13. Penjelasan-penjelasan

40 9 0
                                    

Aku duduk di kursi di dalam kapal, bersamaan dengan Ayah, Vin, dan Qion. Kami saling berhadapan, membuat suasana canggung. Di luaran sana para Elfam sedang bersiap-siap untuk segala kemungkinan yang akan terjadi, mereka juga sudah membagi shift jaga. Meski kapal ini sekarang aman, tidak ada jaminan bahwa tidak ada sama sekali bahaya yang akan datang.

Qion menatap ke arahku. "Rin, siapa mereka?" tanya Qion padaku.

Aku melirik kepada Ayah dan Vin yang tampak bingung. Benar. Mereka tidak dapat mengerti bahasa yang Qion ucapkan.

"Qion, ini Ayah dan Vin, temanku. Ayah, Vin, ini Qion, pangeran dari Faegufler." Aku kembali menatap Qion. "Mereka ke sini udah pasti buat cari aku."

"Pangeran? Apa dia peri, Rin?" tanya Ayah, antusias, membuatku mengangguk. "Luar biasa! Sungguhan ada!"

"Kamu serius?" Vin bangun dari duduk, mendekati Qion. Dia duduk di samping Qion, menatap lekat-lekat, seolah Qion adalah hiasan yang paling cantik di sini. "Benar, kamu juga punya sayap, telinganya runcing. Aku sudah menyangkal sih kalau dia benar-benar peri. Tadi juga, lagu-lagunya ... lagu-lagu yang sering aku dengar di rumahmu, Rin! Benar-benar indah."

"Jadi, Rin. Bagaimana kamu bisa ada di sini?" tanya Ayah, akhirnya.

Kenapa ya, aku bisa ada di sini? Sudah pasti karena aku marah menerima kenyataan Bunda akan menikah dengan orang lain, yang di mana orang lain itu adalah ayahnya Chantal. Segala hal jahat dilakukan oleh Chantal yang mengira kalau aku mengambil ayahnya.

Apa aku harus mengatakan itu semua pada Ayah?

"Jujur pada Ayah, Erina. Ayah sangat khawatir." Ayah menggenggam tanganku.

Aku melirik Qion yang kewalahan dengan sikap Vin. Seolah mengerti aku butuh ruang untuk berbicara dengan Ayah, Qion tersenyum dan menarik Vin untuk keluar. Laki-laki itu menurut saja, karena sekarang sudah pasti Vin akan bersenang-senang. Dia menemukan banyak hal ajaib yang mustahil ada.

"Erina." Suara Ayah memelan.

"Kenapa Ayah enggak bilang kalau Bunda bakal nikah sama ayahnya Chantal? Apa yang terjadi? Kenapa?" Aku menatap Ayah. "Aku jujur pada Ayah, aku pengin jawabannya. Aku juga udah besar, Yah. Apa hal ini harus terus-menerus ditutupin? Aku juga berhak tahu."

"Ayah memang tidak dapat menjadi Ayah yang baik."

"Bukan soal itu. Ayah akan selalu jadi Ayah yang terbaik untuk aku. Tapi sekarang, aku butuh Ayah untuk jawabannya." Aku menunduk. "Aku masuk ke pintu di bawah piano, terus gak bisa naik lagi. Ada suara-suara lembut, aku ikut suara itu, dan sampai di Faegufler." Aku ada niatan untuk tidak kembali, sebenarnya, jika situasinya tidak seperti ini.

"Ayah bersyukur menemukan Rin, Ayah bersyukur bisa melihat Rin sekarang. Ayah takut Ayah tidak dapat menjaga Rin." Ayah memejamkan matanya. "Benar. Ada banyak yang kami tutupi dari Rin. Ayah belum siap memberitahu kamu, Nak. Tapi mungkin sekarang memang sudah saatnya."

Aku menatap Ayah.

"Nenekmu tidak setuju dengan Ayah. Tapi Ayah nekat menikahinya, dan membawanya kabur. Kemudian kamu lahir, dan kehidupan kita tidak begitu baik. Ibumu lelah terus-menerus berlari bersama Ayah, kemudian memutuskan untuk berpisah dan menikah dengan seseorang yang sudah dipilihkan oleh nenekmu."

Singkatnya, ini seperti sinetron di televisi. Kisah cinta yang norak, tapi jika kejadian itu benar-benar menyakitkan. Aku tidak tahu kalau Nenek tidak menyukai Ayah, padahal Nenek begitu baik padaku. Apa yang salah dari Ayah? Beliau orang yang baik. Apa karena Ayah bukan dari kalangan atas?

Setahuku, Ayah hidup sederhana. Saat kecil, Ayah bekerja sebagai pelayan dan konstruksi bangunan. Ayah juga pernah menjadi barista, kemudian dokter hewan, berakhir pekerja kantoran biasa. Tidak ada hal yang benar-benar hebat dari Ayah kalau diceritakan dan didengar oleh orang lain. Tapi buatku, apa pun Ayah, beliau adalah orang paling hebat di dunia. Tidak ada orang yang seperti Ayah, tidak ada. Selain ayahku.

[END] MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang