Part. 15 : Funny Things

2 0 0
                                        

Sudah seminggu aku tak masuk sekolah dan sudah tiadak mengaktifkan ponselku selama itu. Aku benar-benar tenang.Orant tuaku tak tau aku sedang bertengkar dengan Aksa dan juga sahabatku, mereka hanya tau aku sedang sakit maka dari itu aku tak diizinkan sekolah selama beberapa hari ini.

Kakakku sering memberitahuku bahwa Sam kerap kali datang saat pulang sekolah dan menyimpan buku tugasnya di lemari tempat belajarku di ruangan lain.

Aku sedang tak ingin bertemu siapapun itu termasuk Sam saat ini. Tapi apalah dayaku ketika ibu memasuki kamarku bersama laki-laki sipit itu dengan parsel buah ditangannya.

"Temen kamu bawa ini buat kamu jangan di tolak ya!" pesan ibu padaku lalu dia pergi berlalu di kamarku.

Apa ibu tak takut anak gadisnya ditinggalkan berduaan dengan seorang lelaki meskipun pintu kamarku terbuka? Apa ibu tak takut?

"How are you?" tanyanya dengan nada yang sangat lembut.

Dasar buaya! Dia pasti merayu para gadis dengan nada seperti ini.

"As you can see, I'm fine," balasku dengan malas.

"Gue mau minta maaf sama lu tentang hari itu. Gue gak seharusnya bilan kek gitu apalagi tentang pacar lu yang belum tentu benar," katanya.

"Gue juga bilang apa jangan sok tau dan ikut campur terus, Sam." sinisku pada Sam.

"Iya gue akui gue salah. Gue minta maaf, lu mau maafin, kan?"

"Ya dengan satu syarat."

"Apa itu?"

"Beliin gue eskrim!" titahku dengan nada galak dan garang. Lelaki itu langsung berlari entah pergi kemana hingga aku dapat bernapas lega sebentar. Aku merasa tak nyaman ketika ada orang lain masuk ke kamarku selain keluargaku.

Aku merebahkan badanku kembali. Menikmati empuknya bantal yang baru saja ibukubelikan untukku serta menyelimuti diri agar tetap hangat. Udara sore ini cukup dingin. Aku melirik susu yang berada di nakas yang sedari pagi belum aku sentuh.

Rasa kantuk perlahan mulai datang sehingga yang aku ingat terakhir kali adalah suara jam 'tik ,tok, tik, tok'.

****

Aku mengusap kepalai dan memijatnya karena pening. Aku dibangunkan paksa oleh Kakakku yang menarik lenganku saat aku sedang nyenay-nyenyaknya tidur. Belum lagi pusing karena satu hal gila yang dilakukan Sam.

Aku menyuruhnya membelikan eskrim kan saat sebelum aku tidur?

Tapi dia kembali dengan gerobak eskrim yang tentu saja mengundang perhatian anak kecil yang berada disekitar sana.

"Sam astaga kenapa banyak banget!" protesku dengan galak.

"Lu gak bilang mau berapanya ya udah gue borong aja sekaian sama gerobaknya!" bela Sam sambil melayani anak-anak yang meminta eskrim pdanya.

Ayah, ibu, dan kakakku juga malah ikut berburu eskrim itu.

Aku menepuk jidat karenanya.

"Ini sore dingin harusnya minum kopi bukan ngemil eksrim!" cibirku pada keluargaku.

"Lah kan kamu yang minta dibeliin eskrim ke Sam, kan?" tanya ibu sambil memakan eskrim cupnya.

"Asal celetuk aja," kataku asal-asalan.

"Udah gak apa-apa jadinya ayah gak perlu kasih uang buat jatah eskrim kamu hahaha," ayah tertawa keras karenanya.

Disini keluargaku memihak Sam.

Menyebalkan.

Aku pun turut menikmati eskrim tersebut. Lumayan, gratis dan banyak.

Hehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TraitorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang