#BAB:7|Terungkap traumanya.

40 3 52
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh readers.

"Aku berharap jika umma dapat mendengarku aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukan kehadirannya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku berharap jika umma dapat mendengarku aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukan kehadirannya"

Zahra Adelia Ishana
______________________________________

Sesampai di rumah zahra yang sekarang sedang berada di kamar,dengan menatap sebuah foto yang berada di meja belajarnya. Wajah seorang perempuan paru baya yang sedang tersenyum, tersenyum menatap dirinya.

Zahra memejamkan mata pikirannya flashback ke masa lalu di mana ia sedang bersama sang Umma sedang bermain di taman dekat rumah,ia melihat jelas jika dirinya dan sang Umma nampak bahagia.

Ia menghela nafas tersenyum meratapi apa yang terjadi dengan keluarga kecilnya."Aku berharap jika umma dapat mendengarku aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukan kehadiran mu"lirih Zahra tersebut dengan satu air mata lolos membasahi pipinya.

Zahra beranjak dari queen size-nya berjalan menuju tempat meja belajar, dengan tangan halus yang mengusap lembut ujung bingkai. Setelah itu ia mengalihkan pandangannya mengambil sebuah buku catatan berwarna pink yang berada di laci.

Satu demi satu isi hatinya ia tulis di buku tersebut untuk sang umma dengan air mata yang tak henti-hentinya menetes.

Dear diary.

Teruntuk Umma tercinta yang selalu dalam hati ini. Umma yang kuharapakan selalu mengingatku dan tak lupa seluruh keluarga yang senantiasa mencintainya namun tidak dengan laki-laki yang ku panggil abah. Tak baik rasanya bila aku tidak menyapa Umma diawal surat yang kutulis. Ya, umma, bagaimana kabarnya? Bahagiakah Umma di sana? Aku merindukanmu. Tak tahu kalimat seperti apa yang harus kuungkapkan untuk dapat meluapkan rasa rinduku padamu.

Umma, putrimu satu ini ingin menceritakan banyak hal yang telah kulalui hari lalu, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, mungkin hingga sembilan tahun terakhir yang kulewati. Tapi, terlalu banyak sepertinya, umma. Baiklah, untuk melepas rinduku, aku akan menceritakan beberapa hal saja. Janjilah padaku untuk tidak mencoba menelisik perasaanku ketika menceritakan semua ini padamu. Aku Mohon.

Jujur, satu bulan terakhir tak terhitung berapa kali aku merasakan betapa hampanya hidupku ini, Umma. Salah satunya beberapa hari yang lalu aku sempat di Bentak,di hina dan sampai di suruh untuk menampakkan mahkota yang ku simpan rapat-rapat ini, dengan seorang laki-laki yang baru dua hari ku kenal.

Namun saat kejadian itu terjadi aku jadi tahu gimana rasanya Umma di dulu di perlakukan tak bermanusiawi dengan Abah. Pasti rasanya lebih sakit dari apa yang aku rasakan, iya kan Umma?.

Az-ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang