Part. 08 : That Night

3 2 0
                                    

Seseorang mengetuk pintu kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang mengetuk pintu kamarku. Ketika dibuka ternyata itu ayah, dia langsung memelukku penuh sayang dan menciumi pipiku. Aku kegelian karena kumis dan jengotnya.

"Ayah geli!" Aku mengerucutkan bibirku.
I
Ayah tersenyum lalu mengecup puncak kepalaku. Dia membawaku duduk di ranjangku.

"Ada yang mau kamu ceritain hari ini?" tanya Ayah sambil menyelipkan rambut yang menutupi wajahku.

"Iya dong! Ayah tau gak? Haydar balik lagi ternyata dia ke luar kota. Keluarganya jagain neneknya yang lagi sakit," tuturku pada ayah dengan antusias. Namun, ayah hanya diam saja mungkin sedang mendengar apa yang aku ucapkan selanjutnya.

"Terus tadi kita pergi ke café dulu katanya mau rayain baliknya Haydar. Ayah tau gak? Haydar tetep aja gak bisa diem kayak dulu. Tapi pas dulu Haydar kalo di sekolah culun hahahaha." Ayah pun ikut tertawa saat aku tertawa.

"Sekarang penampilan Haydar gimana? Udah macho? Gak ghibah lagi? Julid?" cerocos Ayah.

Aku bertepuk tangan. "Julid tetep ada, Yah! Matanya itu loh minta banget buat di tusuk! Kalo macho sekarang sih gak juga. Cuma dia keren Ayah! Ada otot bisep sama trisep!"

"Keren juga ya."

"Hemm, Anin seneng Haydar ada lagi."

"Ayah juga jadi kamu gak kesepian lagi." Ayah mengacak rambutku. Kebiasaan yang sama seperti Aksa.

"Oh ya, Ayah, gimana kalo nanti weekend kita liburan?" usulku pada Ayah. Ya sudah lama juga tidak ada acara liburan keluarga. Terakhir kali saat aku duduk di bangku SMP. Kami pergi ke luar kota tepatnya Yogyakarta untuk merayakan kelulusanku.

"Kalo Ayah gak sibuk ayo. Tapi Ayah akan usahakan." Ayahku tersenyum manis.

"Kalo gitu Ayah ngopi dulu ya? Kamu kalo ada PR kerjain. Jangan malas-malasan."

Bingo!!!

Aku nyengir saja ketika dinasehati seperti itu. Ayah tau sifat pemalasku dalam hal tertentu. Misal hitungan dan hapalan. Maka dari itu Ayah selalu membantuku menghapal dan menghitung.

Ayah keluar dari kamarku. Langsung saja aku duduk di meja belajar dan membuka buku PR. Melirik jadwal yang berada di samping, besok adalah pelajaran olahraga. Di hari esok tak ada PR yang harus dikerjakan. Hanya saja lusa, matematika kembali datang. Maka dari itu aku meminta Aksa untuk membantuku. Supaya esok hari tak kerepotan.

1 jam aku menunggu belum juga ada kabar darinya.

Mungkinkah di jalan sedang macet?

Baiklah, aku mengerjakannya sendiri dulu. Sebisa mungkin melihat tutorial di YouTube ataupun TikTok.

Dari 10 soal aku hanya dapat mengerjakan 1. Itu pun dengan waktu yang cukup lama. Entah mengapa penjelasan dari guru terkadang membuatku tak paham dibandingkan di jelaskan kembali oleh temanku. Aku dapat menyerap secara perlahan dan akhirnya aku mengerti dengan cara yang diberikan temanku, termasuk Aksa pacarku.

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang