru dengan motif Doraemon yang membuat nya nyaman untuk Menidurinya. Tidak lama ia memejamkan mata, ia terbangun Lantaran mendengar keributan di luar kamarnya.

Az-ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang