#Bab:10|Hijrah.

25 2 20
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh readers:).

Jodoh itu cerminan dalam diri kita,jika kita baik maka jodoh kita pun akan baik, jika kita tidak baik maka jodoh kita pun tidak akan baik, maka dari itu marilah kita senantiasa untuk memperbaiki diri untuk menjadi orang yang shalih dan shalihah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jodoh itu cerminan dalam diri kita,jika kita baik maka jodoh kita pun akan baik, jika kita tidak baik maka jodoh kita pun tidak akan baik, maka dari itu marilah kita senantiasa untuk memperbaiki diri untuk menjadi orang yang shalih dan shalihah.

Dan ingat memperbaiki diri jangan karena ada seseorang yang kita cintai, namun ingatlah karena Allah SWT, yang pertama kita cintai yaitu Allah sang pencipta dan nanti hambanya akan menyusul dengan ridho Allah.

Kutipan motivasi author Alimakhzh03.
______________________________________

Sesampainya di villa zahra yang sekarang sedang memanjakan mata menatap hamparan persawahan, Hijau kuning yang begitu indah. Burung-burung kecil terbang bebas kesana-kemari, angin berhembus tak terlalu kencang, tak sekencang angin di lepas pantai, bisa menyapukan lelah dan penat yang berserakan di benak pikiran zahra.

Entah seketika otak zahra teringat dengan ucapan Umma Ira walaupun hanya dalam mimpi namun sangatlah aneh bagi zahra,dua kali Umma Ira masuk dalam mimpi dan selalu ada sebutan dua sosok pria tampan yang akan menemuinya, membuat zahra semakin bertanya-tanya dengan dirinya sendiri siapakah mereka?, dan mengapa mereka akan menemuinya?. Ah jika di fikir-fikir akan membuat kepalanya pecah jadi biarkanlah semua itu mengalir dengan sendirinya, ia tak ingin mengambil pusing soal semua itu yang sekarang harus ia fikirkan ialah fokus penyembuhan truamanya.

Zahra nampak seorang lelaki paru baya dengan topi berbentuk kerucut yang umumnya terbuat dari anyaman bambu yang terpakai di kepala lelaki paru baya tersebut, topi yang sering di kenakan oleh seorang petani. Zahra melihat jika lelaki tersebut sedang membukukan tubuhnya seperti sedang membersihkan padi-padi dari rerumputan liar, membungkuk sampai tak kenal lelah, mungkin karena terpacu oleh semangat apa lagi sepertinya padi-padinya akan segera siap untuk di panen.

"Salut sama bapak-bapak itu, semangatnya masyaallah walaupun usianya di bilang sudah tak mudah lagi"Guman zahra tersenyum menatap lelaki tersebut.

Zahra membalikan arah pandangnya kembali kebentang sawah yang cukup luas,matanya tertuju dengan satu segerombolan keluarga yang amat sangat hangat kebersamaannya dengan di iringi canda tawa. Iri hanya itulah yang keluar dari benak fikirnya,hanya bisa tersenyum menerima semua kenyataan bahwa ia tak seberuntung keluarga tersebut.

Mencoba menghela nafas, sekejap memejamkan mata dan membukanya perlahan. Namun tidak lama kemudian ada suara seseorang pria yang memanggil namanya membuat dirinya reflek memutar kepala kearah sumber suara.

"Mas Daffa"Ucap zahra.

Ya!, Daffa menyempatkan waktu untuk menemui sang adik di Surabaya, walaupun ia harus rela meninggalkan tugas-tugas bejibun di Jakarta demi menemani zahra yang berjuang melawan semua trauma-traumanya.

Az-ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang